Belajar Ikhlas

6.6K 321 10
                                    

Kuning keemasan yang kau hadirkan
Perlahan meredupkan cahaya mentari
Menawarkan keindahan diufuk barat
Tak jemu mata memandang
Walau pada akhirnya...tenggelam ditelan gelap...
Senja sore itu, mengalihkan duniaku...

***___***

"Senja itu siapa?" seorang wanita paruh baya bertanya pada seorang laki-laki, yang tadinya tenang menyantap menu sarapannya. Namun ketika mendengar pertanyaan itu,

Uhuk.

"pelan-pelan makannya! Baru dengar nama Senja aja, udah bikin kamu kehilangan konsentrasi ya nak?" wanita paruh baya itu menyodorkan segelas air putih untuk laki-laki itu.
Setelah meminumnya, dan terasa lebih baik, laki-laki itu kembali diam, tak menjawab pertanyaan dari wanita paruh baya.

"kenapa diam nak? Senja itu siapa?" dengan lembut, wanita paruh baya itu kembali mengulang pertanyaannya.

"dia cuma temen Fajar Mah."

"kenalkan Mamah dengannya nak, bawa dia kemari!"

Uhuk...uhuk...kembali lagi laki-laki itu, yang tak lain adalah Fajar, tersedak. Dan wanita paruh baya itu adalah Ibunya. Kali ini Fajar tidak sedang makan apa-apa, hanya tersedak air putih, yang rasanya tertahan ditenggorokannya. "Mamah mau ngapain sih? Fajar juga baru kenal beberapa hari ini Mah."

"tapi...om Herman bilang, Senja bisa membuat kamu jadi berbeda. Mamah juga gak pernah lihat atau dengar kamu dekat sama cewek, makanya Mamah mau kenal.
Tadinya Mamah gak percaya, tapi pagi ini Mamah baru percaya kata-kata om-mu itu."

"berbeda gimana Mah?"

"tuh buktinya kamu banyak ngomong, biasanya kan kalo Mamah minta sesuatu, kamu iya, iya aja."

"kali ini Mamah mintanya yang aneh-aneh aja. Fajar sama Senja cuma temen biasa Mah, gak ada apa-apa. Mamah jangan mikir macem-macem lagi deh."

"Mamah cuma pengen kenal sama temen kamu nak, apa salahnya sih? Pokoknya minggu besok kamu harus ajak dia kesini!"

"tapi Ma..."

"gak pake tapi! Dia temen kamu kan?" Fajar hanya menjawab lewat anggukan kepala. "ya udah, gak ada salahnya donk Mamah kenal sama Senja?"

"Fajar gak janji ya Mah, kalo dia gak mau, Fajar gak bakal maksa."

"dia pasti mau...mana ada sih cewek yang bisa nolak anak Mamah ini." Ibunya Fajar berjalan mendekati anaknya, kemudian mengelus-elus kepalanya. Fajar merasa seperti anak kecil lagi kalau seperti itu. Tapi tentu Fajar bahagia masih diberi kesempatan untuk melihat orangtuanya, masih bisa merasakan kasih sayang mereka. Dan Fajar berjanji akan selalu berusaha menuruti perintah mereka, selama itu masih dalam hal kebenaran. Karena ridho Allah terletak pada ridho orangtua, dan murka Allah terletak pada murka orangtua.
_____

Sepulang kerja, Fajar datang kerumah Tari. Fajar bingung mau bertanya pada siapa lagi tentang Senja, kalau bukan pada Tari. Om Herman memang pasti mau membantu, tapi Fajar yakin setelahnya nanti om Herman akan terus-terusan menggodanya. Jadi Fajar putuskan memberanikan diri untuk bertanya pada Tari.
Ketika Fajar sampai, Tari baru saja memasuki pagar rumahnya, sepulang kerja juga.

"assalamualaikum?" sapa Fajar.

"wa'alaikumsalam," Tari mempersilahkan Fajar duduk, dikursi yang ada didepan rumahnya.

"aku mau minta tolong Ri...emm," Fajar ragu untuk melanjutkan kata-katanya.

"minta tolong apa Jar?"
Tari bertanya-tanya dalam hati, apa yang membuat Fajar tiba-tiba datang kerumahnya? Ada rasa bahagia yang menyelinap dalam hatinya.

Fajar dan Senja {ending}Where stories live. Discover now