s i x

14.9K 475 11
                                    

"Luke? Kamu di mana nak?", Luke langsung panik dan berdiri. Ia cepat-cepat mengunci pintu kamar nya sebelum mom nya masuk.

"Luke?", mom nya mengetuk pintu kamar Luke membuat ku panik.

Aku memakai celana dalam ku dan menutupi tubuh ku dengan selimut milik Luke.

"Cepat sembunyi", kata Luke panik, ia juga cepat-cepat memakai baju nya. "Sebentar mom aku sedang ganti baju", kata nya dengan nada yang ditinggikan sedikit.

"Sembunyi di mana?", tanya ku yang tak kalah panik.

Luke menarik kasur yang terdapat di kolong kasur nya. "Cepat sembunyi di kolong itu. Badan mu pasti tertutup dengan kasur"

Aku langsung cepat-cepat masuk ke dalam kolong kasur Luke. Luke tidak lupa menyemprotkan pengharum ruangan. Mungkin agar mom nya tidak mencium bau-bau seks?

Luke segera membuka pintu kamar nya, "ya mom?"

"Ayo keluar, ada tamu. Dia sahabat lama nya mom dan dad. Kamu sekedar say hi saja dulu sana"

"Baiklah", Luke keluar dari kamar nya.

Sepi. Aku memikirkan kejadian tadi. Aku bahkan jarang, sangat jarang berbincang dengan Luke justru aku bisa merasakan sperma nya di mulut dan rahim ku? Wow, tak ku sangka.

Suara pintu kamar Luke terbuka membuat aku deg-degan. Jangan-jangan itu mom nya.

"Tenang saja ini aku", huf untung saja Luke. Ia langsung mengunci kamar nya dan aku keluar dari tempat persembunyian ku.

Luke melemparkan kaos milik nya. "Pakai itu malam ini"

"Maksud mu? Aku mau pulang"

"Tidak bisa. Mom dan dad ku kedatangan tamu, jadi mereka ada di luar sekarang. Tidak mungkin kan kamu pulang sambil dilihat kedua orang tuaku?"

Aku memutar bola mata ku, "jadi kamu menyuruh ku untuk nginap di sini?"

Dia mengangguk.

"Terus pakai baju ini? Celana nya mana?"

"Tidak ada. Sudah tidak usah pakai celana, lagi pula kan aku sudah melihat tubuh mu", pipi ku memerah.

"Ba-baiklah"

"Aku tidur di bawah, kamu di atas saja"

Aku menganggukan kepala ku lalu merebahkan diri ku di kasur Luke. Karena aku lelah, aku cepat terlelap.

Luke's POV

Aku tidak tau mengapa aku daritadi tiduran sambil senyum-senyum memikirkan apa yang sudah ku lakukan tadi bersama Olivia.

Benar-benar tidak ku sangka dia bekerja sebagai pelacur. Pantas saja aku bertemu dengannya malam itu di cafe, dia pasti habis bekerja saat itu.

Tak ku sangka juga Olivia sangat cantik. Mata nya yang berwarna hijau benar-benar menghipnotis ku. Suara desahannya juga sangat merdu di telinga ku.

Andai saja orang tua ku belum pulang, aku akan buat dia semakin tambah berteriak malam ini.

***

Olivia's POV

Aku terbangun. Aku langsung cek jam di dinding kamar Luke. Jam menunjukan pukul 04.38. Mulut ku tidak enak sekali, aku bergegas gosok gigi. Untung aku selalu membawa sikat gigi kemana-kemana. Karena biasa nya habis melakukan blow job aku langsung menggosok gigi ku.

Aku diam-diam keluar kamar Luke. Untung baju nya kebesaran, jadi menutupi bagian celana dalam ku sedikit.

Aku keluar kamar Luke dan ada dua pintu di sisi kanan dan kiri ku. Aku jadi bingung buka yang mana. Aku mengikuti naluri ku untuk membuka pintu yang ada di sisi kanan.

Ku buka perlahan pintu nya. Oh shit salah. Ternyata itu kamar kedua orang tua Luke. Untung saja mereka masih sangat terlelap.

Selesai menyikat gigi ku, aku masuk ke kamar Luke perlahan. Aku berencana mau pulang sebelum Luke dan kedua orang tua nya bangun.

Tapi Luke sudah duduk di kasur nya sambil mengucek mata nya. "Hey Oliv"

Aku tersenyum, "hey Luke. Aku mau pulang sekarang ya", aku mengganti pakaian ku menjadi dress semalam.

"Biarkan aku yang mengantar mu", hehe boleh juga.

Di mobil Luke aku terdiam. Andai saja aku bisa menjadi kekasih Luke suatu saat nanti.

Ah, mikir apa aku. Sebelumnya, pemikiran ini tidak pernah melintas di pikiran ku.

"Tapi kau janji kan Luke supaya tidak beri tau ke siapa-siapa?"

"Tunggu, ada pertanyaan yang ingin ku tanya pada mu"

Pasti pertanyaannya seputar pekerjaan ku itu. "Baiklah, apa yang mau kau tanya?"

"Siapa lelaki itu semalam?"

"Dia... salah satu pelanggan ku saja", ya walaupun aku menganggap dia sebenarnya lebih dari sekedar pelanggan.

"Tapi cara dia menatap mu berbeda. Pasti dia sering menghabiskan waktu bersama mu"

"Me-memang nya iya?"

Dia mengangguk, "kenapa? Kau senang?"

Jujur, iya.

"Bukan urusan mu", Luke membalas dengan tawa kecil.

Akhirnya kami sampai saja di rumah ku.

"Orang tua mu berkata apa kamu berpenampilan seperti ini?"

Aku tersenyum miring, "mereka tidak peduli dengan apa yang ku lakukan. Ya sudah aku turun dulu ya. Terima kasih Luke"

"Terima kasih juga Oliv", Luke tersenyum, aku juga tersenyum.

***

Luke's POV

Aku sedang makan di kantin bersama teman-teman ku dan juga kekasih-kekasih mereka.

"Minggu depan kita jadi liburan kan?", tanya Vania. Kita memang punya rencana pergi liburan ke pantai dan nginap di Villa sana semalam.

"Jadi dong! Aku tidak sabar menghirup udara pantai", kata Ashton.

"Kamu tidak membawa pasangan, Luke?", tanya Anastasia. Calum, Ashton, dan Michael malah tertawa.

"Kalau kau bisa bawa pasangan ke pantai nanti, aku akan bayarin biaya nginap di Villa itu untuk mu. Bagaimana?", tanya Ashton.

"Boleh juga", jawab ku. Lumayan sisa uang nya bisa beli barang.

"Memang nya kamu berencana membawa siapa?", tanya Carol.

Olivia?

***

HEHEHEHEH MAKASIH BANGETTT YG DAH MAU VOMMENT DI CHAPT2 SEBWLUMNYA!!!

BUAT SIDER: thanks.

Slut // l.r.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang