Resepsi

4.6K 262 5
                                    

Menurutku,
Malam adalah gelap
Siang adalah terang
Pagi adalah awal
Sore adalah akhir...
Namun ternyata aku lupa,
Ada bintang diwaktu malam
Ada mendung diwaktu siang
Ada kabut diwaktu pagi
Ada cerita penutup hari, diwaktu sore...
Begitulah cara Allah memberi warna dalam kehidupan...

***___***

Dari pagi hingga sore, acara resepsi pernikahan Fajar dan Senja berjalan dengan lancar. Tidak terlalu banyak yang diundang, namun yang datang jauh dari perkiraan. Kerabat, sahabat, teman-teman Senja banyak yang hadir. Ada juga beberapa teman Fajar yang menyempatkan diri untuk datang diacara itu.
Semuanya serba sederhana, tidak ada yang berlebihan, namun cukup untuk bisa dibilang sempurna. Karena tidak ada kendala yang menghambat jalannya acara.

"selamat ya, semoga pernikahan kalian menjadi keluarga yang sakinah mawadah warohmah, aamiin." ucapan selamat dari Ilham, saat menyalami Fajar, lalu tersenyum kearah Senja yang berada disamping Fajar.

"aamiin." jawab Fajar dan Senja bersamaan.
"semoga kamu juga cepat menyusul." kata Senja.

"iya, doakan aja, semoga kamu berubah pikiran." Ilham sengaja membuat suasana menjadi tegang.

"maksudmu apa berbicara seperti itu?" tanya Fajar yang sudah terpancing oleh ucapan Ilham.

"tenang...santai...aku gak bermaksud apa-apa. Insya Allah aku sudah bisa merelakan pilihan Senja, dan aku juga sudah berjanji tidak akan mengganggu hubungan kalian... Sekali lagi selamat ya." jelas Ilham, sambil menepuk bahu Fajar dan berjalan menjauh dari mereka.

Setelah Ilham pergi, dan tamu undangan sudah mulai sepi, Fajar hanya diam saja. Tidak ada senyum sama sekali sampai acara selesai. Senja sadar ada yang berbeda dengan sikap Fajar, tapi Senja juga ragu untuk bertanya.
Adzan maghrib sudah mulai berkumandang, bersamaan dengan itu acara resepsi itu juga selesai. Mereka memang sengaja tidak mengundang banyak orang, karena persiapan yang serba dadakan juga, jadi semuanya ala kadarnya.
_________

"kamu mau makan apa? Biar aku siapkan." tanya Senja pada Fajar, saat ini mereka sudah berada diruang makan. Dengan berbagai menu makanan yang sudah tersaji diatas meja.

"aku bisa ambil sendiri." jawab Fajar dingin, tanpa menoleh sedikitpun pada Senja.

Senja hanya memberikan piring untuk Fajar mengambil makanan, yang langsung diterima oleh Fajar, tanpa kata.
Mereka makan dalam diam. Tidak ada acara suap-suapan seperti pengantin baru pada umumnya. Ada apa dengan mereka?
Selesai makan dan membereskan piring-piring dimeja makan, Senja berniat untuk mencuci piring-piring itu, tapi dilarang oleh Ibunya. Ibunya menyuruh Senja untuk istirahat bersama Fajar. Walaupun disana juga masih banyak keluarga besarnya yang belum pada pulang, tapi orangtua Senja menyuruh mereka untuk beristirahat.

Sampai dikamar, Senja tidak melihat Fajar dalam kamarnya, namun Senja mendengar ada suara gemericik air dari dalam kamar mandi, Fajar sedang mandi. Senja menyiapkan baju yang akan dipakai Fajar setelah selesai mandi, diletakkannya di meja dekat pintu kamar mandi.

Drrrttt...drrrttt... Ponselnya bergetar, Senja berjalan mengambil ponsel yang berada diatas meja samping ranjangnya.

Tari:
"assalamualaikum, Ja, maaf aku gak pamit secara langsung. Tadi kamu sudah masuk kamar, aku tidak enak buat nyusul, hehe. Aku nginep dihotel dekat rumahmu bersama orangtuaku. Tadi Ibu tidak enak badan, jadi aku pikir lebih baik menemani Ibu daripada mengganggu pengantin baru, iya kan?"

Senja tersenyum membaca pesan dari Tari, sahabatnya yang satu itu memang selalu bisa merubah perasaannya.

Senja:
"wa'alaikumsalam. Iya, gak apa-apa Ri. Gimana keadaan Ibumu sekarang?"

Fajar dan Senja {ending}Where stories live. Discover now