Bab 19: Awal Penyiksaan

37.2K 1.3K 9
                                    




Ternyata banyak kekurangan di cerita saya.
Saya mohon maaf ya saya juga manusia biasa

Soal nama Brian heheh anggap aja Febrian ya



Happy reading






♣♣♣♣♣






Brian duduk dengan tegang. Dia baru saja mendapat surat ancaman dari seseorang. Dan bisa disebut orang itu berada dekat dengan-nya.



Kenapa dia bisa tahu?
Entahlah itu firasat.




Brian terpaksa berbohong demi keselamatan istrinya. Brian menghempaskan tubuhnya bersandar pada kursi singgasananya. Keadaan perusahaan yang sudah membaik menjadikan dia tidak bisa keluar dari kungkungan Papa-nya.


Yah Papa. Dia menginginkan Brian tetap berada diperusahaan. Melepas gelar guru yang telah disandang nya.


Brian bangkit dari duduk, memakai jas yang berada di punggung sofa dan berjalan keluar. Dia ingin segera pulang dan tidur, memikirkan rencana apa yang bisa dia lakukan untuk menjaga istrinya dari kejaran orang yang berani - beraninya mengusik kehidupan-nya.





★★★★★



" Mas ayo sarapan, Hari Senin Mas " Brian menutup mata dan telinga bersamaan. Dia duduk dengan memutar bola mata malas. " Suaranya yang serak - serak gluduk. Main teriak aja " Naina hanya menaik turunkan mata.

Hari ini tepat hari Senin. Liburan tengah semester telah berlalu. Di awal bulan Oktober, aktivitas akan kembali guru dan murid saling tak sapa menyapa.

" Nai berangkat Mas " Mencium punggung tangan Brian dan sedikit kecupan dikening mengantarkan kepergian Naina. Bukan tak mau Brian berangkat bersama Naina tapi karena titah Ratu Kanjeng Ayu Naina, dia dengan kecewa hati menurut.




'Kalau Mas berangkat bareng Naina ntar semua orang pada tahu dan itu membahayakan'


Begitulah katanya.
Pagi ini tampak mendung, diatas sana awan gelap tampak berkumpul. Brian bersenandung ria sambil memutar kunci mobil. Dia berjalan keluar apartement sesekali terbatuk dan berjalan pelan.



Alarm tanda ada yang tak beres.




Dia berlari secepat mungkin sampai di gang depan apartemen dia bersembunyi. Nafasnya masih ngos - ngosan. Peluh sebesar biji jagung turun perlahan dari dahi lebarnya.



" Maaf boss kita kehilangan jejaknya " Seru seseorang. Brian tersenyum licik, pelan - pelan dia keluar dari semak - semak dan sedikit bermain - main.



Buughh



Satu pukulan keras mendarat di pelipis pria muda itu. Ponsel pintar yang berada digenggaman nya terlepas terpelanting jauh. Umpatan kasar pria itu haturkan. Brian hanya tertawa masam.



Dalam hati dia berkata 'Mantan preman dilawan'


" Siapa boss loe? "


" Huh, gue akan beritahu loe "


" Ck bacot loe, kalau gitu loe milih mati? "


" Itu yang gue butuhin " Tantang pemuda itu.

Brian menyeringai. Pemuda itu menatap seram Brian. Dia menelan ludah kasar. Tanpa basa - basi Brian menyeret pemuda itu keluar dari gang dan berjalan kekerumunan orang lalu lalang.

Banyak yang menatap ingin tahu mereka berdua. Bukan karena tampan mereka tapi karena keadaan mereka. Si pemuda dengan pelipis yang berdarah, jas yang diseret paksa Brian sedangkan Brian dengan kemeja yang sedikit basah akibat keringat.


Kantor polisi

Brian mendudukkan pemuda itu dengan paksa. Pak polisi kurus yang kebetulan sedang makan berjengit kaget sampai tersedak. Brian mengansurkan secarik kertas dan tersenyum lebar.



" Surat ancaman? " Jerit Pak Polisi bertubuh kurus setelah meminum air.


" Bantu saya mencari penjahatnya " Perintah Brian dengan nada dingin. Pak polisi kurus hanya mengangguk. " Sebentar lagi ada teman saya yang akan membantu Bapak "

Brian keluar dari kantor polisi berpapasan dengan orang yang barusan dia bicarakan. Tanpa basa - basi dia menunjuk pemuda yang sedang duduk diintrogasi polisi kurus. " Saya mau harus tuntas "

" Baik, Pak "




★★★★★



Berbeda dengan Brian. Naina mendapat bully habis - habisan oleh teman sekelasnya. Bajunya basah karena campuran air comberan, telur, tepung. Melekat disekujur tubuh mungilnya.



" Huh, loe gadis polos simpanan Pak Brian ternyata " Ajeng menjambak rambut Naina dari belakang.




Menyakitkan! Dia sudah tahu hari ini akan datang. Hari dimana dia dibantai karena kebohongannya. Kebohongan besar disejarah hidupnya. Dia menangis tersedu antara sakit dan pasrah atas deritanya.




" Bitch! "



Bahkan Naina mengangguk membenarkan. Yah bisa dibilang begitu. Bahkan Ayahnya juga pernah berkata demikian. Miris sekali cerita hidupnya. Dia menengadah menatap langit. Gelap, halaman belakang sekolah yang sunyi menambah kesan dramatis.




Isak tangis yang mengalun berirama dan cemooh mereka saling beradu. Hujan mulai turun rintik - rintik meninggalkan Naina dalam kesedihan. Dia meringkuk bersandar dibawah pohon mangga besar.



Dia tersenyum dalam diam.



" Ini awal penyiksaanku. Aku harus kuat "



Naina bangkit sedikit meringis karena kakinya terkena pecahan kaca. Dia tersenyum kecut. Berjalan pelan sedikit tertatih.



Dilantai dua bangunan sekolah lebih tepatnya kelas XII 3 mereka memandang datar teman mereka. Antara tak percaya dan juga mana mungkin.



Naina


Gadis baik dan polos. Gadis yang menurut mereka acuh terhadap sekitar ternyata simpanan guru kesayangan mereka bahkan guru yang mereka percaya sepenuhnya.






" Dre, apa yang loe lihat benar - benar Naina sama Pak Brian? " Tanya Fitri sekali lagi.




" Loe udah lihat sendiri kan video dan fotonya? "



Fitri mengangguk, menghela nafas pasrah. Meskipun dia tak percaya tapi apa daya video dan foto membuktikan bahwa ada affair seorang murid dan guru.






★★★★★









Yuhuuu hehe dipotong ya teman
Gimana ada feel-nya gag bab ini? Pasti rada geje kan? Memang saya jujur loh…

So thanks buat yang udah coment kasih saran. Vote n coment saya tunggu

Love



Master

18 Berstatus IstriWhere stories live. Discover now