s e v e n

13.6K 435 0
                                    

Aku berjalan dengan tiga idiot ini menuju kelas. Baru aku membuka kelas ku, aku berpapasan dengan Olivia.

Aku menatap mata hijau nya yang dapat membuat jantung ku berdegup kencang. Ia juga menatap mata ku.

"Ehem", ucap Calum. Aku dan dia langsung tersadar dari lamunan kami. Olivia berjalan melewati ku dan teman-teman ku.

Aku dan teman-teman ku ini masuk kelas dan duduk di bangku masing-masing. "Ohh, jadi sekarang sama Olivia?", tanya Ashton. Michael dan Calum tertawa.

"Sejak kapan tipe cewek mu berubah?", tanya Michael.

Kalian tidak tau saja dia yang sebenarnya.

"Diam kalian", ucap ku.

"Jadi, kamu berencana membawa dia ke liburan kami minggu depan?", tanya Michael.

"Cie Luke akhirnya punya pacar juga", timpal Calum.

"Diam", ucap ku.

"Wow pipi nya merah wow", ucap Ashton membuat Michael dan Calum tertawa. Aku memutar bola mata ku lalu berdiri dari bangku ku.

"Kamu mau ke mana Luke?", tanya Ashton.

"Toilet", jawab ku singkat lalu pergi meninggalkan kelas.

Lagi-lagi di jalan aku berpapasan dengan Olivia. "Ada yang ingin ku bicarakan", kata ku lalu menarik nya ke dekat loker. Murid-murid di sana tampak aneh memandang ku dan Olivia.

"Ada apa Luke?"

"Aku ingin meminta pertolongan mu. Aku ingin kamu ikut aku ke liburan ku ke pantai minggu depan"

Dia memasang tampang bingung, "untuk apa? Kenapa tiba-tiba begitu?"

"Minggu depan aku pergi dengan tiga teman ku itu dan mereka mengajak pacar mereka masing-masing. Aku disuruh mereka untuk membawa pasangan juga. Kamu mau ya?"

Dia tertawa, "kenapa harus aku?"

Aku terdiam sejenak, "aku... juga tidak tau"

Olivia tersenyum kecil, "baiklah aku ikut"

***

Olivia's POV

Aku sedang merebahkan diri ku di kasur ku, menatap langit-langit kamar ku. Aku sedang tidak percaya saja dengan kejadian yang menghampiri hidup ku akhir-akhir ini.

Sekarang aku diajak pergi liburan bersama Luke dan kawan-kawan. Bisa kalian bayangkan kan pergi bersama squad yang terkenal di sekolah kalian bagaimana rasanya? Pastinya sangat senang.

Yang aku bingungkan, aku harus bilang apa ke teman-teman ku? Kalau aku menceritakan ini semua, mereka pasti ingin sekali diajak ikut, aku kan jadi ngga enak sama Luke. Tapi kalau aku tidak memberi tau mereka dan mereka tau itu dari orang lain pasti mereka akan jauh lebih marah dengan ku.

Huh, sulit nya.

Handphone ku berbunyi. Zayn menelpon!

"Halo"

"Hey, sweetie. Sudah pulang sekolah kan?"

"Iya hehe. Ada apa Zayn?"

"Bolehkah aku datang ke rumah mu? Aku sangat merindukan mu"

"Tentu boleh! Kedua orang tua ku juga sedang bekerja, tidak ada siapa-siapa di runah ku, datanglah"

"Baiklah aku ke sana sekarang. See you"

Dia menutup teleponnya. Aku langsung cepat-cepat mandi sebelum Zayn datang.

--

Kami menonton televisi sambil cuddling di kasur ku. Aku juga bingung dengan hubungan kami yang sebenar nya. Dia menceritakan kehidupannya, begitu juga aku. Aku juga menceritakan bagaimana dan siapa Luke itu di sekolah.

"Oh, jadi kamu bingung harus bilang apa ke teman-teman mu?"

Aku mengangguk, "aku tidak mungkin mengajak mereka berlibur dengan Luke dan yang lainnya. Pasti mereka bisa ilfeel dengan aku dan teman-teman ku"

"Ya sudah. Tidak apa-apa kok katakan saja ke mereka kalau kamu diajak Luke pergi. Tapi kalau mereka minta diajak, bilang saja kalau slot nya tidak cukup lagi. Berbohong sedikit tidak apa-apa kan?"

Aku tertawa kecil, benar juga apa kata nya. Dia menatap bibir ku lalu semakin mendekatkan wajah nya.

Dia mencium bibir ku. Kami saling melumat satu sama lain. Dia juga meraba paha ku.

I know these moves will lead to sex.

***

"Oliv, kami sudah tau segalanya yang kamu sembunyikan dari kami", kata Belle. Kami sedang di kantin.

"A-apa maksud mu?", ya ampun, jangan sampai mereka tau pekerjaan ku.

"Kamu mau pergi bersama Luke untuk berlibur kan?!"

Wuh, aku langsung bernapas lega. "Iya... kalian tau dari mana? Aku memang berencana memberi tau kalian hari ini. Tak ku sangka kalian duluan yang tau"

"Iya, itu karena aku menguping pembicaraan Luke dan Calum tadi pagi", kata Mila.

"Oh..."

"Terus, kamu ajak kita kan?", tanya Kylie penuh harap.

"Maaf... tapi aku sudah minta pada Luke untuk mengajak kalian. Sayang nya tidak cukup slot lagi. Maaf ya", aku benar-benar merasa bersalah.

"Huh, ya sudah tidak apa-apa. Tapi titipkan salam ku untuk Luke ya", kata Mila sambil cengengesan.

***

Aku memakai lipstick merah di bibir ku sambil menatap kaca di kamar ku. Yap, aku sudah siap untuk bekerja.

Aku menuruni tangga ku. Tiba-tiba ada yang memanggil ku dari dapur. Ternyata mom ku.

"Apa mom?"

"Malam ini kamu mau ke rumah Mila, Kylie, atau Belle hah? Sudah ya, kamu selalu keluar malam untuk pergi ke rumah mereka. Gantian dong mereka yang ke rumah mu", ucap mom ku dengan wajah dan nada marah. Aku memang berbohong pada mom ku kalau setiap malam aku pergi ke rumah teman-teman ku itu, bukan bekerja.

"Kan terakhir mereka sudah nginap di rumah ku..."

"Itu sudah lama sekali Olivia! Malam ini kau tidak boleh kemana-kemana!"

"Apa? Tidak mau! Lagipula sejak kapan mom melarang ku begini? Biasanya mom selalu tidak peduli", jawab ku ketus.

"Diam! Mom selalu peduli padamu"

"Tidak, mom tidak peduli"

"Oliv!"

"Mom lebih peduli dengan pekerjaan mom itu dibanding aku. Dan aku tidak pernah melarang mom untuk keluar dari pekerjaan itu, jadi mom juga tidak berhak melarang ku pergi bersama teman-teman ku!"

Mom ku langsung berjalan menghampiri ku dan menampar wajah ku. "Jangan membentak ibu mu!"

Aku menahan air mata ku, aku langsung pergi meninggalkan rumah ini. Tidak peduli dengan mom ku yang memanggil-manggil nama ku dari tadi.

***

WAKWAWWWW

VOMMENT NYA DONG WAKWAAAW

Slut // l.r.hWhere stories live. Discover now