Bab 28: Invitation, Surprise and Kiss

41.5K 1.5K 46
                                    




Bukan kah bahagia itu mudah?
Bukan kah di akhir cerita selalu bahagia? Meskipun rintangan tak pernah lelah mendatangi mereka.





Dan hari ini. Malam dimana acara hang out bersama rusak oleh kehadiran wanita jelangkung tapi diakhir cerita teriakan melengking membuat Naina dan Brian tersenyum.




Reno yang melihat secarik kertas berwarna biru dengan corak tinta perak, tersenyum bahagia.




Febrian Adji Permata

dan

Naina Putri




'Sudah berakhir ternyata!' Gumam Reno sambil menatap senang Naina dan Brian yang saling menatap penuh cinta.







Rudi berteriak " Oh Tuhan. Nai ini undangan kawin loe? "




Semua yang berada disana menatap penuh tanda tanya. Naian tersenyum malu - malu. " APPAAAA!!!! " Naina memutar bola mata malas. " Jangan teriak! Iya aku mau nikah bukan kawin! "




" Habis UN loe nikah. Hebat banget! " Sungut Fitri kesal. Naina menatap Brian dengan mata sendu. Brian tersenyum " Maafkan kami kalau tak pernah cerita, hanya satu alasan nya… " Brian menatap mantan murid nya satu persatu " Saya tidak ingin istri saya dikeluarkan dari sekolah "






" Tunggu sebentar! Kan masih calon kok sudah… "




Brian tersenyum. Lagi. " Saya sudah menikah dengan Naina sembilan bulan yang lalu "




" Penuh kejutan hidupmu Naina! " Rudi menghembuskan nafas berat. " Gue gak nyangka, beneran loh! " Ajeng menambahkan.




Reno berjalan pelan melangkah dengan pasti menuju pasangan yang sedang disidang. Reno terkekeh geli, bingung ingin mengatakan apa.




" Gue percaya loe pasti menang. Nih bukti yang akurat. Semoga bahagia buat kalian "


Reno mengulurkan tangan dan disambut gembira mereka berdua. " Bapak hebat! " Brian terkekeh sambil menepuk bahu Reno. " Bukan kah seorang pemimpin harus hebat " Reno mengangguk membenarkan.



Satu persatu dari mereka memberi selamat pada Naina dan Brian. Rasa senang menyelimuti mereka. Lengkungan bibir ke atas mereka suguhkan. Bahkan pengunjung yang sedang makan turut mengucapkan selamat.





Malam telah larut. Brian membawa Naina pulang, didalam perjalanan hening menyelimuti mereka. Tak ada ocehan seperti biasa. Mereka larut dalam pikiran masing - masing.





★★★★★



Alan menyenderkan tubuhnya di kepala ranjang. Pikirannya melayang jauh menatap langit - langit kamar. Mata elang itu berpusat dalam satu titik, tak lama kemudian dering ponsel disebelahnya berbunyi nyaring.



Melirik sekilas serta membanting ponsel tersebut ke arah lantai. " Lan, loe ikut nonton apa kagak? " Brian dengan membawa setoples kripik kentang membuka pintu kamar Alan.






" Iya bentar lagi "

Masih tetap tak bergeming. Alan malah memejamkan mata " Udah kalau masih suka itu dikejar "

Alan mendengus " Loe gak tahu masalahnya "




Brian terkekeh " Dijodohkan. Kan Vee sukanya sama loe! "

18 Berstatus IstriWhere stories live. Discover now