that ninth scent

2.5K 272 5
                                    


 

NGIUNG NGIUNG NGIUNG

2 Mobil putih berlaju kencang seiring dengan beberapa mobil dibelakangnya. Kedua mobil Ambulance tersebut berhenti tepat pada pintu masuk UGD RS. Harapan. Diikuti beberapa mobil yang tadi mengikuti ambulance tadi. Kedua pintu mobil ambulance terbuka. Mobil ambulance pertama mengeluarkan seorang pasien yang terbaring lemah dengan perban putih dikepala yang sudah berganti warna jadi merah. Sedangkan mobil ambulance kedua mengeluarakan seseorang yang berbaring lemah namun dengan perban dibagian perut bawah dan seorang gadis yang setengah pincang sambil menangis mengikut brankar pasien dari mobil kedua tersebut.

"Nona, anda harus pakai kursi roda agar kaki anda tidak terlalu parah."

Perkataan suster itu tidak dihiraukan gadis itu. Gadis itu hanya mengikuti lelaki yang tertidur dengan bantuan alat oksigen itu. Namun, saat brankar tersebut sudah memasuki ruangan operasi, gadis itu ditahan oleh suster.

"Aku ingin melihatnya...Aku ingin melihat Jungkook...." Mata gadis itu sudah sangat bengkak dan dia tidak mampu melawan lagi.

"Cherisha...kamu juga lagi terluka, nak. Diobatin dulu yuk. Nanti baru kita jenguk Jungkook setelah dia selesai operasi, oke?" Tante Renata membujuk lembut sambil mengelus rambut putrinya. Dia sangat bersyukur karena Cherisha selamat walaupun dengan luka-luka dan tidak terjadi seperti apa yang dipikirkannya. Dia sangat berterima kasih atas teman-temannya Cherisha yang bertindak cepat. Terutama lelaki yang sedang berjuang didalam ruang operasi tersebut.

Cherisha hanya menuruti perintah suster tersebut saat mengiringnya ke tempat dia akan diobati.

.

.

.

Om Kim dan Tante Kim tak mampu berkata-kata lagi. Mereka sangat merasa gagal sebagai orangtua. Tante Kim hanya menangis tersedu-sedu. Mereka meratapi nasib anaknya yang berada di ruang operasi.

"Aku sangat bersalah pada keluarga Keenan... Tak seharusnya kita mengorbankan kebahagiaan anaknya, Cherisha. Aku sangat merasa bersalah.." Tante Kim memegang kepalanya yang terasa pusing.

Om Kim mengusap-ngusap punggung istrinya sambil menghela napas kasar. Dia tidak menyadarijika akhirnya akan seperti ini.

.

.

Cherisha melihat jari-jarinya serta kaki dan pergelangan tangan yang sudah diperban. Dia sedang duduk diranjang pasien ditemani Tante Renata yang sedang mengupas buah untuk anaknya.

"Ma....ayah mana?"

"Ayah lagi ke bagian administrasi, nak."

"....Ma..Jungkook sudah selesai operasi..?"

Tante Renata menatap anaknya sejenak.

"Belum nak..kita berdoa saja yang terbaik untuknya..tadi keluarganya juga sudah dihubungi. Jadi jangan khawatir, sayang." Tante Renata tersenyum.

Cherisha melihat tangannya yang dengan mata berkaca-kaca.

-Flashback-

PRANGG!!

Cherisha memukul kepala Ravi ,yang ditengah ingin menusuk Jungkook, dengan lampu tidur yang dipegangnya lalu mendorong Ravi ke jendela kamar. Ravi jatuh telentang dan kepalanya menabrak kaca sehingga kaca tersebut retak dan terhias dengan darah Ravi. Cherisha terkejut sambil menutup mulutnya dengan tangan.

"AKH"

"JUNGKOOK!!" Jimin dan J-hope berseru melihat Jungkook yang tiba-tiba tumbang membuat Cherisha melihat Jungkook yang jatuh lemas bersandar pada pinggiran ranjang. Cherisha melihat perut yang sedang menutup sebelah kiri perutnya yang tertancap pisau. Ternyata tempat luka pertama yang tergores dengan luka yang kedua adalah sama. Jungkook menyunggingkan senyumnya kecil.

That SCENT (Jungkook BTS FANFIC)Where stories live. Discover now