-6-

11.1K 870 8
                                    

Sorry Typo... ^_^


Magenta POV

Akhirnya aku menginjakkan kakiku di tempat yang selama ini sangat aku rindukan. Tempat yang selalu aku hindari, namun hatiku ingin sekali berada di sini. Aku merindukannya. Aku merindukan mereka. Aku merindukan Mommy. Ini mengingatkanku saat aku masih tinggal berdua dengan Mommy. Dimana saat Mommy selalu ada di sisiku dan membuatku lupa arti kehadiran seorang Daddy dalam hidupku. Sampai akhirnya seorang pria yang mengaku Daddy datang dan menawarkan cinta untuk kami berdua. Aku tidak kekurangan sedikitpun cinta dari mereka. Bahkan mereka memberi lebih padaku, apalagi seorang adik yang sangat cantik dan lucu. Membuatku lengkap berada di dalam keluarga itu. Kalau bukan karena kata-kata Ica, mungkin selamanya aku tidak akan menginjakkan kakiku di negeri ini lagi. Karena bidadari itu yang telah menyadarkanku bahwa selama ini aku dikelilingi oleh cinta.

"Ingin bertemu siapa Pak?" tanya seorang resepsionis perusahaan yang aku bangun bersama Daddy. Terlihat jelas wajah tersipu malunya saat menatapku. Dan itu hal yang sudah biasa bagiku.

"Pak Davis," jawabku singkat membuatnya langsung menghubungi sekretaris Daddy.

Benar. Sudah hampir enam bulan sejak aku tidak bertemu lagi dengan Ica. Dan itu membuatku sangat merindukannya. Tapi sungguh kedatanganku ke sini bukan karena Ica yang sudah sering aku ketahui kabarnya dari orang suruhanku yang katanya dia sudah bekerja sebagai sekretaris kedua Daddy. Kedatanganku murni karena aku ingin bertemu Daddy, menanyakan kabar Mommy sebelum aku menemui Mommy terlebih dulu. Aku takut Mommy akan shock saat melihat kedatanganku yang tiba-tiba.

"Maaf dengan Bapak siapa?" tanya resepsionis itu lagi padaku. Aku yakin dia tidak mengenalku, karena saat kepergianku meninggalkan perusahaan ini, aku tidak pernah bertemu dengannya.

"Magenta." Kali ini bukan hanya resepsionis itu saja yang menatapku penuh tanya. Karena tidak sedikit dari para wanita itu mencoba mendekat ke arah resepsionis, dimana aku masih berdiri menunggu kepastian dari resepsionis itu.

"Anda diminta untuk datang ke ruangan Beliau, Pak!" ucap resepsionis itu setelah menutup sambungan telepon.

"Baiklah!" Aku segera beranjak pergi meninggalkan tempat yang sangat tidak nyaman ini.

"Biar saya antar, Pak!" tawar resepsionis itu sebelum aku jauh meninggalkannya.

"Tidak usah! Saya tahu dimana ruangannya," ucapku dingin.

Sebenarnya aku bisa saja langsung ke ruangan Daddy, hanya saja aku tidak yakin Daddy ada di ruangannya atau tidak. Apalagi bukan hanya perusahaan ini yang Daddy pegang. Masih ada beberapa anak perusahaan dan perusahaan yang Daddy bangun sejak dulu yang masih dalam pantauan Daddy. Karena itu aku menghampiri meja resepsionis untuk menanyakan keberadaan Daddy.

"Magenta?"

Seseorang menyapaku dengan suara yang sangat aku rindukan. Dia benar-benar bidadariku. Bidadari yang sedang menungguku di depan pintu surga. Itu hanya bayanganku yang berlebihan. Dia masih tampak cantik dengan wajah itu, apalagi ditambah sedikit make up yang menyempurnakan kecantikannya.

Aku berjalan menghampirinya dan langsung memeluknya erat. Aku merindukannya. Sungguh benar-benar merindukan wanita ini. Kalau bisa aku ingin membawanya pergi dan menjadikan wanita ini seutuhnya milikku. Hanya milikku.

"Aku merindukanmu, Ca!" ucapku masih memeluknya. Menghirup dalam wangi tubuhnya yang selalu jadi canduku.

"Aku juga, Genta! Tapi bagaimana kamu bisa datang ke sini?" tanya Ica mencoba melepas pelukanku, tapi aku tidak ijinkan. Aku masih ingin menghirup wangi tubuhnya.

Couldn't BackKde žijí příběhy. Začni objevovat