Bastian, Alwan, Iqbaal

Mulai dari awal
                                    

Ya, sebenernya gue udah tau, apa yang menyebabkan kemarin Bastian dateng kerumah sampe gue ngamuk, dan siapa yang pura-pura bantuin gue sebelum pertunangan gue dan (namakamu), dan siapa yang buat (namakamu) tertekan, Steffi.

Tapi, Alhamdulillah. Satu masalah udah selesai. Sisa satu masalah lagi yang kayaknya gak bisa gue selesain sendiri, dan bisanya diselesain saat (namakamu) ada.  Zidny.

Ahsudahlah, jangan bicara tentang dia..

Dan.. untuk (namakamu), gue harus lebih giat lagi cari (namakamu)! Kalo bisa, gue kayak lagunya Armada, pergi pagi pulang pagi, tapi itu gak masalah, kalo buat cari (namakamu)

Ngomong-ngomong (namakamu). Sekarang udah hampir 5 bulan (namakamu) pergi gitu aja ninggalin gue, itu artinya sekarang usia kandungannya udah jalan 8 bulan, itu artinya—

YESH. OKE. BULAN DEPAN GUE AKAN KELILING KERUMAH BERSALIN DI SELURUH JAKARTA.

Yea, gue yakin (namakamu) masi ada dijakarta, mungkin bukan di jakarta selatan lagi, tapi yang penting gue yakin, (namakamu) masih dijakarta

Soalnya gak mungkin dia pergi ke bandung–tempat tinggal omah opahnya yang galaknya, naudzubillah–, mana tahan (namakamu) tinggal disana, yang ada langsung berojol ditempat, iya.

AH. INGET IQBAAL. BULAN DEPAN. TAPI, SAAT INI, LO JUGA GAK BOLEH DIEM AJA, LO HARUS CARI (NAMAKAMU), LO HARUS CARI TULANG RUSUK LO!

•••

Author POV

Seperti biasa, pada malam hari di dalam apart, Alwan dan (namakamu) sedang selonjoran diatas karpet sambil nonton tv dan ngobrol

"Wan, besok jadi?" (Namakamu) menengok ke arah Alwan yang lagi fokus pada TV yang menayangkan informasi berita

"Jadi dong. Apalagi ini kan bulan-bulan menuju proses bersalin, yang gue denger-denger sih, si ibu harus banyak jalan," Jelas Alwan

"Nanti kalo gue kecapean, gimana? Lo tau? Makin kesini, nafas gue makin sesek, masa?" Curhat (namakamu) tentang apa yang dia rasakan akhir-akhir ini, mungkin ini wajar sih, namanya juga hamil tua, pasti akan rasain apa yang (namakamu) rasain kek sekarang gini nih

Alwan menatap (namakamu) cemas. "Serius (nam) lo sesek? Tapi, itu gapapa kan? Apa perlu kita kerumah sakit buat nge—"

"Alwan gue gapapa!" Potong (namakamu) gemas pada Alwan yang panikkan

"Tapi–"

"Please, kata Bunda ini gapapa kok, masi wajar lha." Kata (namakamu) sambil mengangkat bahunya

"Wait. Bunda? Kata lo—?"

(Namakamu) keliat gelagapan. Soalnya dia cerita sama Alwan kalo dia pergi disini tanpa kasi tau keluarganya, awalnya Alwan bantah itu, biar gimanapun juga, keluarganya atau salah satu keluarganya harus tau dimana (namakamu), biar mereka gak khawatir. Tapi, yha emang dasar (namakamu) batu, keras kepala, susah dibilangin, dia tetep maksa, akhirnya, Alwan pasrah aja daah

"Ah, maksud gue. Gue abis aja searching terus nemu blog namanya bunda cantik, heheh gitu." (Namakamu) nyengir sehabis memotong perkataan Alwan

Alwan menyipitkan matanya, seakan tidak percaya

"Ahsudahlah, lupakan itu. Ngomong-ngomong soal besok, gue gak jadi ikut aja deh ya." Kata (namakamu) mencoba mengalihkan pembicaraan

"Lho kenapa?"

"Takutnya gue kecapean, bisa-bisa gue ngelahirin dijalanan." Ucap (namakamu) membayangkan yang baru dia omongin, lalu dia bergidik dan ngelus perutnya

Cute Boy [idr] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang