ten

520 88 28
                                    

Hening.

"Ehm." Doniya memecah keheningan itu. "Lalu?"

"Yeah, I'm gay. Kau tahu kan? Ga—"

"Ya, Zayn. Kami semua mengerti maksudmu. Tapi yang dimaksud Doniya adalah; lalu?" Yasser berusaha menjelaskan, tapi kelihatannya anak keduanya itu masih tidak mengerti.

Yasser menghembuskan nafas pelan dan mengangkat alisnya sebelah sambil tersenyum iseng. "Siapa laki-laki itu?"

"Well, dia— eh tunggu. Kalian tidak terkejut atau semacamnya? Maksudku, aku baru saja mengatakan kalau aku gay dan—"

"Duh. Cintamu pada Liam itu terlihat sekali, kau tahu?" Waliyha ikut-ikutan ayahnya; menggoda Zayn. "Terlihat sekali. Dengan sangat jelas. Dan ya, aku rasa kami semua nggak terkejut, Zayn."

"Yeah. Kau terlihat sangat senang bersamanya, Z." Bahkan Saffaa ikutan bicara.

Zayn melotot. Astaga. Sejelas itu kah? Waliyha dan Saffaa yang lebih muda beberapa tahun darinya dan Liam saja sadar.

"Jadi benar, kan? Itu Liam?" Tanya Yasser lagi. Tentu saja masih dengan nada iseng yang sama.

Zayn mengangguk lemah. Malu. Disaat keluargamu tahu orang yang kau suka dan mulai menggodamu akan hal itu adalah hal paling memalukan yang pernah ada.

Yasser, Trisha, dan semua anggota keluarga Zayn tertawa saat melihat ekspresi Zayn.

Yeah, Zayn dan Liam selalu menjadi otp Waliyha, Doniya, Trisha, dan bahkan Yasser (Saffaa masih terlalu kecil untuk mengetahui apa arti kata otp). Oh, terutama Yasser. Pria itu memang sudah tahu kalau sejak kecil pandangan yang dilemparkan Zayn pada Liam sudah jelas berbeda.

"Oke, jadi kau dan Li—"

"Nah. Dia punya orang yang dia sayang. Atau lebih tepatnya perempuan yang dia sayang." Kata Zayn sambil mengangkat bahu.

"Oh?" Yasser kembali menatap Zayn dengan alis terangkat sebelah. "Kau tahu, Zayn? Kalau memang jodoh, sekalipun jodohmu itu tersesat di hati yang lain, dia akan tetap kembali padamu. Ingat itu."

"Damn, that's deep." Bisik Doniya pada Waliyha. Yasser hanya melemparkan pandangan pada anak gadisnya yang berarti memang-siapa-jodohmu-bawa-dia-kehadapanku-secepatnya.

Sisa jam makan malam hari itu terasa cepat sekali bagi Zayn. Setelah makan malam dan memberitahu orangtuanya dia akan tidur, Zayn masuk ke kamarnya dan menggosok gigi lalu berbaring di tempat tidur.

Baru beberapa saat terpejam, ponsel Zayn berbunyi, menampakan iMessage dari Claire yang berbunyi;

Claire A.
Hey Zayn :)

Zayn mengerutkan alisnya bingung dan mengetik balasan dengan cepat.

Zayn Malik
Hey

Jangan salahkan Zayn hanya membalas seperti itu. Mungkin dia sudah tidak marah pada Liam. Tapi jelas saja dia masih muak dengan Claire.

Claire A.
Kau marah padaku? M sorry if u do x

Zayn Malik
Nah. Kenapa juga aku harus marah padamu?

Claire A.
Mungkin karena aku telah merebut sahabat sekaligus orang yang kau cinta? :) xx

Zayn menahan nafasnya. Bagaimana Claire tahu? Untuk kesekian kalinya pada hari ini, Zayn berpikir,

'Apa sebegitu jelasnya sampai semua orang bisa tahu? Tapi kenapa Liam..?'

***
Liam gapeka anj claire sounds a bit bitchy but eh she isnt a bitch i guess

crush || ziam auWhere stories live. Discover now