Dua puluh delapan

57.9K 2.5K 62
                                    

Ditengah misi membuntuti suami tengilnya itu, Lean menelpon Kakaknya.

"Halo"sapa Lean begitu telponnya diangkat.

"Halo, kenapa dek?" tanya Bera.

"Kakak balik jam berapa?" tanya Lean balik.

"Ini bentar lagi balik, kenapa?"

"Kakak bawa kunci rumah kan?"

"Iya bawa kok"

"Yaudah, Lean lagi nggak dirumah soalnya"ujar Lean, Bera disebrang sana mengerutkan keningnya bingung.

"Kemana kamu jam segini?"tanya Bera.

"Lagi diluar Kak, sama Jerim kok" bohong Lean, gadis itu nggak sepenuhnya bohong juga sih, emang ada Jerim kan? meskipun cowok itu nggak tau keberadaan Lean.

"Oh yaudah, yang penting kamu sama Jerim"balas Bera.

"Oke kalau gitu Kak, Lean cuma mau ngasih tau itu, makan malam juga udah Lean siapin di meja makan"terang Lean.

"Iya iya, have fun yaah"balas Bera sebelum memutuskan telponnya.

"Ini mobil siapa Gus?" tanya Lean pada Gusti setelah memasukkan ponselnya ke dalam tas, gadis itu memang sempat bingung melihat mobil yang di kendarai Gusti ini bukan yang biasa dia pake ke sekolah.

"Punya orang rumah " jawab Gusti.

"Mobil lo mana emang?" tanya Lean lagi.

"Yang biasa aku pake ke sekolah maksud lo?" tanya Gusti balik, Lean mengangguk "kan kita lagi buntutin Jerim kalau pake mobil yang itu pasti bakal ketahuan" jelas Gusti, Lean manggut-manggut mengerti.

"Lo rahasian ini dari Dilan kan?" tanya Lean lagi, memang lebih baik temannya yang satu itu gak tau tentang rencananya bersama Gusti ini.

"Iya, seperti yang lo minta" jawab Gusti. Nggak lama kemudian Jerim berhenti di lampu merah, mobil Gusti ikut berhenti tepat di belakang motor Jerim.

"Kira-kira dia kemana yah Gus?" tanya Lean lagi, matanya lurus ke depan menatap punggung Jerim.

"Ke tempat temannya kan?" Gusti menjawab dengan nggak yakin,Lean tersenyum kecil.

"Jerim bilang dia nggak pernah bohong sama gue" ujar Lean lagi, Gusti mengangkat alisnya bingung.

"Kalau emang Jerim nggak pernah bohong sama lo, buat apa sekarang kita buntutin dia segala?" tanya Gusti bingung.

"Gue nggak tau, biasanya gue selalu percaya sama dia tapi buat masalah yang ini gue susah percayanya, feeling gue ngerasa ada yang nggak benar" jawab Lean masih terus menatap punggung Jerim.

"Kita liat aja nanti yah, moga aja Jerim beneran cuma nongkrong di tempat temannya"ujar Gusti menenangkan.

"Moga aja begitu"balas Lean, Gusti menatap Lean, banyak yang berubah dari teman sebangukunya ini, bukan cuma penampilannya tapi juga sifatnya, dulu Lean cuma cewek pendiam yang nggak mau terlibat dengan apapun di sekolah kecuali proses belajar-mengajar, tapi sekarang siapa yang nggak kenal Lean di sekolah? cewek yang berhasil menangin hati Putra dan ngalahin si primadona sekolah, Tiara.

Well...meskipun itu karena mereka dijodohkan dan nggak ada yang tau tentang fakta yang satu itu.

Tapi bukan cuma itu yang berubah dari Lean, cewek itu jadi lebih terbuka tentang perasaannya seperti sekarang ini, tiga tahun sebangku dengan Lean, ini pertama kalinya teman sebangkunya itu minta tolong apalagi sampai curhat dengannya.

"Gus, udah hijau tuh" Lean membuyarkan lamunan Gusti, cowok itu kemudian mulai melajukan mobilnya dan kembali berkonsentrasi supaya nggak kehilangan jejak Jerim. Sepuluh menit kemudian mereka memasuki kawasan pinggir kota yang jauh dari pemukiman warga, cuma ada jalan poros menuju ke luar kota.

We got married (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang