Tentang Hati

9.3K 370 6
                                    

Jika kau bertanya apa yang membuatku tersenyum saat ini?
Jawabnya adalah karena hadirmu
Jika kau bertanya apa yang membuatku bahagia saat ini?
Jawabnya adalah karena senyummu
Jika kau bertanya kenapa?
Jawabnya adalah karena itu jarang ku lihat...
Senyummu membawa bahagia untukku
Didekatmu membawa kedamaian bagiku
Bersamamu ingin ku tambatkan hatiku...
Tidak! Itu salah!
Hanya pada Allah aku titipkan hatiku
Hanya pada Allah aku titipkan dirimu
Kau bukan duniaku
Akupun bukan duniamu
Namun kita berada didunia yang sama.
Aku tak berharap padamu
Tapi aku berharap pada Allah
Untuk dibersatukan dengan seseorang
Sebagai pelengkap duniaku...
Seperti fajar membuka pagi yang cerah memberinya tanda bahwa mentari akan tiba...

***___***

Sepanjang perjalanan pulang dari acara makan malam tadi, Tari terlihat senyam-senyum sendiri, hingga membuat Senja heran melihatnya.

"Ja, menurutmu Fajar itu gimana?" Tari memulai bertanya, saat mereka sudah berada dikamar Tari.

"gimana apanya Ri?"

"ya orangnya lah Ja, sikapnya? Baik atau tidaknya? Menurutmu seperti apa?"

"pertanyaanmu membuatku bingung Ri, berputar-putar begitu, yang ada aku jadi pusing nih!" Senja tersenyum, sambil pura-pura memegang kepalanya.

"ihh, Senja mah gitu! Tinggal jawab aja, apa susahnya sih?" Tari mulai kesal, melihat Senja yang tak kunjung menjawab.

"iya, iya, aku jawab deh, hihi...sepertinya sih mas Fajar itu baik, terlihat penyayang, menghadapi adiknya dia sangat sabar..." Senja belum selesai menjawab, sudah dipotong oleh Tari yang begitu semangat melanjutkan kata-katanya.

"iya dia sangat baik, penyayang, penyabar, dan pencuri hati, hehehe...tapi sebenarnya Vina itu bukan adiknya, tapi keponakannya. Orangtua Vina meninggal saat Vina masih bayi.
Ayahnya seorang nahkoda, ketika itu kapal yang dipakainya mengalami kebocoran di salah satu bagiannya, hingga semua penumpangnya tenggelam, tidak ada yang selamat saat itu. Ibunya Vina begitu histeris mendengar berita itu, sampai dia tidak berpikir panjang. Saat evakuasi dan suaminya belum ditemukan, dia datang ke tempat kejadian, tapi semua petugas melarangnya agar tidak ikut mencari, cukup menunggu ditepian saja. Semua orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing, dia tiba-tiba berlari ke laut, namun ombak besar bergulung-gulung, hingga membuatnya tenggelam terbawa arus..."

"apa tidak ada orang yang mengejar dan menolongnya Ri?"

"ada Ja, mereka sudah berusaha mengejar, tapi kejadiannya sangat cepat, dan mereka tidak berpikir bahwa dia akan senekad itu, dia tidak peduli pada panggilan orang-orang yang mengejarnya. Fajar juga ikut mengejar kakaknya ketika itu, tapi dia berada agak jauh dari tempat kejadian. Semuanya terlambat, ombak lebih dulu membawanya dan saat ditemukan dia sudah tak bernyawa."

"Innalillahi...semoga Allah menerima amal ibadah mereka. Kasihan sekali anak mereka, masih bayi sudah kehilangan kedua orangtuanya."

"iya Ja, makanya orangtua Fajar tidak ingin melihat cucu mereka hidup dalam perasaan tidak bahagia, dan merasa tidak punya orangtua. Jadi mereka sepakat untuk tidak mengatakan tentang orangtua Vina yang sebenarnya...kau lihat kan perbedaan usia antara Fajar dan Vina sangat jauh Ja?"

"iya Ri, aku masih gak nyangka, anak seceria itu, ternyata memiliki duka yang ia sendiri tidak tau."

"mungkin nanti saat Vina dewasa, mereka baru akan menceritakan semua kejadian itu...udah ah, ganti topik, jangan membahas orang yang sudah tiada, kasihan mereka disana jadi tidak tenang Ja."

"topik siapa lagi Ri? Aku gak kenal tuh, hihi."

"kamu tuh ya Ja! Aku lagi serius nih..."

"oh iya..., kamu suka ya Ri sama Fajar?" kali ini Senja yang terlihat serius, karena Senja tau sahabatnya itu tidak pernah bercerita tentang laki-laki, selain Fajar saat ini. Begitupun dirinya, karena mereka memang tidak mau membahas masalah hati, yang terlalu bersifat privasi.
Dan pertanyaan itu membuat Tari gugup menjawabnya.

Fajar dan Senja {ending}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang