5. Dhasar Udang!

913 134 7
                                    

Satu bulan sudah Sia berada di sekolah barunya. Tidak ada hal spesial yang terjadi. Kecuali Yori, orang yang pernah menolongnya itu.

Sejak ia mengetahui segala hal tentang sekolah barunya dan Yori, Sia jadi sering mencuri pandang ke arah Yori. Terlebih lagi karena mereka cukup dekat.

Bukan sebagai teman, tapi semacam bahan olokan.

Yah, Yori cowok yang jahil dan sering kali menjahili Sia. Dia mengganggp Sia bodoh dan mereka sering bertengkar tidak jelas di kelas.

Sia teringat pada perkataan dua teman barunya, Hana dan Jess, bahwa Yori merupakan salah satu golongan Bukan Siswa Biasa. Tapi Sia merasa ada yang berbeda dengan cowok itu jika dibandingkan cowok BSB lainnya.

Yori memang terlihat lebih terawat daripada cowok lain di kelas itu. Wajahnya lebih bersih dan barang-barang yang dimilikinya juga branded.

Hanya saja, sejauh yang ia tahu, Yori selalu jalan kaki daripada naik motor ataupun mobil seperti siswa BSB lain.

'Apa rumahnya di dekat sini?'

"Kenapa kau memandanginya terus?", bisik Jess yang bangkunya terletak tepat di belakang Sia.

"Apa? Siapa memandangi siapa?", balas Sia gugup.

"Kau itu terlalu mencolok jika mencuri pandang ke arah Yori. Jangan salahkan dia jika nanti sepulang sekolah dia akan mengolokmu karena kau terus melihatinya. Dia pasti berpikir kau menyukainya.", balas Jess santai.

"A-apa??! Si-siapa yang melihat ke arah Yori?", ucap Sia.

Sia tidak menyadari jika ia berkata cukup keras hingga Yori sendiri yang duduk di pinggir jendela, dua bangku lebih depan dari bangku Sia, menoleh kearahnya.

Sia yang tersadar telah menyebut nama Yori terlalu keras, langsung menundukkan kepala karena salah tingkah.

'Apa yang kau lakukan Sia? Dhasar bodoh!' batin Sia.

Sepulang sekolah, Sia tidak langsung pulang. Ia masih duduk di tempat duduknya mencoba memahami soal kimia yang belum ia pahami.

"Duh, kenapa semua orang cepat menghilang kalau sudah bel pulang seperti ini? Kalau begini, aku tanya soal ini ke siapa?" gumam Sia sendiri di kelas.

Jam sudah menunjukkan pukul tiga lebih.

"Apa besok aku berangkat lebih pagi dan belajar lagi di kelas? Atau mungkin di perpustakaan? Yah, sepertinya itu lebih baik."

Sia segera mengemasi barang-barangnya dan berjalan pulang.

Tanpa Sia sadari, ternyata Yori juga belum pulang. Yori sedang asik bermain basket bersama beberapa temannya di lapangan.

Ketika Sia pulang dan melewati lapangan basket, Yori yang melihat Sia berjalan menuju gerbang segera melemparkan bola basketnya ke arah Sia.

"Aw!" ucap Sia yang kesakitan karena lengan kirinya terkena bola basket yang keras itu.

Sia mencoba mencari siapa orang yang telah melempar bola basket sialan itu.

"Hai, udang." Sapa Yori sambil tersenyum jahil ke arah Sia.

Ia mengambil bola basketnya lalu berhenti di depan Sia.

"Kau? Kau cari gara-gara denganku? Siapa yang kau sebut udang, hah?" ucap Sia.

Ia mencoba menantang Yori yang lebih tinggi darinya.

Bukannya terlihat menakutkan, Sia justru terlihat menggelikan di hadapan Yori karena ia lebih pendek dan tidak terlihat menakutkan sama sekali.

DreamcatchersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang