11-Semoga Engkau Bahagia

5.9K 390 21
                                    

Jadi part ini penjelasan dari part kemarin. Dimulai lagi dari bagian di restaurant itu tapi dari sisi Devan. Dan menjawab mengapa Devan tiba-tiba datang kerumah Rissa dan bilang seperti itu.

itu di mulmed ada Firly

Okee.. happy reading! Jangan lupa tinggalkan jejak.

***

Kubanting bolpoint yang di tanganku. Sedari tadi aku berusaha untuk fokus namun tak bisa. Fikiranku melayang oleh kejadian tadi. Kejadian dimana Adel mendorong Kiran di restaurant.

Masuk akal jika dia tidak suka jika Kiran memanggilku Daddy. Hanya saja bagaimana mungkin dia sampai tega untuk berbuat kasar pada Kiran yang notabene masih anak kecil.

Aku segera merapikan mejaku dan keluar dari ruanganku. sebaiknya aku pulang lebih awal. Percuma saja di kantor tetapi fikiranku tidak disini.

"Apa ada jadwal penting hari ini?" Tanyaku pada sekretarisku.

"Untuk hari ini tak ada pak. Tapi besok pagi ada rapat penting dengan pihak Cetta Group." Oh ya aku lupa jika besok aku harus rapat dengan perusahaan Mba Rania.

"Baiklah. Saya bisa besok. Tapi untuk hari ini saya pulang cepat. Saya agak tidak enak badan."

"Saya mengerti Pak. Semoga lekas sehat." Aku mengangguk sekilas sebelum menuju ke lift dan meninggalkan kantor.

Kujalankan mobilku menuju kerumah orangtuaku. Sepertinya malam ini aku menginap saja dirumah mereka. Aku butuh dukungan semangat dari mereka. Yah.. hanya dengan melihat mereka semuanya akan terasa lebih ringan.

"Kok sudah pulang?" Tanya Bunda yang sedang berkutat didapur.

Kubuka pintu lemari es untuk mengambil jus apel didalamnya.

"Devan agak nggak enak badan, Bun. Bunda masak apa?"

"Ayahmu tiba-tiba mau nyemil lumpia." Jawab Bunda disusul kekehan. Aku hanya tersenyum. Seandainya aku bisa mempunyai pasangan yang saling mencintai seperti ayah dan Bunda.

"Devan kekamar dulu Bun ya."

"Iya. Perlu bunda buatkan sesuatu sayang?"

"Devan sisain lumpianya aja."

"Oke. Nanti bunda antarin keatas."

Aku menaiki satu persatu anak tangga menuju kekamar yang dulu kupakai. Beberapa bajuku masih ada disini sehingga memudahkanku jika ingin menginap disini.

***

"Dev..Devan." aku merasakan pipiku ditepuk-tepuk. Segera kubuka mataku dan mendapati wanita yang sangat kurindukan itu berada di depanku. Aku mengucek-ucek mataku dan wanitaku masih berada didepanku

"Kanna." Dia tersenyum manis. Ini mimpi? Tidak mungkin memang ini adalah kenyataan.

namun rasanya sangat indah.

"Merindukanku?"

"Haruskah kamu bertanya?" Bukannya menjawab, aku malah berbalik bertanya. Dan balasannya hanya tawa kecil.

"Lucu sayang?"

"Iya kamu lucu." Aku melipat tanganku didepan dadaku. Tawanya bertambah kencang.

"Sudah sudah. Aku mau berbicara serius denganmu Dev." Kanna menghentikan tawanya dan langsung berbicara serius.

"Langsung berbicara serius. Kamu nggak mau kangen-kangenan dulu denganku?" Tanyaku seraya menaikkan salah satu alisku. Menggodanya.

Kanna duduk disampingku dan masuk dalam pelukanku. Ah.. sudah lama rasanya aku tidak memeluk tubuh ini.

Listen To My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang