Famous 7

5.2K 369 2
                                    

Ica POV

Setelah aku menangis entah berapa jam di balkon kamar,aku kembali masuk kekamarku. Tepat sebelum aku memutar kenop pintu,seseorang melemparku dengan gumpalan kertas. Kertas itu jatuh kedekat kakiku. Aku membuka kertas itu.

Maaf.

Satu kata itu yang tertulis. Hanya itu. Aku mendongak ke kiri. Lalu saat aku melihat ke kanan,mataku bertemu dengan mata itu. Mata hitam kebiruan pekat. Mata yang hampir mirip dengan mataku. Dia menatapku. Aku terpaku ditempat. Aku tidak bisa bergerak,ada sesuatu dari diriku yang menahanku untuk bergerak. Dari... Hatiku.

Balkon kamarku dan kamar Rey memang dekat. Malah bersebelahan. Jadi,bisa melompat jika mau kerumah sebelah. Dia mendekati balkon kamarku. Dan tidak disangka,dia ke balkonku. Sekarang,dia berada tepat didepanku. Kami berhadapan saat ini. Kami saling menatap satu sama lain. Hening. Tidak ada yang berbicara. Dan tidak ada yang membuka obrolan.

Rey tersenyum tipis. Tunggu. Rey tersenyum!! Wooww!! Rey tersenyumm!! Aku langsung tersenyum selebar mungkin.

"Jalan jalan deket sini yuk" ajaknya. Ohh,hatiku... Kenapa jantungku tidak normal,kenapa ritme nya cepat sekali?.

"he'emmm" yang kujawab dengan anggukan. Lalu Rey segera turun lewat kamarnya,dan aku masuk ke kamar dan segera turun. Hari masih sore,udah jam setengah 5 sih,tapi kan belum malam.

Saat dibawah,kami bertemu lagi. Lalu Rey mengajakku jalan jalan disekitar perumahan ini.

Kami berjalan santai. Saat baru beberapa langkah keluar dari rumah,banyak anak anak yang bermain diperumahan ini. Tiba tiba salah seorang anak nyamperin aku sambil berlari kecil.

"kak,kak.. Rambutnya unyu.." refleks,aku langsung memegang rambutku. Aku terkekeh kecil.

"terima kasih"ucapku sambil tersenyum. Lalu anak kecil itu berlari gabung keteman temannya yang lain.

"lucu ya,coba aku punya adek." ucapku. Aku sendiri tak sadar mengapa aku mengucapkannya.
"emang lo gak punya adek?" aku menggeleng.
"abang?" aku menggeleng lagi.
"kakak?" lagi dan lagi aku menggeleng.

Aku menghela nafas. "aku anak tunggal." ucap ku.

"oh" jawabnya. Hanya itu?
"kamu.. Punya saudara kandung?"
Dia mengangguk. "adek" setelah itu aku hanya menjawabnya dengan kata 'oh' juga. Saat kami baru berjalan beberapa meter dari rumah,tiba tiba suara anak kecil yang melengking memanggil nama Rey.

"KAK REYYY!!!" lalu anak kecil itu berlari kearah kami.
Anak kecil itu ngos ngosan. "kakak ih! Aku kan mau beli es krim. Malah ditinggal!" ucapnya. Rey hanya menjawab dengan kedikan bahu. Lalu dia mendongak kearahku. Dia
tersenyum.

"hai kak!" ucapnya semangat. Aku hanya tersenyum.
"nama kakak siapa? Aku Ebeth! Adik nya kak Rey yang paliiiingggg unyuu... Oh ya,kak. Kak Rey gak pernah loh jalan sama cewek kecuali kakak,dan ....- mmmhh-mmmhh!!" adik Rey menggantungkan kalimatnya. Mulutnya dibekap tangan Rey.

Setelah Rey melepas tangannya,adiknya terdiam. Wajah Rey yang tadinya saat mengajakku jalan bergembira,sekarang dingin dan datar. Rahangnya mengeras. Ada apa?

"pulang beth." ucapnya. Adiknya masih tidak bergeming.
"pulang!" aku kaget. Aku langsung menengok kearah Rey. Adiknya tampak ketakutan dan menahan tangis. Lalu adiknya mengangguk dan menengok kearahku.

Aku tersenyum,lalu mendekatinya. Aku berjongkok mensejajarkan tinggiku dengannya. Aku membisikkan sesuatu.

"nama kakak Ica,kamu bisa panggil kakak Kak Ca,atau apa yang kamu mau. Kamu jangan takut,kamu pulang ya. Besok kakak mau ketemu sama kamu lagi." ucapku ditelinganya. Lalu aku berhadapan dengannya.

Perlahan bibirnya tersenyum. Lalu dia mengangguk semangat dan pergi setelah mengucapkan..
"Bye kak Rey. kak Ca,besok kita ketemu dideket taman sini yaa!!" ucapnya. Lalu dia berlari kerumah. Dan masuk.

===Famous===

FamousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang