-7-

11.4K 863 12
                                    

Kejar tayang... Happy reading!!!


Clarissa POV

Aku terkejut. Ini benar-benar suatu kejutan yang membuatku ingin sekali memukulnya, bukan memeluknya. Kalau seandainya tadi Pak Davis tidak ada bersamanya, pasti kejadian aku memukuli Genta sudah aku lakukan sejak kali pertama dia memelukku. Bahkan dia tidak mengijinkan aku melepaskan pelukannya. Tapi sungguh aku merindukan pelukan itu.

Bagaimana bisa selama ini dia membohongiku? Dia anak dari Pak Davis. Pemilik perusahaan ini. Dan yang aku dengar dari Monica, dialah pendiri perusahaan ini. Bagaimana bisa? Bukankah dia hanya Manager di kafe dan seorang HRD di perusahaan IT. Atau mungkin perusahaan itu juga...?

Aaaah!! Aku sungguh frustasi jika memikirkan semua ini. Belum lagi kejadian enam bulan lalu di foodcourt saat bertemu seorang anak yang bernama Revan. Sejak saat itu memang aku tidak pernah bertemu dengan anak itu lagi. Karena penjelasan pria itu terakhir kali kami bertemu.


Flashback

"Jadi Revan anakmu?" tanyaku terkejut dengan apa yang aku lihat saat ini.

Setelah hampir enam tahun tidak bertemu dengannya, aku dikejutkan dengan kehadirannya bersama seorang anak laki-laki yang aku kagumi sejak pertama kali melihatnya. Bahkan kekagumanku saat bertemu anak ini sama dengan kekagumanku saat pertama kali bertemu dengan ayahnya. It's like father, like son. Kekaguman yang sama dengan tatapan yang serupa saat dia menatapku dulu pertama kali kami berpapasan. Dingin dan itu mengalihkanku pada hal lain untuk terus menatapnya. Walau pada akhirnya dialah yang lebih dulu mendekatiku dengan senyum manisnya. Oh tidak! Jangan biarkan masa lalu mengusik hidupku lagi. Tidak tahukah bahwa saat itu sungguh sulit bagiku untuk bangkit dari keterpurukanku.

"Iya, Ca! Dia anakku," jawabnya masih berdiri menatapku tidak percaya. Sama halnya dengan ketidakpercayaanku pada takdir yang mempertemukanku kembali dengannya, ditambah sosok anak yang begitu lucu dan tampan.

"Dia lucu, tampan sepertimu!" pujiku jujur.

"Senang mendengarnya dari bibirmu," senyum yang dulu selalu aku kagumi. Selain matanya, senyum itu memang menjadi canduku agar aku bisa bangkit lagi saat aku merasa jenuh dengan segala aktifitasku. Dulu. Hanya masa lalu.

"Tante Ica kenal Daddy?" tanya Revan yang langsung menggenggam tanganku menatapku dengan wajah imutnya. Aku tertunduk melihatnya yang sudah memegang tanganku erat.

"Iya, Sayang. Tante teman Daddy-mu. Sudah lama tante tidak bertemu Daddy-mu, jadi tante tidak tahu kalau ternyata tante punya keponakan yang lucu seperti kamu, Sayang," jawabku membuat Revan tertawa geli. "Kok tertawa?" tanyaku penasaran.

"Tante panggil aku 'Sayang' lagi," ucapnya lugu sambil menutup mulutnya yang masih tawanya dengan satu telapak tangan, karena tangan yang satunya masih memegang tanganku erat.

"Bisakah kita bicara sebentar, Ca?" tanya Viko mengalihkan pandanganku yang sejak tadi kagum melihat anaknya yang lucu. Sepertinya aku memang sudah tidak bisa menghindar akan pertemuan ini. Pertemuan yang pastinya akan segera terjadi walaupun bukan hari ini. Tapi setidaknya aku ingin sekali berdamai dengan masa laluku. Bagaimanapun aku ingin memulai hidup baruku dengan seseorang yang aku cintai.

"Apa yang ingin kamu bicarakan, Vik? tanyaku setelah kami sudah duduk berhadapan. Revan sengaja diminta Viko untuk duduk di meja yang lain sambil memainkan lego yang ternyata sejak tadi ada di dalam tas anak itu.

"Bagaimana kamu bisa bertemu dengan Revan?" tanyanya kemudian. Sungguh ini pertanyaan yang tidak penting menurutku.

"Aku hanya tidak sengaja melihat anak kecil yang hanya makan siang dengan rotinya, padahal ini sudah jam makan siang. Apa begini caramu merawat anakmu?" tanyaku agak emosi. Tapi kenapa aku emosi? Bahkan Revan bukanlah anak kandungku.

Couldn't BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang