Chapter 19

1.7K 167 147
                                    

( Beth's Pov )

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

( Beth's Pov )

"Buntu. Entah ini sudah hari keberapa kita disini, Beth. Tapi kita sama sekali tak menemukan petunjuk tentang Aimee."

Itu perbincangan pertama yang diawali oleh Greyson sesaat setelah kami memasuki rumah. Kami baru saja pulang dari RS namun sepertinya Greyson ingin menguras emosiku lagi. Entah kenapa suasana hatiku hari ini sedang buruk.

"Jadi kau menyerah?" aku bertanya ketus. Aku tidak peduli Greyson mengeluh atau bahkan akan pulang ke Edmond dan meninggalkanku. Setidaknya disini aku bisa bersama Harry, Liam, Niall dan Louis. "Kalau begitu pulang saja."

Greyson pun tak menanggapi jawabanku dengan serius. Ia tertawa hambar, menatapku penuh selidik. "Jarang sekali kau marah-marah sejak kita menginap disini."

"Ada apa denganmu, Bee?" Harry menatapku keheranan. "Biasanya kau tersenyum setiap saat."

"Tersenyum setiap saat? Siapa aku? Joker?"

Harry menarik kepalanya ke belakang seakan tersinggung dengan responku. Ia berbalik sembari meneguk air di gelasnya, "fine ..." aku mendengarnya menggumam saat berjalan menuju sofa dan duduk disana. Aku sedikit menyesal telah ketus padanya tapi aku sudah kelewat sebal.

"Kutebak," Greyson menoleh padaku. "Kau sedang berdarah."

Aku tidak tahu harus tertawa atau marah karena ucapannya. Aku tahu maksudnya berdarah adalah menstruasi. Tetapi apa dia tidak bisa memilih kata yang lebih pantas? Ia mengatakan hal itu seakan aku sedang mengidap penyakit parah yang mengancam nyawa.

"Ooh! Berdarah," bodohnya, Niall dan Harry mengerti. Mereka menertawakanku. Itu pun sampai aku menatap mereka dalam diam dengan ekspresi sedatar mungkin. Tawa mereka langsung terhenti dan pura-pura mengobrolkan hal lain bersama Greyson. Dasar cowok.

"Aku lupa satu hal penting!" Louis memekik saat dia datang dari dapur. Ia menghempaskan tubuhnya di sofa tunggal lalu menyisir rambutnya ke belakang. "Persediaan makanan benar-benar habis. Tidak ada stok untuk makan malam dan seterusnya."

"What?" Niall menoleh terkejut. Posisi duduknya yang semula menyender santai ke sofa langsung menegak. Ia pun berdiri dan meraih kunci mobil yang semula Ia lempar ke atas sofa. "Baiklah. Ayo. Kita berbelanja sebanyak mungkin agar kita tidak perlu keluar lagi."

"Kita semua ikut?" Harry menggeleng. "Kau ditemani seorang saja. Sisanya menjaga rumah. Lagi pula aku malas berbelanja."

"Aku juga," susul Louis. Bahunya merosot ke belakang dan menyender ke punggung sofa sambil mengusap wajahnya. Ia sedikit menguap sebelum melanjutkan ucapannya, "aku dan Harry di rumah saja."

Oh shit!

Berarti aku harus ikut bersama Niall!

Kau pasti tahu maksudku.

"Aku ikut!" aku berteriak, bersamaan dengan Greyson yang bangkit dari posisi duduknya. Kemudian Greyson berjalan menuju gantungan di tembok sisi dapur untuk mengambil jaket kulit miliknya. Ia memakainya sambil berujar, "aku ingin membeli peralatan mandi."

OBSESSIONWhere stories live. Discover now