eleven

518 88 31
                                    

Seumur hidupnya, Zayn tidak pernah mendapatkan surat apapun. Apalagi surat dengan amplop berwarna pink pekat yang girly banget.

Zayn mengangkat bahu dan mulai membaca isinya.

Dear Zayn Malik,

Aku tidak tahu bagaimana cara memulai surat ini tapi aku hanya ingin bilang kalau aku suka padamu sejak satu tahun lalu.

Aku tidak bisa tidur siang dan malam hanya karena memikirkanmu. Kalau kau membaca surat ini, aku berharap kau dapat datang ke halaman belakang sekolah sebelum masuk kelas, Zayn. Aku akan menunggumu.

-Anna Diederich. X

Zayn diam. Baru kali ini dia mendapat surat cinta. Meskipun Zayn—mungkin—sudah pasti akan menolak Anna, tapi tetap saja Zayn senang. Seseorang baru saja menyatakan cinta padanya.

Tanpa disadari, Zayn tersenyum. Meskipun itu bukan Liam yang memberikannya surat macam itu, setidaknya Zayn tahu masih ada seseorang yang tertarik padanya.

Dengan langkah terburu-buru Zayn berjalan ke halaman belakang sekolah dan menemukan seorang gadis cantik yang berambut brunette pendek. Zayn tersenyum padanya.

"Anna, right?"

Anna, mengangguk pelan sambil tersenyum malu. "K-kau sudah putuskan jawabannya, Zayn?"

"A—" Sebelum Zayn sempat menjawab, ada dua orang yang muncul dari belakang pohon. Atau lebih tepatnya tersandung akar pohon dan jatuh.

Liam dan Claire.

Zayn menelan ludah. Badannya terasa panas saat melihat tubuh Claire ada diatas punggung Liam.

"Z-zayn?" Panggilan Anna membuat Zayn kembali mengalihkan perhatiannya kearah gadis cantik didepannya. "Bagaimana?"

"Aku... Tentu. Aku mau jadi pacarmu, Anna." Kata Zayn tanpa berpikir dua kali. Senyuman manis terpasang di wajahnya.

Liam dan Claire, yang mendengar ucapan Zayn, langsung melongo. Apalagi Claire.

'Bukannya Zayn suka pada Liam? Kenapa malah jadian dengan Anna?' Batin Claire.

Sementara itu, Anna Diederich nyaris saja pingsan. Cowok yang ditaksirnya selama satu tahun—nyaris lebih—menerima pernyataan cintanya dan bersedia jadi pacarnya!

Claire dan Liam bangkit. Keduanya berjalan kearah Zayn dan Anna dan memberikan kata-kata selamat.

Melihat Liam dan Claire berjalan beriringan, Zayn merangkul tubuh kecil Anna dengan lembut. Ditatapnya gadis itu lama. Hingga akhirnya Anna membuang muka dan memukul lengan Zayn pelan. Salah tingkah.

Ya. Zayn menerima Anna cuma untuk mencoba membuat Liam cemburu. Hanya itu. Zayn juga tidak terlalu memperdulikan iMessagenya dengan Claire kemarin.

Zayn pikir, keputusannya tepat. Dan keputusannya memang tepat. Hal ini terbukti saat keesokan harinya Zayn sedang mengobrol dengan Anna via iMessage saat Liam sedang bersamanya. Dan sungguh, muka Liam terlihat kesal. Ekspresi yang jarang ditunjukannya.

"Li, kau kenapa?" Tanya Zayn. Cowok itu sebenarnya bisa menebak kenapa. Tapi dia ingin mendengar Liam mengatakannya langsung.

"Tidak."

"Kau marah?"

"Tidak."

Zayn menahan tawa, menikmati gestur cemburu Liam. Oke, mungkin Liam tidak cemburu, mungkin dia cuma sedang badmood. Tapi bagi Zayn yang pekanya melebihi putri malu, Liam memang cemburu.

Tidak ada salahnya bermain dengan Liam sebentar, kan?

***
Mampus liam mampus zayn diembat orang mampus

crush || ziam auWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu