Bab 8: Tawaran

51.6K 1.8K 6
                                    



Naina tersenyum sendiri melihat hasil jepretannya. Posisi yang menguntungkan untuk Naina. Dia sempat berfikir bahwa dia adalah photoghrapy profesional. Pulau kecil meluncur dari mulut Brian yang terbuka melewati kusen ranjang dan terjun bebas dilantai yang dingin. Naina terkikik sendiri. Brian tidur tidak memakai bantal tetapi tidur dengan posisi tengkurap. Kepalanya miring ke kanan. Tangan kanannya jatuh melewati kusen ranjang. Dia berada di pojok ranjang jika dia berbalik ke kanan mungkin dalam sekejap dia akan sakit pinggang karena terjatuh.

" Mas kamu lucu sekali " Naina membekap mulutnya sendiri. Segera dia berlari menuju dapur. Dan pecahlah tawanya.

Pagi yang indah


★★★★★



Omelet telur matang dengan sempurna. Piring - piring sudah tertata rapi di atas meja makan. Alunan musik klasik melantun merdu sesekali pinggulnya bergoyang mengikuti irama. Bunyi berisik dari blender tak kalah ketinggalan. Jus strawberry akan siap sebentar lagi.

" Sayang " Naina tersentak kaget lengan kekar melingkar dipinggang-nya yang ramping. Naina menjerit kecil saat Brian memberi kissmark di tulang selangka. Dipukulnya kepala Brian menggunakan spatula yang berada didekatnya.

" Sayang sakit tau " Naina memutar tubuhnya masih memegang spatula. Diacungkannya spatula tersebut didepan mata Brian. Hidung Naina kembang kempis.

" Mas pagi - pagi kenapa bikin ribut sih? " Naina melotot tajam. Hawa permusuhan tampak terkuar dari tubuhnya. Pikiran Brian tidak fokus pada tempatnya. Celotehan Naina tidak ditanggapinya. Ini lebih dari lezat bisa dia katakan kalau ini nikmat dari Tuhan.

Kemeja besar miliknya melekat ditubuh mungil istrinya. Entah Naina bermaksud mengodanya atau tidak tapi yang jelas dua kancing kemeja terbuka. Didalam sama sesuatu yang menonjol dilapisi warna hitam. Brian menelan ludah gugup. Dia berucap syukur kepada Tuhan telah memberikan vitamin pagi untuknya.

Naina seakan sadar. Dia berceramah panjang lebar tapi tidak didengarkan oleh Brian. Matanya mengarah ke dadanya. Tanpa pikir panjang Naina memukul kepala Brian keras.

" Mas Brian mesum!! " Brian tersadar mengaduh kesakitan. Naina menghentakkan kaki dan menjatuhkan spatula. Tanpa memeperdulikan Brian yang memegang kepalanya nyut - nyutan.

Brian menjambak rambutnya kasar dan berteriak kencang. Teriakannya mengema diseluruh ruangan.


'Tuhan, kenapa dada wanita itu menggairahkan?'



★★★★★




Sudah dua minggu Naina menghindari suaminya segala keperluan selalu disiapkan saat Brian masih berada didunia mimpi. Seperti pagi ini.

Buku pelajaran telah dia masukkan kedalam tas selempengnya. Brian yang melihat itu mendengus pelan. Karena dia tidak tahan dengan perilaku Naina. Direngkuhnya tubuh istrinya. Naina menegang. Sekujur tubuhnya membeku seakan darah yang ada ditubuhnya akan telah habis.

" Maafin mas, Nai " Ini pertama kalinya Brian memangilnya dengan namanya sendiri. Naina merasa Brian sudah diambang kerapuhannya. Dia pernah berkata -Jika seluruh Dunia menghukumku aku akan terima tapi aku akan mati jika Istriku yang menghukumku-

Naina sempat berfikir itu hanya bualan saja tapi itu bukan bualan semata. Percekcokan pertama mereka saat Brian pulang dengan keadaan mabuk. Entah masalah apa yang sedang menimpanya. Hingga berhari - hari mereka tidak saling tegur sapa. Dan dengan gentle- nya Brian meminta maaf dulu dia menceritakan hal yang sebenarnya kepada Naina.

18 Berstatus IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang