Part 14

2.7K 162 2
                                    

Putri Courtney telah mengetahui apa yang sebenarnya terjadi selama beberapa hari ini. Mendengar semua itu membuat putri Courtney menjadi sangat menyesal. Putri Courtney menyesal karena dia tidak ada selama masa sulit yang dialami pangeran Richard. Semua yang diceritakan pangeran Richard mengenai adiknya putri Taniya itu, membuat hati putri Courtney menjadi sangat sakit. Hati putri Courtney merasakan kalau dialah yang menyebabkan semua ini.

"Maaf" Ucap putri Courtney tiba-tiba.

"Maaf karena aku tidak ada disamping mu ketika semua itu terjadi. Aku tidak bisa membantu mu untuk melindungi putri Taniya. Aku sangat menyesal"

"Tidak. Kau tidak perlu meminta maaf." Pangeran Richard memeluk putri Courtney. Dan saat itu pangeran Richard terkejut melihat luka yang ada ditangan putri Courtney. Saat itu juga pangeran Richard langsung melepaskan pelukkannya.

"Luka ini...." Pangeran Richard seperti pernah melihat luka itu. Luka itu seperti luka yang dia berikan kepada wanita misterius itu. Ya, pangeran Richard telah mengingatnya. Luka yang sama, ditempat yang sama. Tetapi saat itu pangeran Richard berfikir tidak mungkin wanita misterius itu putri Courtney.

"Beberapa hari ini aku tidak sadarkan diri. Aku ditemukan dijurang tidak jauh dari istana langit. Luka ini aku dapatkan dijurang itu. Tapi luka ini seperti sayatan pedang. Ntah la, mungkin ketika aku jatuh kejurang ada ranting pohon yang mengenai tangan ku hingga luka seperti ini." Ucap putri Courtney.

"Jatuh kejurang? Apa masih ada yang terasa sakit? Kenapa bisa sampai jatuh kejurang?" Tanya pangeran Richard cemas.

"Sudah gak terasa sakit. Oh iya, bagaimana keadaan ibumu? Dia pasti sangat terluka karena kejadian ini" Tanya putri Courtney.

"Sangat tidak baik. Ibu terus menangis. Dia tidak mau makan ataupun minum. Dia terus menanyakan keadaan putri Taniya." Mereka sekarang hanya bisa diam. Dan tiba-tiba pangeran Richard mencoba untuk berbicara lagi.

"Putri Courtney?"

"Hmm"

"Berjanjilah kepadaku jika kau tidak akan pernah meninggalkan ku!" Pinta pangeran Richard kepada putri Courtney.

"Berjanjilah!"

"Iya aku janji! Tapi kau juga harus berjanji untuk tidak meninggalkan ku juga!" Pinta putri Courtney.

"Iya aku janji!" Putri Courtney memeluk pangeran Richard.

....

Putri Courtney harus kembali lagi kekerajaan langit. Dia tidak bisa berlama-lama dibumi. Dia juga harus belajar ilmu sihir. Jika kali ini dia tidak belajar ilmu sihir dengan tuan Luis, mungkin ayahnya raja Randolph bisa lebih marah lagi dari sebelumnya. Putri Courtney pulang tanpa diantar oleh pangeran Richard. Dia menyuruh pangeran Richard pergi menemui ibunya daripada harus mengantarnya pulang. Tapi ditengah perjalanan lagi-lagi Wildark menghadangnya.

"Putri Courtney akhirnya kita bertemu lagi" Sapa Wildark.

"Minggirla! Aku mau pulang" Ucap putri Courtney kesal.

"Apa kalian sudah menjadi pasangan kekasih? Lihatlah putri Courtney sampai menemui pangeran Richard dibumi."

"Bukan urusan mu. Minggir!" Putri Courtney melangkah menjauhi Wildark. Akan tetapi langkahnya itu terhenti ketika Wildark berbicara mengenai putri Taniya.

"Bagaimana ekspresi pangeran Richard jika dia mengetahui orang yang dicintainya sendiri yang telah membunuh adiknya putri Taniya?"

"Apa? Apa maksud mu? Aku yang membunuh putri Taniya? Kaulah yang membunuh putri Taniya. Jika kau yang melakukan kejahatan, kenapa kau malah menuduh orang lain?" Putri Courtney sangat marah mendengar tuduhan Wildark kepadanya.

"Aku tidak menuduh, itu kenyataannya. Kau bisa melihatnya sendiri." Saat itu tiba-tiba Wildark memegang telapak tangan putri Courtney seperti orang yang sedang bersalaman. Wildark membacakan mantra agar putri Courtney dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi. Ingatan saat hari perayaan itu tergambar jelas dipikirannya. Semua hal terjadi, mulai dari putri Courtney yang merampas putri Taniya hingga sampai dia membunuh putri Taniya. Dia tidak bisa melihat kekepikirannya lagi. Dia tidak bisa menyaksikan saat dia membunuh bayi yang sangat kecil itu. Putri Courtney menarik tangannya dari Wildark.

"Apa yang barusan aku lihat tadi? Pikiran siapa itu?"

"Ya tentu itu pikiranmu. Aku hanya mencoba mengingatkan mu saat kau membunuh putri Taniya."

"Cukup!" Bentak putri Courtney.

"Aku tidak membunuhnya. Aku tidak pernah membunuh siapapun. Ini pasti rekayasamu"

"Bukankah kau ditemukan dijurang saat itu kan? Kau tidak terjatuh kejurang. Tapi Jerald lah yang meletakkan mu disana" Mendengar perkataan Wildark itu, putri Courtney menyadari bahwa Wildark tidak sedang berbohong. Semua yang diucapkannya benar adanya. Terlihat jelas dimata Wildark kalau dia tidak sedang berbohong.

"Tidak. Aku tidak membunuh siapa pun" Bantah putri Courtney dan langsung meninggalkan Wildark. Walaupun dia menyangkalnya, tapi terlihat jelas bahwa putri Courtney merasa bersalah. Dan melihat semua itu Wildark merasa sangat puas.

....

Putri Courtney tiba diistana langit dengan muka pucat pasi. Dia masih tidak bisa mempercayai semua yang dikatakan Wildark. Walaupun dia tau semua itu benar adanya. Melihat kelakuan putrinya itu, raja Randolph mencoba untuk bertanya.

"Sayang apa kau baik-baik saja?" Saat itu putri Courtney memeluk ayahnya dan tangisannya pecah. Putri Courtney masih tidak percaya bahwa dialah yang membunuh putri Taniya.

"Ayah. Aku sudah melakukan kesalahan yang sangat besar. Bagaimana ini ayah? Aku sudah melakukan kesalahan" Air mata terus mengalir deras dipipih putri Courtney.

"Kesalahan apa sayang? Apa yang sudah kamu lakukan?" Tanya raja Randolph. Tetapi putri Courtney tidak bisa menjawab pertanyaan ayahnya itu. Dia takut mengatakan semua yang terjadi. Akan seperti apa jika ayahnya tau kalau putrinya melakukan kesalahan besar dengan membunuh seorang bayi yang tidak berdosa.

"Ayah aku harus segera belajar ilmu sihir. Tuan Luis pasti sudah menungguku" Ucap putri Courtney mencoba mengalihkan pembicaraan dan pergi meninggalkan ayahnya itu.

Apa yang sebenarnya kau sembunyikan dari ayahmu ini putri? Apa yang telah kau lakukan? Semoga ini bukanlah masalah yang besar. Batin raja Randolph.

....

Sudah beberapa hari setelah putri Courtney mengetahui kebenaran itu. Semenjak hari itu putri Courtney hanya diam dikamarnya. Dia keluar hanya saat pembelajaran ilmu sihir. Dia juga sudah beberapa hari tidak bertemu dengan pangeran Richard. Dia tidak berani menemui pangeran Richard. Dia juga tidak berani menceritakan kebenaran bahwa dialah yang telah membunuh putri Taniya. Bahkan putri Courtney tidak mau makan. Dia terus merasa bersalah hingga putri Courtney jatuh sakit. Keadaan putri Courtney sangatlah buruk. Dia tidak mau makan bahkan tidak mau minum. Tubuhnya lemas tidak bisa digerakkan karena tidak ada tenaga. Melihat semua itu ratu Calissa menjadi sangat khawatir. Putrinya sekarang seperti mayat hidup. Sudah berapa kali ratu Calissa mencoba menyuapinya makan, tetapi putri Courtney masih tetap tidak mau makan. Ratu Calissa hanya berhasil memberinya minum, itupun hanya sedikit. Sedangkan pangeran Richard yang khawatir dengan keadaan putri Courtney yang sudah beberapa hari tidak ada kabar, mencoba untuk pergi menemuinya keistana langit.

The Kingdom Of Heaven And Earth (Complete)Where stories live. Discover now