1 ~Start

146 13 2
                                    

Kenalin, nama aku Shofia. Lengkapnya Shofia Mahasti Aramanda. Cewek banget ya namanya. Tapi aslinya nggak gitu.

Aku anak ke-3 dari tiga bersaudara. Bisa dibilang aku anak bungsu. Dan disini, hanya aku anak perempuan yang dimiliki oleh kedua orang tuaku. Alhasil, aku jadi sedikit tomboy. Sedikit.

Papa sama Mama aku pada kerja di luar kota. Walaupun kadang juga punya urusan di luar Indo. Mereka orang-orang sibuk. Jadi jangan harap kalau mereka bakalan bisa tinggal di rumah dalam waktu seminggu. Boro-boro seminggu, sehari di rumah aja mereka udah dicariin para client.

***

"Woy Shop! Lo udah belajar belom? Ntar ada ulangannya Pak Kumis loh!" Teriak Maya. Temen sebangkuku yang cerewetnya lebih parah dari mulutku. Kita berdua sering kena teguran dari guru gara-gara waktu pelajaran, kami sering kepergok ngrumpi sana-sini.

"Apa sih lo, May! Nama gue bukan sop jagung kalek!" Sahutku sambil balik berteriak, "Lagian lo baru dateng aja udah bahas ulangan. Capek gue! Capeek!" Akupun membenamkan wajahku di antara lipatan tanganku.

"Alaah daripada lo! Pagi-pagi udah mau molor aja! Huu.. Dasar kebo!" Ejek Maya. Aku yang mendengar ejekan Mayapun langsung menggebrak meja sedikit pelan. Memberi isyarat kepada Maya agar dia bisa diam.

"Eh, iya iya! Sorry nyonya." Ujar Maya setelah mendengar gebrakan meja yang telah tanganku buat.

***

Author's POV
Pagi ini, suasana kelas Shofi masih sama seperti hari-hari sebelumnya. Ramai dengan suara-suara khas anak SMA.

Maya yang merasa bosan ditinggal Shofi tidurpun langsung melesat pergi menuju gerombolan cewek-cewek yang sedang asik ngerumpi.

Seperti biasa, diantara gerombolan pengrumpi itu pasti ada yang sudah menyiapkan kabar terbaru mengenai artis-artis idola mereka. Bahkan bukan hanya artis yang mereka jadikan bahan rumpian, tetapi tukang sayur yang ada di komplek perumahan merekapun kadang juga ikut jadi korban.

Saat tengah asyik merumpi, bel masuk pun berbunyi. Wajah malas para anak SMA pun terpampang jelas. Mereka malas harus belajar. Mereka merasa sudah berada pada titik jenuh yang ada pada diri mereka masing-masing.

Shofia yang mendengar bunyi bel pun langsung bangun dari tidur nyenyaknya dengan ogah-ogahan. Dia merasa bahwa mimpi indahnya sudah terusik oleh suara bel masuk barusan.

"Hoaamm! Cepet banget sih kok udah bel. Perasaan juga baru tidur bentar." Gerutu Shofi.

Pelajaranpun dimulai ketika guru Bahasa Indonesia Shofi sudah masuk kelas. Suasana cukup hening sampai ketika terdengar suara suatu benda yang pecah.

"Argh!"

"Tontonan gratis!"

"Pasti orang itu lagi!"

"Pembuat onar!"

"Cogan gue!"

"Gila!"

"Apa woy?"


_____________________________________________________________________________

Cerita awal gue. Bingung pengen buat kek gimana. Ini juga cuman buat nyalurin emosi gue yang ah gak bisa diketikkin disini.

xoxo, Mean

AccismusWhere stories live. Discover now