BAB 7

6.7K 371 4
                                    

thank you for reading, vote and comment.

Terik mentari siang ini sangat kurang bersahabat. Pasalnya sekarang adalah jam pelajaran olahraga untuk kelas 12IPA3. Panas mentari begitu menusuk kulit. Membuat murid 12IPA3 tak henti-hentinya mengeluh.

Reza sang ketua kelas sampai kewalahan untuk mengatur teman-temannya berbaris. Sebenarnya murid perempuan lah yang susah diatur, mereka berebut tempat agar tidak terkena paparan panasnya mentari. Sampai akhirnya Pak Budi sendiri lah yang harus mengambil alih komando. Mereka melakukan pemanasan sebentar untuk merenggangkan otot. Setelah itu, Pak Budi mempraktekan mendrible bola lalu memasukannya ke dalam ring dengan sempurna. Kali ini adalah pengambilan nilai untuk materi basket. Setiap murid diberi tiga kesempatan untuk memasukan bola ke dalam ring.

Arlin baru saja menyelesaikan gilirannya. Gadis itu hanya berhasil memasukan dua bola saja. Yang berarti nilainya hanya pas KKM. Tapi itu cukup bagi Arlin yang memang tidak terlalu menyukai olahraga. Walau nilainya pas-passan yang penting tidak di bawah KKM Arlin sudah bersyukur.

"Lin, duduk situ yuk!" Ajak Eca -teman sekelasnya yang baru menyelesaikan gilirannya juga. Gadis itu menunjuk kursi panjang di sisi lapangan.

Arlin bergidik ngeri. "ngga ah, ntr kena bola loh."

"ih lebay banget!" kata Eca sambil memutar bola matanya malas.

"lah bener Ca. Nih ya, kebanyakan cerita novel yang gue baca gitu. Si ceweknya lagi diem di pinggir lapangan, terus tiba-tiba kepalanya di lempar bola, abis itu pinsan, terus ada cowok ganteng yang nolongin." jelas Arlin.

"korban novel banget sih Lin." dengus Eca.

"biarin." kata Arlin mengedikan bahunya acuh.

"yaudah ah gue sama Bila aja kalo gitu liat yang cowok main basket." ucap Eca lalu berjalan ke arah Bila tanpa menunggu jawaban Arlin.

Arlin akhirnya memilih untuk duduk di kursi panjang di bawah pohon rindang yang tidak jauh dari lapangan basket. Cuaca hari ini memang cukup terik. kulit Arlin sampai memerah, sangat kontras dengan kulitnya yang putih. Arlin memperhatikan beberapa murid lelaki yang kini sedang bermain basket. Setelah mendapat giliran mengambil nilai, murid lelaki lebih memilih bermain basket di setengah lapangan, sebab setengahnya lagi dipakai untuk mengambil nilai praktek basket. Mata Arlin terus memperhatikan gerak gerik lelaki yang kini selalu jadi topik pembahasan di sekolah. Banyak yang berubah di SMA Al Azhar beberapa minggu ini. Itu semua Karna Arkan, lelaki yang kini sedang Arlin perhatikan dari kejauhan. Entah bagaimana ceritanya, Arkan sekarang berteman dengan Bayu anak kelas 12IPS2 dan kedua sahabatnya Bayu. Dimas dan Cakra. Si biang kerok SMA AL Azhar. Setiap harinya ada saja ulah Arkan dan teman-temannya itu. entah itu tidak memakai atribut lengkap, kemeja seragam dikeluarkan, bolos jam pelajaran, merokok di belakang sekolah, berantem, malak adik kelas, dan banyak lagi peraturan sekolah yang mereka langgar. Guru kesiswaan sampai bosan menangani Arkan dan teman-temannya yang setiap hari membuat ulah. Entah harus dengan cara apa agar mereka jera. Akhir-akhir ini juga Arkan sudah tidak terlalu sering mengganggu Arlin. hanya kadang-kadang dan itu membuat Arlin bersyukur. Walau sebenarnya gadis itu juga merasa ada yang kurang.

"ngelamun apa?"

Arlin tersentak. kaget saat menoleh Arkan sudah berdiri di sampingnya sekarang.

Arkan terkekeh melihat gadis disampingnya yang terlihat sangat kaget dengan kehadirannya. Lelaki itu akhirnya ikut duduk dikursi yang kosong disebelah gadis tersebut.

"ngelamunin apa ai?" tanya Arkan lagi dengan suara lembut.

"ga ngelamunin apa-apa." jawab Arlin sambil menggeleng pelan.

"tau ga, kemaren kan ada anak kelas 11 yang nembak gue ai." tutur Arkan.

Arlin tau itu. Berita yang saat ini sedang ramai dibincangkan satu sekolah. Selain sekarang Arkan menjadi anak yang tambah nakal karna berteman dengan Bayu dan teman-temannya Bayu. Kini Arkan menjadi lelaki idamannya siswi Al Azhar. Setiap hari ada saja siswi yang datang ke kelas 12IPA3 untuk bertemu Arkan. Entah itu memberikan kado, makanan, atau hanya untuk sekedar menyapa. Dan puncaknya adalah kemarin. Ada Adik kelas yang menyatakan perasaannya kepada Arkan di parkiran sepulang sekolah. Namanya Zania anak kelas 11IPA1. Berita itu langsung ramai dibincangkan anak Al Azhar. Terlebih para gadis penggemar Arkan yang tak henti-hentinya mengejek Zania yang bisa dibilang kelewat berani itu. Di tambah Arkan yang menolak mentah-mentah adik kelasnya membuat berita itu tambah ramai saja dibincangkan sampai hari ini.

"terus?" tanya Arlin sambil menaikan sebelah alisnya.

"gue gasuka sama dia ko. gue tolak." ucap Arkan sungguh-sungguh.

"terus kenapa ngomong ke gue?" tanya Arlin lagi.

"ya gue cuma bilang aja. takut lo cemburu." kata Arkan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"gue ga cemburu!" jawab Arlin ketus.

"kita sekarang jadi jarang ngobrol ya ai." kata Arkan mengalihkan pembicaraan.

"ya elo sekarang kerjaannya bikin ulah terus tiap hari sama si Bayu! ga kapok apa dihukum terus?" balas Arlin jengkel.

"wah, lo kangen ya ai?" tanya Arkan sambil menaikan sebelah alisnya.

"ngga!" jawab Arlin cepat.

"oh berarti gue yang kangen kalo gitu." ucap Arkan lalu menatap iris Arlin lekat.



ig/kurniaauliak

BAD BOYWhere stories live. Discover now