that third scent

3.9K 348 12
                                    

"sssssssssss"

Hujan deras mengguyuri kota Jakarta saat itu. Cahaya bulan menerangi seseorang yang sedang duduk dipinggiran jendela kamarnya. Merenung. Mengenang masa lalu suramnya.

Ravi berjalan ke lemari besar yang berada disudut kamarnya.

Kamar yang bisa dikata sangat luas. Satu king size bed-nya saja tidak cukup untuk membuat sempit ruangan itu. Namun, kamar itu terlihat seram dan 'dingin'.

Ravi membuka lemari tersebut. Wangi kekayuan serta bunga mawar menyerang indera penciumannya. Membuat dia terlena sesaat.

Ravi memandang wanita cantik yang sedang tidur terlelap sambil berdiri didalam lemarinya. Memegang bunga mawar merah darah semerah bibir mungilnya. Kulitnya putih dan rambut hitam legam sepinggangnya membuat kesan dia seperti 'manusia'.

Ya. Dia hanyalah sebuah patung lilin.

Ravi memesan langsung pada orang ahli agar membuat patung lilin yang sangat mirip dengan 'kekasihnya'.

Ravi tersenyum menawan. Dia menarik 'wanita' tersebut kepelukannya dan membawa ke ranjangnya.Ravi mengecup pelipis dan memeluknya seakan tidak ingin 'wanita' itu pergi.

"Risha.........aku sangat mencintaimu."

.

.

.

"hahhh gak kerasa ya kita ngerjain video aja sampe malem. mana ujan lagi." Azura mengeluh sambil berbaring dikarpet ruang tamu rumah Cherisha. Cherisha tersenyum kecil melihat temannya yang sejak sore mengeluh.

"Sok ngerjain lo. harusnya gue yang ngeluh. mentang-mentang gue cowok, gue semua yang ngerjain editing. untung ada Cherisha yang berguna." Suga mengumpat kesal sambil memfokuskan mata ke laptop didepannya. Mereka duduk bertiga dikarpet ruang tamu.

"Lo tuh sebagai cowok harus belajar nunjukin kekarismaan elo. Makanya gue berbaik hati memberi lo kesempatan untuk ngelatih karisma lo. ngerti?" Azura menaikkan alisnya sebelah. Muka yang membuat lawan bicaranya naik darah.

"Ngedit sama karisma gue gak ada hubungannya pe'a!". Azura tertawa guling-guling.

"Yaudah gue buatin makanan supaya lo semangat. Udah jam makan malam juga. oke bang?". Azura cengar cengir.

"Terserah."

"Yahh begitu, yaudah gue masukin tai cicak ke makanan lo deh." Azura manyun sambil berlari ke dapur.

"AWAS LO MACAM-MACAM SAMA GUE, ZURA!!!" Azura hanya memeletkan lidah.

Suga berlari ke arah Azura dan mencekik wanita itu dengan lengannya. Azura tertawa menang.

Cherisha tertawa melihat tingkah temannya yang sangat childish. Saat Suga dan Azura menghilang dibalik dinding dapur, Cherisha teringat. Sedari tadi, temannya Suga, ikut membantu tugas mereka. Dimana dia? Setaunya...dia belum pamit pulang daritadi siang.

Ah. Itu dia. Sedang terlelap di sofanya ternyata. Cherisha melihat muka lelap cowok itu. Sungguh damai. Melihat muka Jungkook yang damai membuat dia teringat kejadian beberapa jam yang lalu.

-Flashback-

Jungkook yang melihat Cherisha dan temannya mendekat, langsung keluar dari mobilnya dan berdiri disamping Suga.

"Woy ga, tumben amat lo ga ngaret." Azura tertawa mencemohnya.

Suga melirik Azura kesal. "Temen gue yang nyetirnya kayak setan tadi."

"Gatau terima kasih lo." Jungkook merasa tersindir.

Cherisha yang menyadari keberadaan Jungkook langsung terkaget. Tidak menyangka Jungkook datang ke rumahnya.

That SCENT (Jungkook BTS FANFIC)Where stories live. Discover now