Bab 22: My Kiddo Ian

36.6K 1.5K 55
                                    




Gadis berkuncir kuda tampak membekap mulutnya dan berlari kencang. Tak peduli makian yang terlontar yang dia inginkan hanya supaya dia cepat sampai dikelasnya.


" Eh Ro, ngapain loe? "

" Handphone gue! Cepat Ajeng! "

Tak lama sambungan pun tersambung.


Satu detik


Dua detik


Sampai dering ke lima tidak diangkat. " Bapak kemana sih? " Roro gadis itu ketakutan. Tangan kanan masih menggenggam ponsel pintarnya serta tangan kiri dia gigit kecil.


" Ro, kenapa? "


" Hiks, Nai diculik " Suara Roro teredam karena isak tangis yang meluncur deras. Ajeng dengan sigap memeluk Roro.





Mereka semua yang masih berada dikelas terdiam seketika. Tak bisa berbuat banyak.






Bingung?
Jelas. Naina hanya gadis biasa tanpa embel - embel seorang Princess maupun seorang Lady Bangsawan. Bagaimana ceritanya dia bisa diculik?




Mereka sempat berfikir apa para penculik sudah kekurangan stock seorang wanita berkantong tebal, bagaimana bisa seornag gadis tak punya apa - apa mereka culik?




" Holaa, napa pada diem. Sunyi friends! " Rudi yang baru masuk kelas menyapa mereka semua. Matanya melirik satu persatu penghuni kelas yang diam.



" Ndre, loe percaya gak kalau mereka bukan hanya sebatas 'pacar' " Reno yang bersandar dijendela sebelah meja tempat duduk Naina bertanya. Sebersit tanda tanya terukir diotaknya. Dia masih penasaran dengan hubungan gelap yang menjadi trending topic beberapa saat lalu.


Andre menggeleng tak mengerti " Gue gak tahu "


Handphone Reno berdering. Matanya menyipit tajam. Dia menimbang antara angkat atau tidak. Dan sebagai jawaban dimasukkannya benda pipih canggih itu.




Suasana hening mencengkram. Tak ada yang bersuara bahkan Rudi yang sudah kepo tingkat dewa memilih untuk diam.







" Halo Pak Brian. Naina Pak Nai " Jeritan serta tangis Roro membunyarkan keheningan.



Devan mengambil handphone yang diapit Roro dan menyentuh tombol louspeaker. " Roro jelasin yang benar " Mereka mendadak diam, lidah mereka kelu saat guru mereka berbicara dengan nada membentak.


" Naina diculik Pak " Tekan Devan.

Hening sampai suara bentakan disana menggelegar. " Peter. Cepat cari Naina dan bawa penculiknya kemari. Kita batalkan meeting hari ini. Dan Roro terimakasih informasinya "


Tut tutt

Mereka semua saling pandang satu sama lain.

" Seberapa dekat hubungan Pak Brian dan Naina? " Celetuk Rudi polos.

Dan mereka semua hanya mengangkat bahu masing - masing.





★★★★★




Pagi telah beranjak siang. Gadis dengan pakaian seragam membuka mata yang terasa berat. Air mata yang sudah mengering diusapnya kasar. Halus dan nyaman nya ranjang berseprai putih itu sudah tidak dirasakan lagi.


" Mas, tolong Nai " Gadis itu merancau lagi. Dia terduduk dikelapa ranjang dengan menekuk kedua lututnya. Isak tangis mulai terdengar lagi.



18 Berstatus IstriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang