f o u r t e e n

9K 360 18
                                    

Luke's POV

Aku merebahkan diri ku di kasur sambil menatap langit-langit kamar ku. Aku sadar, perbuatan ku pada Olivia tadi salah. Seharusnya aku tidak boleh egois dan tidak boleh marah dengan apa yang sudah dipilihnya. Mungkin Zayn memanglah yang terbaik untuk nya.

Tok tok tok

"Siapa?"

"Ashton"

"Masuk", Ashton membuka kamar ku lalu duduk di kursi meja belajar ku.

"Tumben datang. Ada apa?"

"Ada yang ingin ku bicarakan dengan mu", katanya dengan wajah yang serius.

"Apa itu?"

"Olivia menerima Zayn bukan karena ia menyukai nya, tapi karena paksaan"

Aku mengerutkan dahi ku tanda tidak mengerti, "maksud mu? Paksaan bagaimana?"

"Ya, dia diancam Zayn untuk menjadi pacar nya. Jika Olivia menolak, Zayn mengancam untuk memberitaukan rahasia Olivia itu di sekolah kita. Aku tidak tau sih rahasia apa, Oliv tidak memberitau ku. Kamu tau ngga, Luke?", pasti rahasia pekerjaan dia itu.

"Ti-tidak. Aku tidak tau. Aku kan baru dekat dengan Oliv akhir-akhir ini. Jadi aku belum mengetahui banyak mengenai dirinya"

Ashton mengangguk, "tapi biarkanlah saja. Kamu tidak usah ikut campur atau marah-marah ke Zayn ya. Kalau Olivia memang untuk mu, suatu hari nanti dia pasti akan kembali pada mu", kata Ashton. Benar juga sih, tumben dia dewasa.

Olivia's POV

Aku sedang tiduran di kamar ku sambil melihat timeline Path ku. Seperti biasa, aku sendirian saja di rumah tanpa orang tua ku.

Ting tong

Suara bel rumah ku berbunyi, astaga siapa sih siang-siang begini datang.

Ting tong

Dengan malas, aku berjalan ke bawah lalu membuka pintu rumah ku. Aku kaget melihat Zayn yang ada di depan ku.

"Zayn? Astaga, kalau kamu mau ke sini bilang dulu dong. Untung saja sekarang orang tua ku sedang bekerja, bagaimana kalau mereka ada di rumah sekarang?"

"Memang nya kenapa kalau mereka di rumah? Tidak apa-apa kan? Aku kan pacar mu", ya benar juga sih. Aku tetap harus belajar mencintai Zayn. Walaupun sulit, aku tidak boleh benci pada nya.

Zayn masuk ke rumah ku lalu berjalan menuju ruang makan. "Kamu mau makan apa?"

"Apa saja yang ada di kulkas mu hehe", dia duduk di salah satu kursi di meja makan ku.

Aku membuatkan susu coklat dan memotong kue red velvet yang dibeli mom ku tempo hari lalu ku berikan pada nya.

"Makasih", kata nya sambil tersenyum. Aku duduk di sebelahnya.

"Bagaimana tadi di sekolah?", tanya nya sambil menenggak susu coklat itu.

Aku menghela napas panjang, mengingat perilaku Luke tadi pada ku, "ya begitulah, pelajarannya membosankan hehe". Dia pun menceritakan soal kampus nya, dan sebagai nya. Sebenarnya aku senang seperti ini, berbincang dengannya, saling berbagi pengalaman masing-masing, dan yang lainnya. Tapi, aku hanya menganggap nya sebagai... kakak, mungkin?

Zayn mendekatkan wajah nya ke arah ku. Kami pun berciuman. Aku melumat bibir nya, begitu juga dia, dia melumat bibir ku penuh napsu sambil meremas kedua payudara ku.

Ia membuka celana ku berikut dalamannya lalu ia berlutut di hadapan ku. Ia mengecup vagina ku. "Aahh Zayn"

Ia memasukan lidah nya ke lubang ku lalu menahan paha kecil ku. Aku rasa nya ingin menutup paha ku, tapi ia tahan. "Ngghh teruss", desah ku.

Aku menekan kepala nya agar lidah nya masuk semakin dalam.

Ting tong

Shit. Aku dan Zayn tersentak, padahal aku nyaris keluar. Aku pun langsung cepat-cepat memakai celana ku. Walaupun basah dan tidak enak kalau dipakai, aku tetap terpaksa.

Aku menyuruh Zayn bersembunyi di kamar ku lalu aku membukakan pintu rumah ku.

"Kylie?", tumben dia datang ke sini.

"Boleh aku masuk?", tanya nya.

"Ohh iya silakan", aku mempersilakannya masuk dan dia berjalan menuju ruang tamu ku. "Ada apa Kylie?

"Ada yang ingin ku bicarakan dengan mu"

"Oh ya? Apa itu?"

"Maaf Liv sebelumnya, tapi... kau tau kan bagaimana perasaan ku pada Luke?"

Aku mengangguk pelan, "he'eh, lalu?"

"Aku tau kamu dan dia sangat dekat belakangan ini. Ku mohon, jauhkanlah Luke demi aku"

Astaga, apa lagi ini? "Me-memang nya kenapa? Kami kan hanya teman saja"

"Aku tau. Mungkin kau menganggap Luke hanya seorang teman, tapi bisa saja Luke menganggap mu berbeda. Aku rasa Luke menyukai mu, terlihat dari gerak-gerik nya. Aku rasa dengan kamu menjauhi Luke, perasaan Luke bisa berubah kepada mu. Ku mohon ya, demi aku?", sial, aku tidak bisa menolak permintaan sahabat ku. Lagi pula aku bisa merasakan rasa sakit nya Kylie. Dia pasti cemburu. Dia baru tau aku hanya dekat dengan Luke saja, dia sudah begini, bagaimana kalau dia tau aku sudah bercinta dengannya dua kali?

"Kau tenang saja Kylie, aku dan dia tidak mungkin bisa pacaran"

"Kenapa begitu?"

"Karena aku sudah punya pacar", aku tersenyum.

"Oh ya? Siapa? Kenapa tidak pernah beri tau kami?"

Aku terkekeh, "iya aku memang belum sempat beritau kalian. Maaf ya, karena kami memang baru saja pacaran kemarin. Kau ingat kan laki-laki yang menghampiri ku saat kita sedang makan di restoran waktu itu?"

"Oh, yang alis nya tebal itu kan? Yang tampan itu? Dia pacar mu?"

"Iya hehehe"

"Wahh asik ya punya pacar hehe. Selamat yaa", kata Kylie lalu memeluk ku. Aku tersenyum miris di bahu nya. "Kapan-kapan kenalkan pada kami ya"

"Siap bos", kata ku membuat nya tertawa.

"Ya sudah kalau begitu, aku pulang dulu ya. Terima kasih banyak Oliv"

"Sama-sama. Hati-hati di jalan ya", kata ku sambil melambaikan tangan, begitu juga dia.

Aku menghampiri kamar ku untuk menyusul Zayn. Zayn sedang bermain dengan handphone nya. "Siapa itu?", tanya Zayn.

"Teman ku, Kylie", Zayn menganggukan kepala nya.

"Lanjutin?"

"Maaf Zayn, aku sedang tidak mood. Lain kali saja ya", aku memang tidak mood karena selalu saja ada yang menghalangi ku dekat dengan Luke.

Zayn membanting handphone nya ke tempat tidur ku, "kamu selalu saja membuat ku kesal! Aku mau lanjutkan"

"Ku mohon Zayn jangan. Aku janji, nanti malam akan datang ke Bulletin Place untuk melanjutkannya dengan mu. Aku janji akan memuaskan mu"

Ia tersenyum kecil, "benar ya?"

Aku menganggukan kepala ku sambil tersenyum.

***

GILA BEKASI PANAS BGT HELLO?!?!?

PENGEN PINDAH KE HATI BANG LUKE AJA DEH BIAR ADEM WKWKWKWK

BTW MAKASIH UDAH MAU VOMMENT DAN BACA CERITA GAJE Q INI :*



Slut // l.r.hWhere stories live. Discover now