Fitting baju pengantin

33.2K 798 4
                                    

Happy reading guysss..

****

ARIANI POV

Sudah 2 hari berlalu setelah pertemuan itu, aku akan bertemu lagi dengan Kak Faris untuk fitting baju pengantin kita nanti. Aku akan dijemput 30 menit lagi berarti masih ada waktu untuk bersiap siap.

Setelah aku merasa tidak ada yang kurang,aku turun kebawah dan ternyata dibawah sudah ada Kak Faris yang sedang mengobrol dengan bunda dan ayah.

"Ehh itu Arianinya, berangkat sekarang aja yah biar pulangnya engga ke maleman" ujar bunda.

"Emm yaudah tante,om saya pamit mau pergi sama Ariani"

"Ohh iya silahkan nak."

"Assalamualaikum" ucapku bersamaan dengan Kak Faris. Bunda dan ayah tersenyum.

"Wa'allaikumsalam sayang" ucap bunda dan ayah. Akhirnya kamipun menaiki mobil Kak Faris. Tidak ada percakapan selama perjalanan. Hingga tanpa terasa kita sudah sampai,aku segera turun dan langsung mencari tante Nadila (tanteku). Yapp pemilik butik ini adalah tanteku,adik dari bundaku. Bisa dibilang mereka seperti anak kembar karna wajah yang hampir mirip hanya bedanya tanteku berkulit putih dan bunda berkulit kuning langsat.

Aku segera memeluk tanteku saat dia menghapiriku. Sudah hampir setahun kita tidak bertemu. "Aaa sayang kamu makin dewasa dan cantik deh. Tante kangen banget loh sama kamu. Ohh ya, ini pasti Faris ya? Calon suami Arianikan??" Ucap tanteku dengan nada heboh.

"Emm iya tante saya Faris." . "Emm oke sekarang tante mau Ariani pilih 2 gaun pengantin dan Faris pilih 2 jas yang akan dipakai saat pernikahan nanti." Akhirnya aku dan Kak Faris mencari gaun dan jas yang pas untuk kita.

Aku dan Kak Faris menuju tempat dimana tante Nadila menunggu kami. "Oke sekarang Ariani kamu coba gaun pertama ya." Ucap tante Nadila lembut. "Iya tante."

Gaun pertamaku adalah gaun berwarna kesukaanku yaitu biru laut berlengan 3/4 dan panjang gaunnya sampai menutupi high heelsku, dan bagian dada,punggung,dan bahuku terekspos dengan rambut yang disanggul asal asalan oleh tante Nadila. Dan saat aku keluar aku melihat Kak Faris sibuk bermain gadgetnya. Aku pun berdehem "hhmm" dan Kak Faris menengok dan melihatku. "Engga,dada,punggung, sama bahu lu terlalu terekspos" ujarnya santai dan membuatku mendengus kesal "Tapi Kak, gue suka warnanya." Ucapku jujur "ENGGA AR" Ucapnya tegas dan membuatku kesal.

Tanpa banyak bicara lagi aku langsung mencoba gaun terakhirku. Gaun terakhirku merupakan kebaya perpaduan warna merah dan putih. Cukup menarik. Dengan pasmina merah dan high heels dengan tinggi 7cm berwarna putih.

Dan saat aku keluar Kak Faris memandangku dengan tatapan takjub dan tertarik. "Cantik" hanya kata kata itu yang dia keluarkan dengan nada sangat pelan namun mampu aku dengar. Tapi aku ingin menanyakan langsung "Gimana Kak?" Ucapku. "Cantik,perfect gue suka. Yang ini aja." Ujarnya dengan nada santai.

"Oke kalo gitu sekaramg nak Faris yang coba jasnya ya." Ucap tante Nadila. Dan hanya dijawab anggukan oleh Kak Faris.

Pikiran licikku mulai datang untuk ngerjain Kak Faris karna dia ga milih gaun kesukaanku tadi. Pertama Kak Faris mencoba setelan jas berwarna abu abu "Ar,ini aja ya gue suka warnanya" Ujarnya.

"Engga Kak. Itu ga bagus warnanya." Ucapku. Enak aja dia mau pake jas kesukaan dia sedangkan aku ga boleh.

Kemudian dibaju kedua Kak Faris menggunakan pakaian khas jawa (beskap) dan blangkon di kepalanya, jujur dia terlihat tampan. Tapi aku tetap menggelengkan kepalaku karna niatku untuk menjahilinya.

"Kak coba baju yang pertama deh. Kayanya bagus" ucapku. Dan dengan semangat dia mengganti jas dengan warna kesukaannya. Dia keluar dengan tersenyum "Gimana Ar? Ini aja ya??" Pintanya. Aku melihatnya sebentar kemudian menggeleng

"Engga deh kak. Mendingan lu pake pakaian yang kedua. Lebih terlihat tampan kak" Ucapku jujur

"Kenapa ga dari tadi aja sih Ar milihnyaa?? Capek tauu"Katanya. "Mana gue tau itu bagus apa engga kalo engga di coba semua." Akhirnya aku deal dengan baju ala Raden Mas untuk pernikahan kami.

****

FARIS POV

Aku?? Dikerjain anak kecil?? Sangat tidak lucu. Banyangin seorang Faris Pratama mau aja dikerjain sama Ariani Anjani Dharmawan cuma gara gara masalah baju pengantin. Huhhh sangat memalukan. Ingatt aku akan membalasnya..

Didalam mobil tidak ada percakapan yang terjadi. Namun tiba tiba ponselku berbunyi. Kulihat tidak ada namanya

"Ya? Halo?" Ucapku setelah hampir 20detik aku mengangkat telpon ini tidak ada yang berbicara diujung sana.

"Fariss lu pasti ga akan tau gue. Gue cuma mau ingetin. Jauhin Ariani. Dia milik gue dan selamanya akan begitu. Lu jangan coba coba berani nyentuh dia atau lu akan matii" ucap pria diujung sana

" Ohh ya?? Uuu takuutt" Ucapku dengan nada mengejek.

"Lu jangan main main sama gue. Gue serius sama apa yang gue ucapin. Lu liatin aja nanti. Gue bakal dateng dan bunuh lu klo lu berani nyentuh Ariani." Ucap dia

"Ohh ya?? Masa sih?? Kok gue ga peduli ya?? Denger siapa pun lu ga bakalan ada yang berani bunuh gue kecuali Tuhan. Dan gue ga bakalan takut sama lu. Mau seberapa pun lu berkuasa. Gue bakal bisa ambil semua kekuasaan lu. Denger tuh" Ucapku dengan nada tenang.

"Kita liat nanti. Kalo mis...." sebelum dia melanjutkan ucapannya aku sudah mematikan telpon tersebut.

"Ar,lu terakhir kali pacaran sama siapa?" Tanyaku

"Emang kenapa? Kepo." Jawabnya acuh tak acuh

"Gue serius Ar. Siapa? Gue mau ketemu orangnya"

"Apaan sih Kak. Udah ahh gausah dibahas lagi masalah ini. Males gue. Udah fokus aja ke jalan. Nanti nabrak" ucapnya lalu mengalihkan pandangannya ke kaca mobil.

"Apa yang Ariani sembunyiin dari gue ya? Kayanya rahasia banget tuh mantan pacar sampe gue ga boleh tau. Pokoknya gue harus cari tau" batinku.

Akhirnya kita sudah sampai didepan rumah Ariani pas saat adzan maghrib. "Assalamualaikum bun,yahh" Ariani masuk karna pintu yang terbuka sedikit. "Bunn, yah??" Ucap Ariani dengan nada sedikit kencang.

Aku pun mengikutinya kedalam "Om,tante??" Alu pun mencoba memanggil kedua orang tua Ariani. Pada saat kita naik ke tangga ada darahh. ADA DARAHH. "Aaaaaaa bundaaa, ayahhhhh" teriak Ariani yang mulai histeris.

"Kak gimana ini??" Tanyanya yang mulai menangis. Aku memeluknya mencoba memberi ketenangan. Dia tidak menolak. Dia semakin menangis. "Coba kita telpon ya Ar." Ucapku menenangkan.

Dan aku dudukan Ariani di sofa. "Halo om?" Ucapku saat telponku diangkat om Dharmawan. "Iya kenapa nak Faris?" Ucap om Dharmawan. "Om ada dimana? Kenapa dirumah om ada darah banyak sekali. Apa yang terjadi om??" Ucapku penasaran.

Ariani yang dari tadi melihatku juga penasaran apa yang sebenarnya terjadi. "Ohh itu cuma sirup merah pecah. Emang kalian ga liat itu ada pecahan beling??" Benar saja ternyata ada pecahan beling disekitar cairan yang berwarna merah itu. Aku merasa lega mengetahui hal itu. "Trus sekarang om sama tante ada dimana??" Tanyaku

"Om sama tante lagi di rumah sakit. Tadi pas tante lagi mau kebawah membawa botol sirup itu tante jatuh dan pingsan. Tapi engga apa-apa kok. Ini aja kita udah mau pulang. Mungkin sampe rumah pas adzan isya. Kamu tolong jagain Ariani dulu ya sampe om sama tante pulang." Ucap om Dharmawan.

"Ohh yaudah om saya akan jagain Ariani sampe om sama tante pulang. Om sama tante hati hati dijalan ya. Assalamualaikum"

" Wa'alaikumsalam". Kemudian aku dan Ariani mulai untuk sholat maghrib berjamaah terlebih dahulu kemudian kami menunggu tante Adelia dan Om Dharmawan pulang.

Sesampainya tante Adelia dan om Dharmawan dirumah aku segera pamit pulang kerumah karna hari sudah malam dan ternyata dari tadi Ariani tertidur di pundakku. Mungkin dia lelah habis menangis histeris tadi.

****

Maaf banget klo ceritanya dikit. Maaf juga klo agak lama updatenya lagi kacau pikirannya. Kadang juga suka ada setan males nulis. Jadi suka di ulur ulur. Maaf typo bersebar banyak. Cuma mau minta Vote sama comment klo udah dibaca part kemaren, part ini, sama part selanjutnya.

Perjodohan Indah [Revisi]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin