Chapter 8

5.7K 182 2
                                    

[Vote dulu baru baca, Happy reading]


###
Shyrena P.O.V

Rasa sakit di dalam hatiku mulai merambat ke seluruh tubuh ku, aku tidak bisa menjelaskan apa-apa lagi. Andrew terlanjur marah dan kecewa, seandainya aku mengatakan hal ini sejak pertama kali kami bertemu pasti ia tidak akan kecewa..

Ya tuhan tolong lah aku, berikan aku kekuatan untuk melawan amarahnya saat ini. Satu hal yang membuatku lega, Michael sudah tertangkap meskipun kondisinya naas mati. Aku senang sejujurnya,

Aku melihat phil tertembak, begitu pula emily. Aku merasa tidak tega saat melihat mereka terkapar tak berdaya, tapi aku harus berbuat apa ? Itulah akibatnya.

Rose. Sayang sekali ia sudah kabur tadi, ia selamat dari maut dan aku tidak suka !! Aku lebih suka rose yang tertembak dari pada emily. Aku menghembuskan nafas panjang, kemudian andrew menepikan mobilnya.

Ia keluar dari mobil tanpa berkata apapun kepadaku, aku menyusulnya dengan cepat. Kami berhenti di sebuah rumah besar dan bernuasa kuno yang khas, warna dindingnya putih kecoklatan.

Beberapa tanaman liar tumbuh di halaman depannya, kemudian ada beberapa bunga yang indah. Aku tidak akan banyak tanya, aku mengikuti nya masuk kedalam. Suasana sepi dan hening, ia berhenti di ruang tengah.

"Tetaplah disini" ucapnya tanpa menatapku, aku tidak suka suasana seperti ini.

"Kau akan pergi ?!" tanyaku khawatir. Ia hanya diam saja dan beranjak keluar pintu.

"Nanti akan ada anak buahku yang mengirim makanan" ucapnya lagi.
"Andrew tunggu..." sahutku cepat, aku meraih tangannya tapi ia menepis tanganku.

Ia menatap ku kali ini, tapi tidak ada lagi cinta di mata nya dan aku terkejut menyadari itu. Ia benar-benar kecewa ? Aku merasakan hatiku menciut dan tidak membantah lagi. Ia berjalan keluar dan melesat cepat dengan mercedesnya. Hilang di antara jalanan kota, dan mobil - mobil yang lainnya.

Aku masih berdiri di ambang pintu dan tidak bergerak sama sekali, aku tidak salah dalam hal ini !! Aku tidak melakukan apapun, aku lupa ingatan dan seharusnya ia mengerti keadaanku ?

Tapi ternyata tidak. Kalau seperti ini ahkirnya, aku tidak ingin menatapnya lagi. Aku percaya padanya, tapi ia tidak percaya kepadaku. Begitukah ? Semuanya, apa semuanya berahkir sia-sia ?

Air mataku mengalir hangat di sudut mata ku, aku segera mengapusnya. Aku tidak perlu merasa bersalah, karena aku tidak salah. Sinar matahari membuyarkan lamunanku, aku menutup pintu itu dan duduk di sofa tanpa melakukan apapun.

#####

Jam dinding menunjukkan pukul 11 malam, aku tidak mendengar bunyi kedatangan mobil di luar rumah. Tadi siang Mr. Stuff hanya mengantarkan beberapa pakaian dan juga makanan, aku menyimpan sisa makanan di kulkas.

Aku menunggunya mondar mandir sendirian di ruang tengah dengan lampu yang berwarna kemerahan. Rumah ini besar dan aku sendirian, rasanya hampir sama di film horor.

Sunyi, sepi dan mencengkam. Apakah andrew tidak akan pulang malam ini ? Apa ia tega meninggalkan ku di rumah sebesar ini ? Baiklah. Aku rasa jawabannya iya. IYA..

Aku berjalan keluar, menuju bagian belakang rumah ini. Ternyata ada kolam renang yang berukuran besar, dan juga kursi lipat dari ukiran kayu. Terkesan simple, seperti biasanya.

Aku duduk di kursi lipat itu, memandangi ke segala penjuru. Pantulan sinar bulan terpampang jelas di air kolam yang bersih itu, aku tahu udara malam yang dingin mulai menyengat kulitku. Tapi rasanya aku tidak merasakan apapun, hanya satu yang tersisa di hati dan pikiranku sebuah Kepedihan..

Pikiran ku berkecambuk, rasanya semakin aku berpikir rasa sakitnya semakin bertambah. Tiba-tiba aku merasa ingin pulang !! Aku ingin kembali ke LA, ke dalam kamarku yang kecil menangis sekeras - kerasnya sendirian.

Bagaimana tidak, aku tidak memiliki siapa-siapa lagi di dunia ini ? Ayah ku sudah tiada, ibuku ? Kemana ia dan dimana ia tinggal aku sudah tidak tahu. Ialah wanita yang paling dekat dengan ku tapi saat aku merasa kesepian semuanya meninggalkan ku.

Bahkan sekarang aku sudah mulai menangis tersedu-sedu. Kenapa rasanya harus sesakit ini, masalahku tidak pernah berhenti. Selalu ada.

Seandainya aku tidak terlahir di dunia ini, apakah aku akan merasakan rasa sakit seperti ini ? Penderitaan, sendirian, makian !! Kehidupan macam apa ini, mereka tidak memberiku cinta sama sekali. Mereka menghancurkan diriku..

Aku menundukkan kepalaku, meraih kedua lutut ku dan menahan tangisan ku. Aku ingin berhenti, aku ingin berhenti. Shyrena tidak selemah ini, kumohon buatlah aku kembali tegar !!

Aku tidak tahu kapan aku berhenti menangis, tapi aku bisa merasakan malam itu aku terlelap sendirian di depan kolam. Memeluk semua lukaku.

#####

Bunyi kicauan burung membuatku terbangun, cahaya matahari menyilaukan pandangan ku. Aku juga tersadar tubuhku di tutupi selimut tebal berwarna putih, yang aku ingat semalam aku tidak membawa selimut.

Aku beranjak duduk, ada sebuah dasi berwarna hitam tertinggal di sebelahku ? Aku masih bingung, kemudian aku mengerti. Andrew..

Aku berlari masuk ke dalam rumah, tidak ada siapapun. Suasana nya sangat hening hampir sama seperti kemarin, ia pasti sudah pergi ke kantornya.

Aku melipat selimut tebal itu dan kembali menaruh nya di kamar, dan dasi yang tertinggal di sampingku. Aku mengamatinya perlahan,
"Aku tahu, pasti tadi malam kau sengaja pulang malam. Kau tidak ingin berdebat denganku, kau tidak ingin berbicara denganku. Tapi kau pasti ingin melihatku !! Kau pasti khawatir" ucapku dalam hati. Aku meremas dasi itu, seandainya aku menyadari kedatangan nya tadi malam.

Aku mengawali pagi ini dengan sarapan sereal dan susu coklat. Mr. Stuff berjaga di luar rumah, ia adalah anak buah andrew. Ia menjaga ku sepanjang hari saat aku berada di apartement, jadi meskipun sekarang aku pindah ke rumah ini. Ia juga pasti mengikutiku, melakukan tugas nya seperti yang andrew perintahkan.

Setelah itu aku mandi dan berganti pakaian. Aku mengenakan kaos panjang berwarna merah dan juga celana jeans, mr. Stuff menemuiku saat ia tahu aku berdiri di ambang pintu.

"Mrs. Dwylan akan pergi ?" tanyanya sopan.

"Ya" balasku ramah, ia menatapku dengan sangat teliti. Aku tahu, kemana pun aku pergi ia pasti akan memberitahu andrew.

"Kemana ?" tanya nya curiga.
"Kumohon antarkan aku ke kantor polisi" ucapku jelas.
"Baiklah" ia membukakan pintu mobil dan aku masuk ke dalam nya. Kami melesat menuju ke kantor polisi, ada seseorang yang ingin aku temui disana.

*Playlist : Ed sheeran-Photograph.


Secret From The Bitch : Part 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang