CHAPTER 18

2.3K 187 28
                                    


Krystal pov.

Aku memberani kan diriku. Untuk berbicara dengan Mark. Dia lelaki pujaanku. Aku menyukainya. Sangat menyukainya.

"Mark oppa...?" Tanyaku seraya duduk disampingnya

Tubuhku bergetar tanpa arti. Namun aku bangga pada diriku sendiri karena aku sudah berani menyapa seorang MARK-TU-AN

Ketika aku memanggilnya, mark hanya melirik padaku. Aku sudah tahu, lagipula siapa aku? Yang mengharapkan mark tuan berbicara denganku dengan ekspresi senang? Hahaha.. aku sangatlah bodoh.

Lalu aku melanjutkan perkataanku kepada mark

"Eumm.. a-aku.."

Belum sempat aku berkata sampai titik inti ,tiba-tiba minho memanggilku. Minho berkata bahwa aku dipanggil oleh seorang guru di perpustakaan.

Aku pun beranjak pergi ke perpustakaan. Meninggalkan mark dikelas.

"Ck. Guru sialan. Menggagalkan rencana ku saja." umpatku

Aku berjalan dengan santai menuju perpustakaan.

Dan setelah aku memberi salam pada guru yang memanggilku di perpustakaan, aku diberi selembaran kertas .

Surat Keterangan Kepindahan Sekolah.

Aku membaca judul dari kertas itu.

"Jadi ,apa yang harus ku lakukan dengan surat ini?" Tanyaku

"Kau harus meminta tanda tangan kedua orang tua mu dan dituliskan disini. Dan bawa lagi kertas ini kepadaku besok. Arraseo?" Jelas guru itu

"Nde.. mengerti pak." Jawabku

"Tapi ,krystal.. mengapa kau ingin pindah? Prestasimu itu cukup memuaskan menurutku." Celetuk seorang guru yang datang ntah dari mana. Oh. Dia guru bahasa inggris ku waktu aku kelas 1.

"Ah? Hehehe seongsanim! Aku pindah karena keluargaku akan pindah tempat tinggal. Jadi mau tak mau sekolahku pun harus pindah."

"Pindah kemana?"

"Ntahlah.. aku belum diberitahu ibuku. Tapi katanya masih di negara Korea."

"Baiklah... pertahankan prestasimu di sekolah baru nanti nde?"

"Hm. Nde . Kalau begitu aku permisi untuk kembali ke kelas dahulu." Aku pamit kepada dua orang guru diperpustakaan

.............

Setiap malam ,aku selalu memikirkan sisa hari-hariku di sekolah. Teman-temanku ,guru-guruku, dan juga... mark.

Apa yang pantas ku berikan kepada mark di akhir hari ku disekolah?

Masalahnya, mark dan aku tak pernah berbicara satu sama lain dari dahulu.

Atau.. akan kucoba untuk mengajaknya berbicara empat mata ? Ah. Itu ide yang bagus!

Sebaiknya aku menelfon mark untuk mengajaknya bertemu empat mata hari ini.

Only HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang