HMDHMH #12

15.5K 552 3
                                    

Suara tawa Debby, Greyson, Jazzy dan Jaxon terdengar nyaring diruangan bercat coklat muda itu, Debby terlihat aktif tertawa mendengar guyonan Greyson, Jazzy maupun Jaxon sementara itu Justin tetap diam ditempatnya hanya duduk memperhatikan tingkah tidak penting 4 orang didepannya.

Memikirkan bagaimana caranya memberitahu pada Debby kalau dia sedang hamil dan janinnya membahayakan dirinya?
Sekarang adalah pertengahan musim dingin jadi Justin punya alasan lain untuk tidak masuk bekerja dan menyerahkan semua pekerjaan pada Zayn dan itu artinya dia punya lebih banyak waktu untuk memperhatikan kondisi Debby.
Tiba-tiba dokter masuk keruangan itu, sontak Justin menahan nafasnya. Bagaimana kalau sampai Debby tahu anaknya dalam kondisi buruk dan sebaiknya digugurkan? Apa senyum itu akan kembali hilang dari bibir manisnya? Apa tawa ceria itu tak lagi
terdengar? Apa-

"Justin aku keluar dulu ya" ujar Greyson mengintrupsi fikiran Justin tentang Debby dengan gugup dia mengangguk. Justin memperhatikan dokter yang tengah menangani Debby dengan serius dan tiba-tiba saja dokter menggelengkan kepalanya dan mendesah nafas berat
"kurasa keadaannya kian memburuk dan-"
"eng dok bisa kita bicara diruanganmu saja? Biar Debby bisa istirahat dengan tenang" potong Justin cepat, dia sungguh tidak mau Debby tahu berita buruk itu meskipun lama kelamaan Debby akan mengetahuinya
"keadaan siapa yang buruk dok? Aku merasa sudah lebih segar sekarang?" Tanya Debby polos walaupun suaranya memang masih terdengar parau
"tentu saja keadaanmu" jawab Justin datar dia sungguh tak ingin Debby bertanya lebih banyak tentang ini dan itu
"apa Mrs Bieber belum tahu tentang janinnya?" Tanya dokter itu berbisik tepat ditelinga Justin, pria itu mengangguk kecil sebagai jawaban dan menatap Debby takut-takut
"baiklah kita bicarakan ini diruangan saya saja" ujar dokter itu lalu berlalu
"Justin apa ada yang kau sembunyikan dariku? Apa itu Tentang penyakitku?" Tanya Debby sedih dia takut kalau tubuhnya terjangkit virus mematikan
"tidak ada" jawab Justin datar
"tap-uekkk ueekk" Debby berusaha bangkit dari tempat tidur bahkan selang infusnya sampai copot karna Debby menariknya kuat alhasil darah Debby mengucur deras dari pergelangan tangannya
"Hey Debby infusmu" teriak Justin kesal Debby tetap berada dikamar mandi dan muntah-muntah
"kau itu bagaimana sih? Lihat darahmu jad-" Justin langsung menghentikan ucapannya ketika Debby tiba-tiba pingsan dipelukannya,pria bermata hazle itu langsung panik dan segera memanggil dokter


-------------------------------------------------------------------------------------




"keadaannya janinnya semakin parah jika dibiarkan bertahan dikhawatirkan akan membuat ibunya meninggal" ucapan dokter tadi benar-benar terngiang-ngiang diotak Justin bak sebuah film yang terus menerus diputar tanpa bisa dimatikan. Dia benar-benar bimbang, tapi kalau dia disuruh memilih tentu saja pilihannya jatuh pada Debby, sosok istri yang sangat dicintainya meskipun sikapnya tak menunjukan bahwa dia mencintainya.

Butiran bening itu kembali membasahi pipi tirus Justin, pria bermata hazle itu memandang nanar kearah Debby yang masih terlelap karna hampir kehabisan darah tadi dan sampai detik ini wanita itu belum mengetahui didalam rahimnya telah hadir buah hatinya

"Justin kau kenapa?" ucap Debby parau, gadis itu merasakan basah pada pergelangan tangannya yang digenggam erat oleh Justin. Pria itu mendongak menatap iris kecoklatan Debby yang sekarang terlihat sayu tak berbinar
"berjanilah untuk tidak meninggalkanku" desis Justin lirih suaranya benar-benar menciut bukan seperti Justin yang biasa, pria bermata hazle itu benar-benar menangis didepan Debby yang masih menatapnya bingung
"aku tidak akan meninggalkanmu, bagaimanapun keadaanku aku takkan pernah meninggalkanmu" desis Debby menghapus butiran air mata Justin
"Debby" panggil Justin dengan suara yang begitu memilukan air matanya terus mengalir tanpa di komando "hmm" jawab Debby masih menghapus air mata Justin dengan hati-hati karna luka Justin yang waktu itu belum sembuh total
"ka-u se-dang ha-mil" ujar Justin gugup pria itu tak berani menatap iris mata Debby saat mengatakan itu, dia mengalihkan pandangannya dari wanita itu
"aku? Hamil?" desis Debby tak percaya wanita itu sontak langsung memeluk erat leher Justin dan menangis haru
"aku? A-aku a-aku hamil Just? Hamil anakmu?" ucap Debby terisak bahagia rasanya bahagia sekali mengetahui semua ini sedangkan Justin terus menarik dan menghembuskan nafas beratnya
"i-a ta-tapi kita harus menggugurkannya" desis Justin menutup matanya, dia sungguh tak sanggup melihat ekspresi Debby.
Pria itu seperti kehilangan separuh nyawanya saat mengatakan itu terlebih setelah Debby tahu dia ternyata tengah hamil

He's My Directure and He's My Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang