m r. 11 - p a s s i o n !

16.2K 954 42
                                    

WARNING!!!

Lil bit mature content!!

Happy reading ^^

-----------------------------------

"Menikah denganku, Key."

Kalimat itu bagaikan simfoni merdu di telinga Keylis. Ia sungguh tidak menyangka bahwa Keanu akan melamarnya begitu cepat. Perasaan yang telah lama ia lupakan kini menggelitik masuk menelusup ke relung hatinya. Bahagia. Mungkin itu yang bisa digambarkan oleh Keylis saat ini terhadap perasaannya sendiri.

Perasaan bahagia yang menelusup perlahan dan membuat hati Keylis dipenuhi dengan bunga yang merekah wangi. Tetapi tiba-tiba ada perasaan lain yang masuk lebih cepat. Tidak perlahan, tetapi perasaan itu langsung menghantam relung hatinya dengan begitu keras, menimbulkan rasa sakit yang amat sangat. Sedih. Ya, ternyata kesedihan jauh lebih besar dibandingkan dengan kebahagiaan.

Masih dengan pertanyaan yang sama yang kini menari indah di dalam pikiran Keylis. Atas dasar apa Keanu melamarnya? Bahkan Keanu tidak pernah mengungkapkan rasa cintanya. Apa Keanu hanya kasihan padanya? Bisa jadi! Ia terlihat sangat menyedihkan saat bersama dengan lelaki itu. Apa itu salah satu cara Keanu untuk menolongnya? Ia tidak tahu. Tapi pertanyaan-pertanyaan itu dengan cepat mampu memusnahkan surga yang mulai ada di hatinya dan digantikan dengan neraka panas yang membakar perlahan.

"Bisakah aku meminta waktu?" tanya Keylis akhirnya karena ia sendiri bingung dengan perasaannya yang kini ada di tahap ketidakpastian.

"Aku tidak suka menunggu," timpal Keanu sambil mendongakkan kepala Keylis agar dapat menatap mata kelam Keylis yang kini berbinar redup.

"Aku tidak bisa, Kean." Keanu bahkan bisa mendengar debar jantung Keylis yang saat ini berdetak dengan tidak normal.

Ia bisa melihat getaran di bibir Keylis. Ia bisa merasakan hati Keylis yang tergores pisau saat mengatakan hal itu. Kini mereka berada dalam keterdiaman yang panjang.

"Maafkan aku, Kean. Jangan pernah melamar perempuan seperti aku. Aku tidak pantas dan aku tidak siap untuk menikah. Aku terbiasa hidup bebas dan liar. Aku..."

Keanu langsung membungkam bibir Keylis dengan bibirnya. Ia tidak peduli lagi dengan iblis yang kini menguasai dirinya. Mendengar penolakan Keylis yang terus-menerus bagaikan cambuk yang menghantam tubuhnya bertubi-tubi. Ia tidak peduli bahwa apa yang ia lakukan saat ini dapat membuat Keylis berbalik membencinya. Ia hanya ingin egois. Ia ingin memiliki Keylis saat ini.

Bibir Keanu terus mencecap bibir Keylis yang pucat. Ia tidak peduli dengan sisa rasa yang diukirnya untuk seorang Alexis Richardson. Ia tidak peduli bahwa seluruh fantasinya dulu hanya tertuju pada Alexis. Kini yang ada di depannya adalah Keylis, dan nama Alexis tercoret begitu saja dari benaknya. Keylis, Keylis, dan Keylis. Semakin lama, wajah Alexis semakin samar.

Dengan naluri, Keylis membalas ciuman Keanu. Bukan karena nafsu yang membara, namun ia ingin menyalurkan rasa yang entah dari mana menelusup ke dalam relung hatinya.

Napasnya sebagai saksi, karena Tuhan seakan mengizinkan mereka berbagi napas untuk sejenak. Jika saja ciuman mampu membunuhnya, ia tak peduli. Ia rela terpasung dalam kubangan kelam yang tak berujung ini. Meski otaknya menjeritkan tanda bahaya, ia hanya bergerak sesuai naluri hati. Seperti irama yang menentu lajur gerakan tari dan menghasilkan suatu pertunjukan yang memukau.

Bagi Keanu, Keylis merupakan wanitanya yang kedua. Namun ia tak ingin lagi ada wanita lain di hidupnya. Cukup Keylis. Biarlah Keylis yang menjadi perhentian terakhir hingga akhir hayatnya,  memasungnya dalam penantian penuh harapan.

Mr. GuardianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang