Zona Netral Keenam

5.7K 647 60
                                    

Zona Netral Keenam

'Takdir yang tak berujung'

Felix tersenyum kearah Aria. "Bagaimana jika kau membantuku?" tanyanya setelah cukup lama terdiam.

"Hm?" Aria bergumam.

"Kita mencari korban lain bersama." ucap Felix menjelaskan.

"Apa keuntungannya untukku?" tanya Aria.

"Kau bisa lebih mudah mendapatkan korban." ucap Felix acuh.

Aria berpikir sejenak. Memikirkan keuntungan yang akan dia dapatkan nantinya.

"Tentu." ucapnya kemudian, "tapi aku ingin pergi ke Zona Netral." lanjutnya.

Felix menaikkan sebelah alisnya, menatap kearah Aria. "Untuk apa kau kesana? Apakah kau takut TERBUNUH sekarang?" tanyanya dengan menekankan kata 'Terbunuh'.

Aria menggeleng kecil. "Tidak. Aku hanya butuh senjata yang lebih. Bukankah Zona Netral juga menyediakan senjata tambahan?" ujar Aria.

"Benarkah?" tanya Felix tak percaya.

Aria mengangkat bahunya acuh. "Baca buku panduanmu." ucapnya.

Felix berdehem sekali sebelum kembali berbicara. "Aku akan membacanya nanti. Jadi?" ujarnya.

"Apa?" tanya Aria tak mengerti.

Felix memutar bola matanya jengah. "Jadi? Apakah kita akan ke Zona Netral sekarang?" tanyanya jengkel.

Aria tersenyum kikuk sebelum menjawab, "Tentu."

Dan setelah itu mereka hanya terdiam sambil terus berjalan. Hutan yang dipenuhi pepohonan lebat yang menjulang tinggi itu tampak begitu sepi meskipun tempat ini dijadikan latar pembunuhan ataupun penyiksaan.

Entah hutan ini yang sepi atau memang jalan yang dilewati mereka berdua yang jarang dilalui orang lain.

Mereka berdua terus berjalan kearah utara sambil sesekali menyingkirkan semak-semak yang mengganggu perjalanan mereka.

Hingga tibalah mereka saat melewati semak-semak yang lebih lebat dari sebelumnya, terdapat sebuah bangunan yang sangat megah. Dari arah mereka berdiri mereka dapat melihat bangunan tersebut begitu besar dengan dominasi warna putih.

Mereka berjalan mendekati gerbang yang terdapat di depan pintu masuk bangunan tersebut yang jaraknya sekitar setengah kilometer.

Di gerbang tersebut mereka diharuskan untuk mengidentifikasi identitas mereka dengan cara memasukkan pergelangan tangan mereka yang terdapat gelang perak kedalam sebuah kotak pendeteksi sensor digerbang tersebut.

Setelah keduanya melalui tahap scanning, mereka pun memasuki gerbang menuju bangunan tersebut. Dalam perjalanan menuju gerbang tersebut banyak orang yang berlalu lalang melewati mereka. Kebanyakan orang-orang tersebut juga menuju bangunan megah tersebut. Namun ada juga yang berjalan keluar dari Zona Netral.

"Mereka begitu mengerikan." bisik Felix kepada Aria. Aria memandangi sekelilingnya dan benar saja apa yang dikatakan Felix, orang-orang disini begitu mengerikan. Pria-pria dengan badan besar dibelakang Aria menarik perhatiannya. Aria tersenyum dalam hati mengetahui dia telah mendapatkan mangsanya.

Jika diperhatikan para pria berbadan besar tersebut terlihat seperti seorang remaja. Mungkin lebih tua 1 tahun darinya.

"Felix, berapa usiamu?" Aria bertanya kepada Felix saat teringat dengan usianya.

Felix mengkerutkan alisnya, merasa bingung dengan pertanyaan Aria. Meskipun begitu ia tetap menjawab, "18 tahun tepat kemarin lusa."

Aria hanya ber-oh ria dengan jawaban Felix. Setelah itu mereka berdua hanya sibuk dengan langkah kaki mereka. Sekitar 100 meter dari bangunan megah tersebut, jalan yang tadinya hanyalah tanah dengan sedikit ditumbuhi rumput kini berubah menjadi jalan setapak dengan batu batu yang ditabur menempel dengan semen tanah tersebut. Aria bisa merasakan sesuatu yang mengganjal di kakinya saat berjalan diatas tanah tersebut.

Aria, Felix, dan orang-orang lainnya berhenti berjalan saat hampir sampai di pintu bangunan tersebut. Pintu itu begitu besar terbuat dari besi kokoh yang dapat ditebak bahwa besi tersebut juga anti peluru dan bahkan sangat sulit menghancurkannya dengan bom C4 sekalipun. Pilar pilar dengan ukiran naga melilit di pilar tersebut terletak di kedua sisi pintu tersebut. Mereka berbaris menjadi 6 barisan. Menunggu seseorang membuka pintu dan menyambut mereka untuk memberikan akses masuk kedalam bangunan tersebut. Seperti yang tertulis dalam buku peraturan Psycho Game bab Zona Netral pasal 1.

'Untuk masuk kedalam bangunan di setiap Zona Netral harus terdiri dari minimal 10 orang dan harus berhenti di depan pintu masuk bangunan untuk menunggu seseorang membuka pintu tersebut dan menyambut setiap peserta. '

Perlahan lahan pintu tersebut mulai terbuka dan muncullah seorang lelaki tua dengan penampilan seperti pelayan mengenakan mantel hitam. Lelaki tua tersebut berjalan maju kedepan dan berhenti di depan orang-orang yang berdiri di depan pintu tersebut. Dengan lantang pria tersebut mulai bersuara,

"SELAMAT DATANG DI ZONA NETRAL BAGIAN UTARA!"

°To be Continue°

laper :v

19 Februari 2016 ©

Psycho GameDonde viven las historias. Descúbrelo ahora