Duri menikam tajam terbenam
Titisan darah berlagu sungai
Mutiara mata tak sudi menitis
Bertopeng bak perwira bengis
Tak kenal erti tangis
Tak kenal erti sadis
Tak kenal erti perih
Lagaknya bagai kaki tak kenal henti
Biar landasan penuh berduri
Putar kembali bukan pilihan
Derap langkah tak pernah salah
Kunci jiwa dari cinta
Cukup dulu menghempas dada
Berombak menggila musnahkan segalaAku bilang cukup
Cukup derita lama jadi guru
Tak sudi menganyam perit yang jitu
Aku tahu; sakitnya satu
Cukup
Beribu bisa masuk menjerlus
Sememang aku tak pernah tunduk
Aku bilang cukup
Segagah mana watakku kayuh
Aku masih tetap dara belasan
Memang aku;
Tak damba belas
dan aku bukan picisan
Tapi aku masih tetap dara belasan
YOU ARE READING
Puisi Cabuk
Poetry"Kita banyak belajar tentang cinta- dari mereka yang berhenti mencintai kita" "...Apa harusku lanjutkan langkah- atau pulang saja memikul hati yang patah?..." "Apabila berakhirnya cerita, Kisah yang pernah indah menjadi paling derita" ______________...