Chapter 3

7.6K 583 13
                                    

Hari itu, Baekhyun akhirnya menetap di apartemen Chanyeol, dengan paksaan Chanyeol tentunya. Selain itu, Baekhyun juga tidak membawa uang sepeserpun untuk menaiki kendaraan umum. Ya, mau tidak mau akhirnya Baekhyun bermalam di rumah Chanyeol.

"Yeol, bajumu terlalu besar untukku. Kenapa harus kemeja? Kau tidak punya kaos biasa atau piyama?" Yeol, itulah panggilan baru dari Baekhyun untuk Chanyeol. Selain untuk mempersingkat, Baekhyun juga ingin melenyapkan suasana canggung diantara mereka dengan menggunakan nama panggilan khusus.

Baekhyun berjalan dari sebuah ruangan di dalam kamar Chanyeol, yang tentunya adalah 'walk-in closet' atau lemari sekaligus tempat mengganti pakaian. Chanyeol memandangi Baekhyun dari ujung kepala hingga ujung kaki tanpa sadar. Baekhyun yang hanya mengenakan celana pendek dan kemeja milik Chanyeol yang terlalu besar untuknya, menampilkan kaki putih dan mulus milik Baekhyun. Chanyeol menelan liurnya dan pandangannya fokus pada kaki Baekhyun.

"Hey! Jaga matamu!" Baekhyun berusaha menutupi kakinya dengan kedua tangan. Wajahnya nampak kesal, namun menyiratkan gurat merah di kedua pipinya. Chanyeol yang tersadar pun tertawa kecil melihat Baekhyun.

"You look perfect, Baek. Jika kau menetap terus disini dan selalu memakai pakaianku yang over-sized untuk tubuhmu, mungkin saja aku akan jatuh cinta sungguhan padamu," Chanyeol terkekeh melihat reaksi Baekhyun yang tertegun dengan perkataan Chanyeol.

"Lupakan. Dimana kamar yang akan aku tempati malam ini?"

"Kamar? Disini hanya ada satu kamar, Baek. Kau akan tidur denganku," 

"Apa? T..Tapi tadi aku melihat ada dua ruangan lain disini. Tidak mungkin artis ternama sepertimu hanya memiliki satu kamar di apartemenmu," Baekhyun mulai merasakan kepanikan dalam hatinya. Tuhan, kenapa cobaan begitu berat?

"Ruangan di dekat ruang tengah adalah kamar managerku, dan ruangan di sebelah kamar ini adalah ruangan khusus untukku yang terkunci setiap saat, kecuali aku membukanya. Dan hanya aku yang boleh memasuki ruangan itu," Jadi, Baekhyun benar-benar akan tidur dengan Chanyeol? Oh tidak.

"Aku akan tidur di sofa," Baekhyun hendak berjalan keluar kamar Chanyeol, namun dia merasakan sebuah tangan yang lebih besar dari miliknya mencengkeram tangannya. 

"Tidurlah denganku. Kali ini saja," Chanyeol menatap Baekhyun dengan memohon. Baekhyun membuang muka dan menghela nafas. Tidak ada pilihan lain. Sejujurnya Baekhyun sangat membenci tidur di sofa karena keesokan harinya sekujur tubuhnya pasti akan merasakan sakit yang amat sangat. Sekali lagi, Baekhyun tidak mempunyai pilihan lain.

"Baiklah. Lepaskan tanganmu, aku ingin menonton TV," Chanyeol pun menghela nafas lega dan melepaskan cengkraman tangannya. 

"Kalau kau sudah mulai merasa mengantuk, cepatlah kemari. Tidak ada yang mau menggendong orang seberat kau jika kau tertidur di sofa," Mendengar perkataan Chanyeol, Baekhyun hanya mendengus kesal dan berlalu meninggalkannya. Chanyeol hanya terkekeh kecil. 'Menggemaskan' pikir Chanyeol.

Baekhyun berjalan dengan kesal sambil menggerutu menuju ruang tengah. Namun langkahnya terhenti ketika melihat seorang lelaki, duduk di sofa sambil menonton TV. Baekhyun menebak bahwa lelaki itu adalah manager Chanyeol. Dengan ragu, Baekhyun berjalan mendekati lelaki tersebut.

"H-halo. Apa a-aku mengganggu?" Baekhyun mengutuk dirinya karena terlihat bodoh dengan cara bicara yang terputus-putus seperti itu. Lelaki itu, sedikit terkejut, menoleh kearah Baekhyun dan tersenyum. Lalu menepuk tempat kosong di sebelahnya, memberi isyarat kepada Baekhyun untuk duduk di sebelahnya.

"Tidak sama sekali. Kenapa kau tidak berada di kamar Chanyeol? Masih canggung?" Junmyeon bertanya sambil menyodorkan sebungkus snack kearah Baekhyun. Baekhyun menolaknya dengan sopan.

Anti-fan (CHANBAEK)Where stories live. Discover now