PROLOG

10.5K 457 33
                                    

"Permisi! Permisi!" sahut seorang pria berjalan di koridor sebuah pesawat terbang yang akan lepas landas.

Beberapa Pramugari yang memakai baju lengan panjang berwarna biru dengan garis miring berwarna kuning melintang dari bahu sebelah kanan ke bawah sambil memakai topi dengan corak yang sama memperhatikan pemuda itu dengan tatapan marah. Sang pemuda tidak menghiraukan hal tersebut dan masih mencari - cari tempat duduknya, karena dia hampir terlambat.

"Jangan berlarian, Tuan! Tolong duduk di tempat Anda jangan buat keributan!" sahut Pramugari itu dengan agak memaksa dan menghampiri pemuda yang agak pendek tersebut dengan rambut hitam panjang yang terlihat indah dan dikuncir ke belakang.

Pemuda itu langsung menoleh ke belakang dan melihat Pramugari yang berteriak ke arahnya sudah berada di balik punggungnya.

"Maafkan saya, Nona. Aku lupa kalau hari ini akan kembali ke Jepang dan bahkan hampir ketinggalan pesawat." tukas pemuda itu diselingi tawa, namun Pramugari itu hanya menatap pemuda itu dari atas hingga bawah.

Mengerutkan keningnya, seperti berpikir "Apakah itu urusan dirinya?"

"Apakah Anda sudah menemukan kursinya, Tuan?" tanya Pramugari itu lagi dengan senyum terpaksa berusaha mengurangi kebisingan yang dibuat oleh pemuda itu.

"Oh! Tentu saja! Ini dia kursi nomor 3A!" seru pemuda itu sambil menunjukkan kursi yang berada di depannya.

Pramugari itu hanya mendengus pelan dan berusaha mengambil koper milik pemuda itu agar segera di taruh di kabin atasnya, namun sang pemuda langsung menepis tangan pramugari itu sambil menyengir.

"Saya bisa angkat sendiri. Nona bisa kembali ke pekerjaan Anda." sahut pemuda itu dan meletakkan kopernya di kabin atas tempat duduknya tersebut, lalu tersenyum lembut.

Pramugari itu hanya melotot tidak percaya dan langsung membalikkan tubuhnya sambil berbisik tidak jelas. Pemuda itu langsung mengambil tempat duduk tanpa mengucapkan salam kepada orang yang sudah duduk sedari tadi disana, mendengarkan percakapannya dengan pramugari barusan.

"Aaww-" seru seorang pria yang sudah duduk itu sambil menyingkirkan buku yang berada di depannya dan melotot ke arah pemuda itu.

"Apakah kakimu terinjak? Maafkan saya. Tapi, Anda lebih baik jangan menjulurkan kaki Anda di tempat sempit seperti ini." ucap pemuda itu tampak tidak merasa bersalah dan pria itu hanya menganga tidak percaya.

"Pramugari sialan! Berpura - pura baik di hadapanku. Pelayanan buruk!" umpat pemuda itu mendengus kesal dan membaringkan punggungnya ke kursi.

Pria yang ada di sebelahnya itu hanya menggeleng - gelengkan kepala dan melanjutkan membaca bukunya yang tertunda barusan. Beberapa menit kemudian, terdengar pengumuman pesawat akan segera lepas landas dan terbang menuju Narita, Tokyo. Pemuda berkulit kuning itu menghela nafas pelan, lalu mengambil sebuah pemutup mata untuk tidur dan memakainya.

"Hei, Tuan! Bisakah Anda membangunkan saya ketika sudah sampai di Jepang nanti?" tanya pemuda itu kepada pria di sebelahnya tersebut yang masih konsentrasi membaca buku.

"Hei, Tuan!" seru pemuda itu lagi yang sudah memakai penutup matanya tersebut menatap pria di sebelahnya, merasa di acuhkan.

Pria itu terlihat kesal karena diganggu oleh pemuda itu, "Baiklah."

Pemuda itu menyunggingkan senyumnya walaupun terlihat aneh karena sedang memakai penutup mata untuk tidur itu. Lalu dia kembali menyenderkan punggungnya ke arah kursinya dan segera terlelap. Pria yang di sebelahnya itu sekilas melirik dan menatap wajah pemuda itu. Terasa sudut bibirnya terangkat dan kembali membaca bukunya dengan tenang.

---------------------------------


You're Mine (Eternal)(BoyxBoy)M-Preg SeriesWhere stories live. Discover now