Ujian

4.8K 282 6
                                    

Awan tidak selalu nampak putih
Kadang pula hitam mencekam
Menutup sinar mentari
Hingga hujan badai meluruhkannya...

***___***

Hari demi hari yang dilalui Senja dan Tari terasa lebih indah, lusa adalah hari lamaran Awan pada Tari. Tari sudah sangat mantap untuk menerima Awan, walaupun masih ada sedikit ruang dalam hatinya yang terisi oleh Fajar. Tidak mudah melupakannya begitu saja, tapi Tari terus berusaha untuk itu.
Tari meminta Senja untuk segera menjawab lamaran Fajar, tapi Senja masih belum mau untuk menjawab. Senja berharap melihat Tari menikah lebih dahulu, karena entah mengapa masih ada perasaan ragu untuk menerima Fajar. Bukan ragu pada Fajarnya, tapi ragu pada Tari. Senja merasa Tari belum bisa melupakan Fajar. Dan itu memang benar adanya.
__________

Di Rumah Sakit

"apa wanita seperti itu yang kamu pilih untuk dijadikan istri? Tidak! Mamah tidak akan pernah setuju. Wanita ceroboh seperti itu, tidak akan bisa menjadi ibu rumah tangga yang baik. Seandainya dia hati-hati sedikit saja, tentu adikmu tidak akan buta seperti sekarang!" seorang wanita paruh baya memaki anaknya, lalu terisak setelah menumpahkan amarahnya.

"maafin dia Mah, dia juga tidak mungkin sengaja menabrak Ardi. Itu juga tabrakan beruntun Mah, dia juga ditabrak dari belakang. Jadi Mamah jangan salahin dia seperti itu. Aku tetap ingin menikah dengannya."

"walaupun itu tabrakan beruntun, tapi kalo dia tidak berbelok kekanan, tentu dia tidak akan menabrak adikmu. Pokoknya Mamah tidak akan merestui kamu menikah dengannya!"

"udah cukup! Mau sampai kapan kalian bertengkar? Papah lelah mendengarnya!" lelaki paruh baya menengahi pertengkaran mereka, "kalian marah-marah juga percuma! Tidak akan membuat keadaan menjadi lebih baik...mending kita sama-sama berdoa supaya Ardi cepat sadar dan semoga bisa mendapatkan pendonor secepatnya."

Dilain tempat, Tari terisak mendengar pertengkaran itu. Iya, 'dia' yang disebut-sebut itu adalah Tari. Ketika pulang kerja, lalu lintas Ibukota yang selalu macet dan banyaknya supir ugal-ugalan, mengakibatkan kecelakaan beruntun itu. Dalam hal ini Tari juga korban, karena ada mobil bis yang sudah lebih dulu menabrak mobil didepannya, dan Tari ada didepan mobil itu dengan beberapa pengendara sepeda motor lainnya. Tari membelokan stirnya kekanan, Tari tidak tau apa yang terjadi setelahnya, Tari sudah tidak sadarkan diri.
Dan ternyata motor yang dikendarai Tari menabrak seorang anak laki-laki, yang belakangan diketahui bernama Ardi itu, dia adalah adik Awan. Mamah Awan menyalahkan Tari habis-habisan, menurutnya Tarilah yang salah hingga membuat anaknya buta akibat kecelakaan itu. Sedangkan Tari hanya luka-luka ringan.

"istighfar Ri, kamu harus kuat menghadapi semua ini, ini bukan salah kamu..." Senja berusaha menguatkan Tari sedari tadi, tapi Tari terus-terusan menangis mengingat kejadian itu. Apalagi Mamah Awan yang tiada henti menyalahkannya. Ruang rawat Tari memang berada disebelah ruang rawat Ardi, jadi Tari bisa mendengar semua pertengkaran mereka.

Awan memang sudah mengatakan pada Tari, bahwa semua akan baik-baik saja, dan Awan akan tetap melamarnya. Tapi tidak dengan Mamah Awan setelah kejadian itu, dan tau bahwa Tari adalah wanita yang akan dilamar oleh anaknya, Beliau menolak dan tidak merestui niat Awan itu.

"Ja...mungkin aku memang ditakdirkan untuk tidak pernah bisa mendapatkan cinta, lihatlah mereka membenciku Ja...mereka menyalahkanku...mereka...mereka...seharusnya aku yang berada diposisi Ardi..." Tari terisak kembali, tidak sanggup meneruskan kata-katanya.

"jangan bicara seperti itu Ri...jodoh, maut, rejeki, semuanya sudah diatur oleh Allah. Termasuk musibah yang terjadi padamu, Allah sedang mengujimu. Allah ingin melihat seberapa kuat kamu bertahan, seberapa kuat imanmu, dan seberapa tegar kamu menghadapi masalahmu. Akan selalu ada hikmah dibalik ujian ini Tari...istighfar Ri, kamu harus banyak berdoa. Allah hanya memintamu untuk sabar dan shalat, bukan untuk merutuki takdir dan menyalahkan diri sendiri." tiada henti Senja memberikan nasehat dan semangat untuk Tari, walaupun sepertinya Tari sulit menerima semua yang dikatakannya.

Fajar dan Senja {ending}Where stories live. Discover now