m r. 35 - w i s h e s

Mulai dari awal
                                    

"Oh sialan, mengapa mengajakku ke tempat seperti ini?" Emosi Keanu sudah tak terbendung lagi. Ia memukul dashboard mobil saat Yanez memarkir mobilnya di luar pantai.

"Instingku mengatakan bahwa Keylis sedang menikmati matahahari membakar tubuh seksinya di tempat ini!" Yanez menatap Keanu dengan serius sementara Keanu menjambak-jambak rambutnya frustasi.

Ia hanya bisa mengikuti kemana kaki Yanez menuntunnya. Pantai yang terletak di pusat kota itu memang cukup ramai. Menjadi salah satu ikon dari kota Rio. Yanez berhenti di depan sebuah istana pasir yang di buat oleh penduduk lokal. Istana pasir yang sangat besar dan megah.

"Lihat, Ke, bagus sekali istana pasir ini. Kita belum pernah membuatnya, 'kan? Saat kecil dulu aku pernah bermimpi membangun sebuah istana pasir denganmu." Yanez tersenyum dan mengelilingi istana pasir itu dengan penuh decak kagum.

"Aaarrgh!! Sialan!! Itu tidak penting!! Yang penting sekarang adalah di mana Keylis, idiot!" maki Keanu menjadi-jadi.

Yanez seolah tidak peduli dengan teriakan frustasi Keanu. Ia justru berbicara menggunakan bahasa latin dengan orang yang membangun istana pasir itu. Mereka sibuk berbincang, sementara Keanu tidak bisa menunggu lagi.

Persetan dengan Yanez! Keanu akhirnya pergi meninggalkan saudara kembarnya, berniat menghubungi ponsel Claire. Barangkali Keylis bersama dengan Claire mengingat ia tidak melihat Claire di kamar hotel. Nada sambung kembali terdengar, namun Claire tidak mengangkatnya.

Kepala Keanu benar-benar panas sekarang. Ia membuang ponselnya begitu saja dan menginjaknya karena sudah diselimuti oleh emosi yang meluap. Tidak peduli banyak pasang mata yang memandangnya dengan tatapan aneh.

"Yanez brengsek!!"

Ia butuh pelampiasan saat ini. Dan Yanez adalah satu-satunya orang yang ada di dalam kepalanya. Keanu membalikkan badannya, kembali ke titik terakhir Yanez berada. Yanez masih sibuk berbincang dan tertawa dengan orang lokal itu. Tanpa ampun, Keanu menarik kaos tanpa lengan Yanez dan menyeret Yanez hingga tepi pantai dan membawanya ke dalam air yang cukup dalam. Dengan keji, Keanu mencengkeram belakang kepala Yanez dan menenggelamkan kepalanya itu berkali-kali ke dalam air hingga lelaki itu terbatuk-batuk.

"F*ck you, boy! Sebenarnya apa yang terjadi dengan otakmu hari ini, hah?" seru Yanez sambil mencoba menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

Banyak pasang mata kembali melihat mereka dengan pandangan ngeri. Keanu tidak peduli. Ia tetap menenggelamkan kepala Yanez ke dalam air laut hingga emosinya mereda. Namun sayangnya, emosinya tak kunjung reda justru semakin memuncak.

"Kemana kamu menyembunyikan istriku, brengsek?! Jangan berpura-pura lagi! Aku tahu akal bulusmu!"

"Uhuk...uhuk... baik... b-baik... sialan... a-aku akan mengatakannya!" pekik Yanez ketika Keanu menarik kepalanya dari air.

"Kean!!!" belum selesai Yanez mengatakan kemana perginya Keylis. Suara merdu istrinya itu sudah terdengar bagai melodi surga di telinga Keanu.

Keanu menoleh cepat. Keylis dan Claire berlari ke tepi pantai, berusaha menyusul Yanez dan Keanu yang berada sedikit lebih dalam di laut itu.

"Aku di sini! Aku di sini! Hentikan menyakiti Yanez! Ini semua ideku, ok?!" pekik Keylis yang kini sudah mencapai sisi Keanu dan segera memeluk suaminya itu.

Keanu melepaskan cekalannya pada kaos Yanez dan melepaskan Yanez begitu saja hingga lelaki itu jatuh ke dalam air. "B-brengsek! Uhuk.. uhuk..."

Melihat suaminya yang tersedak oleh air laut, Claire segera memeluk Yanez dan memijat tengkuknya sambil menatap Keanu tajam. "Jika sampai suamiku kenapa-kenapa aku yang tidak akan segan membunuhmu, Kak!"

Mr. GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang