Famous 6

5.8K 382 3
                                    

Ica POV

Aku baru sampai dirumah. Aku baru saja pulang sekolah. Ternyata,teman sebangkuku tadi bernama Aliyah Putri. Dan,dia dipanggil Aya. Walaupun aku baru sehari bersekolah disini,tapi kami sudah dekat.

Aya mudah bergaul. Tapi,kelihatannya dia tidak mudah percaya dengan orang lain. Karena mungkin.. Entahlah. Karena masa lalu,mungkin? Ah sudahlah. Lupakan.

Huh,hari baru jam 3. Mm.. Enaknya ngapain,ya?
Oh! Gimana,kalau jalan jalan disekitar sini. Liat liat perumahan gitu. Kali aja nemu temen.

===Famous===

Rey POV

Huh,gue bosen dirumah. Termasuk nge gym. Pengen keluar rumah aja ah. Jalan jalan gitu.

Gue turun ke bawah. Gue keluar dari rumah. Gue kearah pagar,lalu buka pagar. Gue langsung kaget. Gue terdiam.

Hal pertama yang gue liat waktu buka pagar adalah cewe yang baru tinggal disebelah rumah gue. Gue buka pagar dan keluar rumah bersamaan dengan dia. Dia pun tampak shock.
Gue mencoba menutupi kekagetan gue dengan memasang muka datar. Dan,ga tau kenapa.. Jantung gue ada masalah. Kenceng benget detaknya. Duh ni jantung kenapa sih. Gue langsung keluar dan menutup pagar rumah. Gue baru mau jalan sebelum ada tangan yang mencekal gue untuk pergi. Darah gue berdesir. Seperti disengat listrik.

"tunggu!!" kata cewek itu saat gue mencoba melepas tangannya dari pegangannya.

Huh,kenapa sih diri gue. Kenapa setiap ketemu atau ngeliat cewek berambut aneh ini selalu gugup.

"kenapa" tanya gue singkat plus datar.
Wajah cewek itu tampak ceria dan semangat. Dia beda dari cewek lain. Disaat semua para wanita yang berada dideket gue kaya sekarang,mereka selalu mencoba merayu gue. Tapi dia nggak. Dia beda. Dia malah menampakkan tatapan bertemannya ke gue. Tanpa sadar,gue tersenyum tipis.

Hussh awaskan fikiran itu,Rey. Dia baik didepan doang.

"temenin aku yuk!" ajaknya semangat. What? Aku? Masih jaman pake aku-kamu? Hellaww ni jaman uda pake lo-gue kali. Oh ya,gue lupa. Dia kan dari luar negeri. Pantes aja dia ngomong masih ada bawaan bulenya.

"gue mau jalan sendiri" jawab gue lagi. Muka cewek itu cemberut. Duhh gemeess.. Eh,apaan nih-_- eh tapi emang gemes. Lucu.

"eh kita belum kenalan. Aku Ica!" ucapnya semangat. Gue diem aja. Ga ada niat buat ngeladenin pertanyaan tuh cewek.
"iihh! Jawab dong! Nama kamu siapa?" tanyanya lagi.
"Rey" jawab gue singkat.
Dia manggut manggut. Dan menaruh jari telunjuknya di dagu. Seperti sedang memikirkan sesuatu.
"nama yang keren" wow,gue dipuji. Jadi,nama cewek itu Ica. Okey,gue mulai penasaran sama Ica.

"kamu sekolah mana?" tanyanya lagi.
"Garuda Sakti" jawabku singkat.
Ica melongo. Seperti kaget. "wah! Aku kan tadi baru masuk disana! Yey,aku satu sekolah dengan Rey!!" jawabnya semangat. Dia jingkrak jingkrak seperti anak kecil.

Gue menghela nafas. Tebakan gue waktu itu bener kan,anak baru yang baru masuk sekolah gue itu Ica.

===Famous===

Ica POV

Duh,jantung aku kenapa gini sih. Malah pake bilang bilang seneng lagi Rey satu sekolah dengan aku. Oh ya,ternyata namanya Rey. Keren juga.

"ayuk,temenin jalan..." aku menarik tangannya. Oh tidak,tangan ku bergerak sendiri. Aku gak tau kenapa tanganku bisa menarik tangan Rey. Rey tidak bergeming dari tempatnya.

Tiba tiba...

Drukkk..

Dia melepaskan tangannya kasar dari tanganku. Hingga aku mundur beberapa langkah. Aku sempat meringis mengatakan 'aw' dan aku terdorong kebelakang,lalu rambutku yang tadinya dicepol dua menjadi tergerai. Aku menutup mulut dengan tanganku. Aku langsung mengikat kembali rambutku acak dan berlari dari hadapan nya. Kenapa,kenapa sifat Rey sama seperti Orang itu dulu. Air mataku bergumpal. Bukan,bukan karena tanganku yang dilepas kasar oleh Rey. Tapi,aku teringat oleh kejadianku pertama kali bertemu dengan orang itu.

Aku sekarang berada dikamarku aku menuju balkon kamar. Aku duduk dikursi. Tanganku yang ku letak diatas besi balkon kujadikan pangkuan wajahku,aku menangis sambil menerawang. Aku teringat orang itu.

Orang itu telah mengubah hidupku. Aku yang berhasil melelehkan es yang dibangunnya. Tapi,dia kembali menjadi es itu setelah ada orang lain yang menghasutnya. Ternyata dia membohongiku. Dia telah menjadikanku bahan taruhan. Tapi katanya,dia gak mau ikut taruhan itu lagi. Dia benar benar jatuh cinta padaku. Tapi aku tidak percaya lagi. Aku tidak akan jatuh dilubang yang sama, lagi. Dan semenjak itu,es yang ku cairkan didirinya kini kembali lagi. Tapi,ntahlah sekarang. Mungkin dia sudah berubah. Mungkin sekarang dia sudah menjadi orang yang mudah bergaul,atau semacamnya. Aku tak peduli. Sudah,lupakan tentang orang itu.

===Famous===

Rey POV

"ayuk,temenin jalan..." Dia menarik tangan gue. Gue tidak bergeming dari tempat gue.

Dan tanpa sengaja...

Drukkk..

Gue melepaskan tangan gue kasar dari tangannya. Hingga dia mundur beberapa langkah. Dia sempat meringis mengatakan 'aw' dan dia terdorong kebelakang,lalu rambutnya yang tadinya dicepol dua menjadi tergerai. Ica menutup mulut dengan tangannya. Dia langsung mengikat kembali rambutnya acak dan berlari dari hadapan gue.

Hati gue mencelos. Apa yang telah gue lakukan? Tiba tiba gue merasa bersalah. Dan rasa bersalah itu lebih besar lagi ketika gue balik kekamar,gue ngeliat Ica sedang duduk di balkon kamarnya. Dia menangis,tapi pikirannya ntah kemana. Aku menunduk.

Maaf. Satu kata itu yang ingin aku ucapkan pada Ica. Tapi,bagaimana? Aku tak tau. Aku terlalu merasa bersalah hingga gengsi untuk mengucapkan satu kata itu.

Maaf.

===Famous===

FamousWhere stories live. Discover now