END

25.5K 418 36
                                    

Happy Reading guyss...

****

FARIS POV

Disinilah aku sekarang. Duduk disamping gundukan tanah merah yang belum mengering. Ya, ini adalah makam Ariani. Aku berada disamping makamnya saat ini. Yang tersisa hanya Aku,Nadia,Mila,Fanny,Rika,Ika,Prisca,Rustam,Raihan,Adit,Bulan,dan Andre.

"Kak, sebaiknya lu pulang trus istirahat. Kita udah 4 jam disini. Lu dan Nadia butuh istirahat. Gue tau lu terpukul banget dengan kejadian ini. Tapi apa lu ga kasian sama Nadia? Liat, dia udah cape banget Kak. Jangan egois. Lu masih punya Nadia Kak." Ucap Fanny.

Aku menatap Nadia dengan tatapan sendu. Kemudian aku memeluknya erat. "Kita pulang sekarang ya sayang" Nadia pun mengangguk.

Kamipun meninggalkan pemakaman ini dan pulang kerumah masing masing untuk beristirahat.

Didalam mobil aku terus saja terdiam walau masih fokus menyetir. "Ayah." Suara Nadia membuatku menengok kearahnya.

"Iya sayang?"

"Ayah masih mikirin Bunda ya?" Aku hanya tersenyum sebagai jawaban.

"Ayah, apa kalau kita sedih seperti ini Bunda akan tenang disana?"

"Tidak sayang."

"Kalau begitu kita jangan larut dalam kesedihan Yah, supaya Bunda tenang dialam sana." Lagi lagi aku tersenyum.

"Janji ya Yah jangan sedih lagi." Ucapnya sambil mengulurkan jari kelingkingnya kearahku.

"Janji." Ucapku sambil menyatukan jari kelingkingku. Dia tersenyum dan kembali mantap pemandangan diluar.

------

Sudah 3 hari setelah kepergian Ariani, hidupku hampa. Nadia selalu mencoba menghiburku namun aku hanya tersenyum.
"Ayah." Aku menoleh menatap Nadia. Dia berjalan mendekatiku

"Apa senyuman dan tawa Ayah sudah hilang? Apa suara Ayah juga sudah hilang sehingga tidak menjawab pertanyaanku? Mana janji Ayah? Ayah janji kalo Ayah ga akan sedih lagi. Tapi mana Yah?" Aku menatap sendu Nadia. Aku tau aku egois. Aku tau akan perubahan sikapku. Aku tau itu. Tapi aku masih sangat merindukan Ariani. Ini terlalu cepat.

"Yah, Aku kangen tawa Ayah. Aku kangen main sama Ayah. Tapi aku tau Ayah masih terpukul dengan kejadian meninggalnya Bunda. Kalo gitu anterin aku kerumah Aunty Mila aja Yah. Aku mau disana."

"Kenapa kamu mau kesana?"

"Karna mungkin aku masih bisa main sama Aunty Mila. Dan mungkin aku ga akan ganggu Ayah lagi. Jadi Ayah anterin aku kerumah Aunty Mila aja Yah."

"Nadia, maafin Ayah ya. Ayah udah abaikan kamu selama 3 hari ini. Ayah tau Ayah egois. Ayah minta maaf sayang." Ucapku sambil memeluk Nadia. Dia menangis dipelukanku.

"Ayah jangan sedih lagi ya." Ucapnya seraya melepas pelukanku. Akupun menghapus airmata yang keluar dari mata indahnya.

"Iya sayang. Kamu juga jangan sedih lagi ya." Nadia mengangguk dan memelukku lagi.

-----

"AYAHH"

"Kenapa sayang? Kok pulang pulang teriak teriak gitu?"

"Ayahh hikss.. masa aku tadi hikss.. dicium sama Kelvin."

"Dicium? Dimananya?"

"Pipi aku Yah. Ihh Ayah.."

"Ya ampunn. Kok bisa ya Kelvin cium pipi kamu? Nanti biar Ayah tanyain ke dianya ya." Nadia pun menangis dipelukanku.

"NADIAA." Panggil seseorang diluar pagar. Pasti itu Kelvin.

Perjodohan Indah [Revisi]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz