Dua puluh Tiga

61.1K 2.5K 22
                                    

Besok malamnya...

"Lo beneran nggak mau pergi nih?" Dilan yang menjemput Jerim, lagi-lagi dia mencoba untuk membujuk Lean.

"Nggaaaaaak" Lean yang baru selesai mandi dan nongkrong di depan Tv masih kekeuh dengan jawaban pertamanya.

"Duh, nggak asik banget rasanya, disana ntar pasti gue sendirian deh soalnya Jerim bakal sama Tiara terus" gerutu Dilan, Lean melirik cowok itu sebentar, Kenapa Dilan jadi bawel kayak cewek gini sih? batinnya.

"Kenapa nggak ngajak Kak Bera aja?" usul Lean, telinganya panas mendengar nama Jerim apalagi Tiara, dari kemaren setelah pulang dari butik, Lean menganggap cowok itu seperti kasat mata, nggak dihiraukannya sama sekali, Lean sampe rela tidur di lantai saking marahnya sama Jerim, walapun itu sia-sia aja sih soanya begitu bangun di paginya, tau-tau Lean udah ada di atas kasur lagi.

"Nggak mungkin gue ajak lo kalau belum coba ngajak dia" balas Dilan sambil nyengir, Lean langsung cemberut kecut, dasar!

"Yaudah nggak usah pergi" usul Lean lagi.

"Maunya juga gitu, tapi si Jerim maksa tu" balas Dilan, Lean cuma mengangkat bahunya nggak peduli, nggak lama kemudian Jerim turun dari kamar dan mereka berdua akhirnya pergi. Lean langsung bad mood lagi, seperti yang Jerim bilang, dia sama Tiara bakal official malam ini.

Jerim kayaknya benar-benar nggak nganggap hubungan mereka sama sekali, walaupun pernikahan mereka ini di berdasarkan keinginan almarhum orang tua mereka,tapi tetap aja ini sebuah pernikahan kan? harusnya Jerim nggak berkhianat seperti ini!

"Kok belum siap-siap dek?" tiba-tiba Bera menghampiri Lean yang masih setia di ruang tengah. Lean menoleh dan langsung mengerutkan keningnya melihat penampilan Kakaknya, Bera memang memakai dress lengkap dengan make up di wajahnya.

"Mau kemana emangnya Kak?"

"Pesta ulang tahun temanmu itu dong" jawab Bera, adiknya itu semakin bingung.

"Emangnya Kakak di undang?" tanya Lean, Kakaknya itu langsung menunjukkan undangan yang diberi Tiara untuknya kemarin di butik.

"Terus kenapa Lean harus siap-siap?" tanya Lean lagi, Bera memutar bola matanya jengah persis seperti Lean.

"Ya kamu harus pergi dong, emang rela suami di rebut gitu aja? ntar susah lagi loh nyari yang kayak Jerim" balas Bera, Lean jadi makin bingung lagi, Kakaknya ini tau dari mana?

"Maksud Kakak apa?" tanyanya, lagi-lagi Bera meniru kebiasaan adiknya itu, memutar bola matanya.

"Nggak usah banyak tanya dulu, kita udah hampir telat nih" Bera langsung menarik adiknya yang masih kebingungan itu ke dalam kamarnya.

"Kak, jelasin dulu deh ke Lean" ujar Lean lagi ketika Bera mulai memakaikan make up di wajahnya.

"Duh, masih nanya-nanya juga ni anak" balas Bera sambil masih sibuk dengan kerjaannya.

"Ya habisnya Lean nggak ngerti" timpal Lean.

"Yang ulang tahun itu kan suka sama Jerim" jelas Bera, mau nggak mau Lean tersenyum geli.

"Itu juga Lean tau"

"Ya Kakak nggak rela dong yah adeh ipar kesayangan Kakak ada yang ngincar begitu?emangnya kamu rela?" sekarang giliran Bera yang bertanya.

Jelas nggak rela lah! cewek baik-baik lainnya aja Lean nggak rela apalagi kalau yang jadi pacar Jerim itu cewek macam Tiara "Bukan urusan Lean, kalau Jerim mau ya terserah dia aja" bohong Lean.

"Jerim jelas nggak mau" timpal Bera, Lean mendengus mendengar itu.

"Kakak nggak tau aja, di sekolah itu mereka udah kayak sejoli alay yang nggak bisa dipisahin, kemana-mana selalu berdua" balas Lean sebal.

We got married (Repost)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang