Just Go On

34.9K 980 11
                                    

Ku nikmati guyuran hujan yang membasahi seluruh tubuhku, kurentangkan kedua tanganku untuk merasakan kebebasan diri saat air hujan mendera tubuhku. Laki-laki tua itu telah mati ditanganku, dia adalah Mr. Stanford, satu-satunya orang yang berani menentang kekuasaan Raad Group dengan lantang. Ken menginginkan kematiannya karena laki-laki tua itu terlalu berisik dan mengganggu ketenangan Raad Group.
"Jack, selesaikan dengan baik" perintahku melalui telpon
Aku langsung menuju apartementku untuk beristirahat setelah memastikan kematian Mr. Stanford, Jack adalah salah satu anak buah ken yang bertugas membersihkan tugas rahasia yang ku lakukan. Kenneth Raad adalah kekasihku sejak high school hingga saat ini, ken sudah menikah setahun yang lalu, bisa dibilang aku hanya kekasih gelapnya saja. Aku bekerja sebagai asisten pribadinya, selain pekerjaan kantor, aku juga melakukan tugas rahasia untuk menyingkirkan orang-orang yang tidak disukai ken. Jika kalian pikir aku terlalu mencintai ken, aku hanya bisa tertawa hambar karena rasa cinta dan bahagia itu telah kubunuh bersama hatiku 9 tahun yang lalu. Aku hanya diam dan berpura-pura tidak tahu terhadap segala sesuatu yang diperbuat ken, aku hanya melanjutkan semua hingga kurasa cukup dan berhenti mengikutinya.

#flashback#
"You're crazy, pacaran sama aikko, keluarga pasti gak akan setuju" ucap daniel
"Pasti setuju, aku mau aikko menjadi perisai ku" jawab ken santai
"Whats? Serius? Jadi semua cuma sandiwara?" tanya frans antusias
"Bukan sandiwara, cuma strategi, aku akan melatih aikko menjadi perisaiku, bukankah setiap kita harus memiliki pelindung yang setia, beginilah caraku memilikinya" ucap ken mantap
"Jangan sampai kau jatuh cinta pada pelindungmu sendiri, its danger" ucap daniel mengingatkan
"Tidak mungkin, dia bukan typeku, mustahil bagiku bersamanya, keluargaku bisa menghapus namaku sebagai ahli waris kalau sampai jatuh cinta padanya" ucap ken setengah tertawa yang diikuti oleh kedua temannya.

Lelucon macam apa ini, aku bahkan tidak bisa lagi merasakan bumi yang kupijak. Terasa menyesakkan bagiku, membuatku sulit bernafas, kenapa oksigen tiba-tiba menjadi sulit ku hirup. Akan lebih baik bila aku bisa menangis dan marah padanya, tapi kenapa aku tidak sanggup melakukannya. Kenapa dunia sekejam ini padaku? Apa salahku? Apakah aku sebegitu tidak pantasnya dicintai? Semua pemikiranku bercampur menjadi satu, mengacaukan semua kebahagiaan yang baru sebentar ku rasakan.

#flashbackend#

********
"Kau hujan-hujanan lagi ya?" ucap ken mengejutkanku
"Kau disini?" tanyaku santai
"Aku rindu padamu" ucap ken lagi
"Mr. Stanford sudah kubereskan" ucapku sambil melepaskan dress ku yang basah
"Terima kasih, aku tahu kau selalu bisa diandalkan" ucap ken sambil menatap tubuh telanjangku
"Pulanglah, Rossaly pasti menunggumu" ucapku pada ken lalu masuk ke kamar mandi

Aku hanya ingin ketenangan saat ini, setiap kali menyelesaikan tugas tiba-tiba saja aku teringat kejadian 5 tahun yang lalu.

#flashback#
"Ken, ada sesuatu yang ingin ku katakan..." ucapku dengan ragu
"Katakan dengan cepat, setengah jam lagi aku harus pergi" ucap ken tanpa melihat ke arahku dan masih sibuk dengan dokumen-dokumen di meja kerjanya.
"Aku hamil..." ucapku pelan
"Jangan membuat lelucon disaat aku sedang sibuk ay" ucap ken malas
"Aku serius ken" ucapku lebih keras dari sebelumnya
"Ceroboh, temui anna besok, dia akan membantumu" ucap ken yang masih sibuk dengan dokumennya
"Maksudnya??" tanyaku bingung
"Dia akan membantumu untuk proses pembersihan di rumah sakit" ucap ken santai
"Pembersihan?" tanyaku semakin bingung
"Jangan pernah berpikir untuk melahirkan anak untukku ay, aku tidak membutuhkannya saat ini" ucap ken tegas
"Tapi ini anak kita, aku tidak tega untuk..." ucapku terhenti
"Kau hanya perlu mengikuti perintahku, aku tidak peduli kau mau atau tidak, kalau kau tidak patuh, kupastikan kita tak kan bertemu lagi" ancam ken serius

Saat itu aku sama sekali tak berdaya, hanya dengan melihatnya saja sudah membuatku bahagia. Aku takut bila tak bisa lagi bersamanya, membayangkannya saja aku tak sanggup.

"Ken, kau dimana?" tanyaku melalui telpon
"Jangan hubungi aku dulu, aku sedang bersama rossaly saat ini" ucap ken lalu mematikan sambungan telponnya

Pintu kamarku di rumah sakit tiba-tiba saja terbuka dan barulah terlihat ternyata anna dan seorang suster yang datang.
"Sejam lagi sudah boleh pulang, ini obat untukmu, jangan lupa minum ya ay" ucap anna sambil memeriksa keadaanku
"Ya, terima kasih" jawabku pelan

Aku baru saja menggugurkan kandunganku, hal yang paling menyedihkan adalah ken tidak menemaniku saat aku membutuhkannya. Seperti biasa dia lebih memilih pergi berkencan dengan kekasihnya daripada menemaniku melewatkan masa sulit seperti ini. Seandainya saja air mata ini bisa mengalir deras keluar, mungkin saat ini aku tak perlu merasa sakit teramat sangat di dadaku. Mengapa setelah 4 tahun ken masih tidak bisa menghargai keberadaanku. Sejak hari itu, aku membunuh hatiku bersama dengan janin yang sempat berada di dalam rahimku.

#flashbackend#

AIKKOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang