8.

449 43 2
                                    

Dari informasi yang dapat, Siska gak masuk hari ini karena sakit. Si kembar Fauzan Fauzi dapet nih info dari ketua kelasnya Siska. Rajin amat ya, sampe nyari info segala._.
Tapi, ya baguslah, berarti si kembar perhatian. Iyadong.

"Mau ke rumahnya nih, sekarang?" Tanya Fauzi saat di parkiran sekolah. Siap-siap mau pulang, tapi mampir ke rumah Siska dulu.

Fauzan mengangguk. "Iya, lo tau kan, rumahnya Siska?" Tanyanya. Fauzi hanya mengangguk dan masuk ke dalam mobilnya. Begitu juga dengan Fauzan.

Menyusuri jalan raya yang untungnya gak macet, dan setelah sekitar dua puluh menitan, sampailah Fauzan Fauzi di rumah Siska.

Setelah memencet bel berkali-kali, padahal hanya dua kali. Akhirnya, pintu di buka juga dengan wanita paruh baya, mungkin itu Ibunya Siska, pikir mereka berdua.

"Assalamu'alaikum tante." Salam mereka berdua kompak dan tersenyum manis. Eaks...

Wanita paruh baya itu membalas tersenyum dan menjawab, "Waalaikumsalam, cari siapa ya dek?" Tanyanya.

"Eum, ini tan, saya sama kembaran saya ini temennya Siska, mau jengukin Siska. Katanya Siska sakit ya?" Jawab Fauzi yang dibarengi tanyaan.

Wanita paruh baya tersebut mengangguk dan mempersilahkan keduanya masuk. Menuju kamar Siska yang berada di lantai dua.

"Assalamu'alaikum Siska." Salamnya saat sudah masuk ke kamar Siska. Pintunya gak di tutup loh ya, takut ada apa-apa wkwk.

"EH, waalaikumsalam, lo berdua, kok kesini? Ngapain?" Tanya Siska dan duduk menyender di kasurnya.

"Kita kesini numpang makan sama numpang minum, Sis." Jawab santai Fauzan. Dan dapat sorakan dari Siska.

"Jangan dengerin kembaran gua, dia sinting." Celetuk Fauzi dan di hadiahi sebuah jitakan kasih sayang dari saudara tercintah.

"Hahahh, gua tau, lo berdua ke sini mau ngejengukin gua, kan? Yayaya, khawatir ya, sama gua?" Ucap Siska sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

"Idih, geer banget lau." Ucap Fauzan.

"Udahlah Siska, gua tau, lo selalu mikirin gua sampe-sampe lo sakit begini." Ucap Fauzi santai. Sumpah, pede banget.

"Plis, gak usah pede tinggi bisa kan?" Ucap Siska jengkel. Dan Fauzi hanya nyengar-nyengir tanpa dosa.

"Ohiya, gimana? Gua, bolehkan jadi temen lu berdua?" Tanya Siska dengan muka penasaran ples berharap.

Fauzan menatap Siska, dan mengusap dagunya, gaya-gayaan mikir. "Gimana ya? Emang boleh Zi?" Tanyanya melirik Fauzi dan mengangkat sebelah alisnya.

"Gatau deh, bingung gua Zan. Boleh gak ya? Siska sombong banget. Sok-sokan kalo di sekolah. Jadi agak males gua." Ucap Fauzi blak-blakan. Gila, di depan Siska langsung bro, sampe-sampe raut mukanya Siska tuh, kaget campur kesel campur sedih campur nyolot. Gatau deh, gimana itu ekspresinya.

"Boleh dong. Boleh ya, gua gak 'sombong' sama gak 'sok-sokan' lagi deh." Ucap Siska merengek. Tapi saat mengucapkan kata 'sombong' dan 'sok-sokan' berubah menjadi ketus dan jengkel.

"Serius?" Tanya Fauzi (pura-pura) ragu. Yeah, si kembar padahal udah nerima Siska jadi temennya. Tapi, ya ngerjain Siska dikit boleh lah ya.

Siska mengangguk mantap, dan mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf 'V'. "Serius. Suwer. Sumpah."

"Eum... gimana ya? Entar kalo lu sombong sama sok-sokan lagi gimana?" Tadi kan Fauzi yang blak-blakan, sekarang si Fauzan nanya nya blak-blakan. Entah sudah berapa kali Siska mendengus jengkel dan menatap kesal ke arah dua cowok kembar itu.

"Yaampun, sumpah, suwer. Gua. Gak. Bakalan. Sombong. Dan. Sok-sokan lagi." Ucapnya menekan setiap kalimatnya.

"Okelah, kita juga udah nganggep lu temen kok. Dari pas kita ada niat mau jengukin lu malah." Kata Fauzan santai yang membuat mata Siska sukses melotot kesal. Gimana gak kesel? Daritadi si kembar sok-sokan mikir, mau ngebolehin Siska jadi temennya atau enggak. Kirain Siska, si kembar gak mau temenan sama dia. Tapi ternyata mau, alhamdulillah...

Dan Siska juga gak bisa nyembunyiin senyuman bahagianya. Kesannya berharap banget, ya, pengen temenan sama si kembar?.

"Eh, tunggu dulu. Tapi, kok lo tiba-tiba minta, mau jadi temen kita berdua?" Tanya Fauzi heran. Sebenernya, dia gak mentingin itu, tapi dia penasaran aja. Kenapa tiba-tiba Siska minta jadi temennya?.

Siska menghela napasnya, lelah. "Gakpapa sih, gua bete aja. Sendirian mulu. Gak ada temen. Apalagi di sekolah." Jawabnya.

"Loh? Setau gua, lo kan popular. Pasti banyaklah yang mau temenan sama lo." Ucap Fauzan penasaran. Fauzi ngangguk, "Iya, tapi lo selalu sendirian. Gak pernah sama yang lain. Kenapa?" Lanjut Fauzi penasaran.

Siska menggeleng. "Gua males punya temen or sahabat cewek. Menurut gua, mereka itu fake. Dateng pas butuh doang pasti, gak pernah tulus. Males gua jadinya. Gua tau, mereka itu pengen temenan sama gua juga, karna gua popular. Jadi, pasti mereka juga pengen temenan sama gua karna itu. Ntar unjung-unjungnya lupa diri. Giliran gua seneng, dia dateng. Giliran gua sedih atau susah, dia pergi. Kan tai." Ucap Siska panjang lebar sambil menatap lurus kedepan.

Fauzan Fauzi hanya mengangguk-anggukan kepala. "Yaudah deh, kita pulang dulu ya, udah mau Magrib. Cepet sembuh ya, bye!"

"Iya, takutnya Bi Sati khawatir. Masuk sekolah ya, besok. Bye!"

Dan si kembar pulang, setelah berpamitan kepada Ibunya Siska.

----------------

HALO!!
MAAP LATE UPDATE!
MAAP CHAP INI GAJE OR GARING!
MAAP KALO BANYAK TYPO!
POKOKNYA, MAAP DEH YA?!
READER-KU *emangpunya,ya?:" JANGAN KABUR YAK........ OKEH?*kedipinmata

VOMMENT SELALU DI NANTI HUHUHUUUUUUU{}

acaa13.

Kembar PlayboyWhere stories live. Discover now