HMDHMH #9

27.2K 722 14
                                    

Kedua sejoli itu terus menikmati masa honeymoon mereka yang cukup menyenangkan itu, meskipun tak jarang banyak perselisihan diantara mereka tetap saja mereka tetap terlihat mesra, walau tangan mereka tak saling terkait, walau senyum mereka tak membaur bak pasangan lain tapi tetap mereka terlihat sebagai pasangan serasi dan mesra yang membuat siapapun iri melihat kemesraan mereka.
Dingin angin malam berhembus cukup kencang malam itu, bintang pun terlihat tak hadir dilangit yang terlihat mencekam, Debby pun enggan meninggalkan ranjang empuk dan tv yang tengah terpasang meskipun dia tak mengerti bahasanya -.-

"Debby ayo kita keluar" ajak Justin saat dia keluar dari kamar mandi dengan menggunakan celana panjang, kaos biru dan jaket putihnya
"tidak mau, diluar sangat dingin aku malas sekali" tolak Debby dengan pandangan focus ke tv
"malas kenapa? Lagipula apa yang kau sedang tonton itu? Kau mengerti bahasanya?" Tanya Justin beruntun bak kereta api -.-
"errr diluar itu dingin Just jadi apa salah kalau aku hanya bersantai di kasur empuk dan nyaman ini? Dan Yang sedang ku tonton ini enggg.. sepertinya sinetron dan memang sih aku tidak mengerti bahasanya tapi setidaknya aku suka sekali ceritanya, pemain prianya begitu romantis dan menawan" jawab Debby diakhir kalimatnya matanya terlihat berbinar seperti mengharap bahwa gadis yang ada di sinetron itu adalah dirinya
"well apa itu berarti kau menyuruhku untuk menjadi pria romantis dan menawan? Eh ralat kalau menawan kan itu memang aku, jadi apa kau menyuruhku menjadi pria macam itu?" Tanya Justin sambil menyombongkan diri -.-
"tidak, aku lebih suka kau apa adanya" jawab Debby polos, Justin tersenyum dalam diam
"baiklah ayo kita pergi" ucap Justin
"oh ayolah Justin aku sungguh malas"
"sekarang atau kau ku buang ke tengah lautan"
"tidak mau"
"sapi ayo cepat"
"heh kenapa kau memanggilku sapi?"
"karna kau memang seperti sapi, kerjamu hanya tiduran sambil mengemil ckckck bagaimana kalau tiba-tiba tubuhmu menjadi gendut seperti sapi?"
"heh? Terserah kau sajalah"
"Debby ayo cep-" *jeledeeerrr* ceritanya bunyi petir -___-
"aaaaa" dengan secepat kilat Debby membungkus (?) tubuhnya dengan selimut
"hey kau ini kenapa?" Tanya Justin bingung *jeleedeeerr*
"hiks mommy hiks hiks mommy" tiba-tiba terdengar suara isak tangis Debby dan tak lama turun hujan
"ssttt hey kau kenapa?" Tanya Justin tepat di telinga gadis itu
"pe-pe-petir Just" jawabnya gugup, tetap tak merubah posisinya
"astaga ia aku lupa kau takut petir" ujar Justin bodoh
"sstt sekarang berhenti menangis ya ada aku disini"bucap Justin menenangkan
*jeleedeeerr*
"hiksss mommy aku mau moomy hiks Dane hiks hiks"
"sssttt kau itu sudaah besar kenapa masih mencari mommu sih? Sudah tenang saja" ucap Justin kesal
"hiks mommy hiks hiks"
"oh ayolah Debby berhenti menangis"
"hiks hiks hiks"
"berhenti menangis atau kau ku cium"
"hiks hiks hiks"
"Debby"
"hiks hiks hiks"
"baiklah ini keinginanmu" tiba-tiba Justin menyingkap selimut yang menutupi tubuh Debby dan tiba-tiba bunyi petir kembali menggema dan otomatis Debby memeluk erat tubuh pria itu
"ssstt jangan takut aku ada disini" ujarnya lembut
"hiks hiks aku takut Just" ujar Debby terisak pelan
"tenanglah ada aku disini" Justin kembali menenangkan Debby membuat gadis itu merasa sedikit tenang





----------------------------------------------------------------------------------------------





Zayn terlihat mendesah berat di meja kerjanya, matanya menerawang memperhatikan meja kerja sekretaris direktur, Debby Bieber.
Perasaan pria itu benar-benar tak enak, rasanya ada yang mengganjal di hatinya saat melihat bagaimana Justin mencium Debby ketika di altar waktu itu, terlebih saat Justin mengucapkan janji suci untuk pernikahan abadi mereka. Pria itu sebenarnya sudah mencoba mengikhlaskan gadis itu untuk bersanding bersama Justin tapi hatinya tetap tak bisa berbohong, hatinya masih sepenuhnya mencintai gadis berambut ikal itu
"kenapa jadi seperti ini? Justin itu sahabatku sejak kecil, tak mungkin bukan jika aku merebut istrinya? Terlebih dia sudah sangat mencintainya?" erang pria itu kesal pada dirinya sendiri



-----------------------------------------------------------------------------------------------


Justin mengerjapkan mata hazlenya saat siluet cahaya terang masuk ke dalam retina matanya, pria itu mengerang kecil sebelum akhirnya bisa membuka kelopak matanya sepenuhnya. Pria itu tersenyum manis begitu melihat wajah Debby masih tertidur nyenyak di dadanya yang bidang, pria itu ingat betul Debby baru tidur saat jam menunjukan pukul 2 pagi, saat suara petir itu tak ada baru gadis itu bisa terlelap. Perlahan di taruhnya kepala Debby diatas bantal guling sementara dia beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah siap Justin segera menyelipkan note yang dia buat diatas bantal yang dia pakai semalam untuk tidur sebelum akhirnya melangkahkan kakinya menuju pantai.

He's My Directure and He's My Husband ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang