11-Semoga Engkau Bahagia

Start from the beginning
                                    

"Aku memang merindukanmu Dev. Tapi ada hal yang penting yang harus kita bicarakan."

"Apa itu sayang?"

"Soal hatimu."

"Hatiku?" Aku kembali mengerutkan keningku. Merasa aneh dengan kata-kata Kanna.

"Sekarang kamu jujur sama aku, kamu pilih Rissa atau Adel?" Aku membelalakkan mataku. Pertanyaan apa-apaan itu.

"Kanna.. aku.."

"Jawab saja Van."

"Kalau memang kamu ingin aku bersama dengan Adel. Aku akan berusaha untuk mengabulkannya." Jawabku walau dengan sedikit keraguan.

"Sekarang aku tanya lagi sama kamu. Pernahkah aku memaksa kamu melakukan sesuatu yang kamu tidak suka?" Hah.. aku semakin gagal paham dengan semua ini.

"Maksud kamu?"

"Bahkan ketika aku memintamu menikahiku dan kamu tidak mau aku tidak memaksa kan Van." Hal itu lagi. Hal yang membuat aku merasa bersalah sampai sekarang.

"Maafkan aku sayang, makanya aku akan melakukan apa yang kamu mau. Aku akan bersama dengan Adel." Kanna memajukan bibirnya. Apa lagi salahku?

"Kamu ini nggak peka deh Van. Maksud aku itu aku kasih tahu kamu, aku nggak pernah bilang ke Adel kalau kamu harus jadi pacar Adel. Aku nggak pernah memaksa apa yang kamu nggak mau. Apalagi dengan sifat Adel yang seperti itu. Yang benar saja aku mau pacar kesayanganku pacaran sama wanita seperti itu."

Aku berusaha mencerna perkataan Kanna yang panjang kali lebar kali tinggi itu. Kanna-ku yang kalem bisa mengomel juga. Tapi bukan itu intinya. Intinya adalah selama ini aku dibohongin Adel.

"Jadi selama ini aku dibohongin Adel?" Kanna mengangguk.

"Devan dengarin aku." Kanna memengang kedua sisi pipiku. "Aku cinta sama kamu. Tapi kamu tahu kan kita sudah berada di dunia yang tak sama. hatimu pun juga telah terisi nama wanita lain. Dan aku sangat merestui kalian. Dan kalau boleh aku memaksa, maka aku ingin kamu putusin Adel dan kejar Rissa."

"Tapi..."

"Nggak ada tapi-tapian. Kamu cinta sama dia. Dia juga cinta sama kamu. Kamu harus berjuang mendapatkan dia. Dan aku rasa dia sangat tepat bersanding denganmu. Dia punya masa lalu yang sama. Kalian akan tetap mencintai tanpa menghilangkan masa lalu kalian. Yaitu aku dan almarhum suaminya."

Semua orang juga mengatakan hal seperti itu. Kalau Rissa akan mengerti tentang masa laluku. Dan aku juga akan mengerti masa lalunya. Tapi masalahnya aku telah menorehkan luka dihatinya.

"Berjuang Van. Berjuang untuk kembali mendapatkannya. Namun mantapkan hatimu jika kamu melakukannya karena kamu memang mencintainya. Bukan karena permintaanku."

Hah.. bagaimana dia tahu apa yang aku fikirkan?

"Aku kan bukan manusia." Aku tersenyum. Kanna memang bukan manusia lagi. Dan semua ini hanya mimpi.

"Ingat satu hal Van. Aku mencintai kamu. Sangat mencintaimu. Oleh karena itu aku mau kamu bahagia. Agar aku bisa tenang juga disana."

mungkin ini saatnya meminta izin kepada Kanna.

"Aku juga mencintaimu Kanna Hadiwijaya. Namun izinkanlah hatiku untuk mencintai wanita lain. Dan aku pasti akan bahagia bersamanya." Kanna mengangguk dan tersenyum manis.

"Aku harus pergi. Jaga dirimu baik-baik dan berbahagialah."

Kanna melangkah menjauhiku. Aku berusaha bangkit untuk mengejarnya namun aku tertahan. Badanku mati rasa. Aku tak dapat berdiri dan mengejarnya.

Listen To My HeartWhere stories live. Discover now