2.

843 67 2
                                    

Pagi ini, disekolah, adalah pagi yang membosankan bagi anak-anak yang tak menyukai matematika, soalnya, pagi ini sampe nanti bel istirahat, pelajarannya matematika. Gimana nggak bosen? Apalagi untuk si kembar Fauzan Fauzi itu. EH, tapi enggak deng. Mereka nggak bosen, liat aja tuh, mukanya. Nggak ada tampang-tampang ngantuk ples puyeng ala murid untuk pelajaran matematika. Mereka nggak pernah bolos kelas kok, gapernah ngerokok juga, apalagi minum-minum sama ngobat-ngobat apalah itu. Pinter ngaji, rajin sholat, beh, adem bet liatnya. Coba aja nggak maenin cewek. Tambah BEH, deh.

Setelah guru nerangin rumus matematika ini itu yang buat kepala murid puyeng sepuluh keliling, guru itu memberikan tugas kepada muridnya yang membuat muridnya semakin frustasi aja. Untung Fauzan Fauzi nggak. Jadi, hanya dalam sepuluh menitan, mereka udah selesai. Cepet kan? Hebat.

"Zan, Zi, kita liat dong. Yang baek kan lu pada doang, anak pinter yang laen mah pada pelit. Padahal masih pinteran elu, somb--" ucapan Zaki kepotong sama Fauzan yang udah ngasih bukunya ke Zaki sambil bilang, "Udah, nggak usah banyak omong. Ntar gak selesai. Kerjain buruan." Katanya, Zaki cuman nyengir. Sementara Fauzi, ngasih bukunya ke anak lain yang minta.

----------Kembar Playboy----------

Bel istirahat udah berbunyi, membuat murid kelas 12 ini menghembuskan napas lega. Kalo si kembar mah biasa aja.

Lagi di kantin, mereka nggak duduk di meja yang ada di tengah-tengah, mereka berdua duduk di pojok kantin. Sambil ngomongin tentang target selanjutnya. Fauzan Fauzi jarang maen atau ngumpul-ngumpul bareng anak-anak yang laen. Di sekolah, pasti selalu berdua. Jarang misah, apalagi berantem.

"Siapa nih, target nya? Gua penasaran banget elah." Tanya Fauzi nggak sabaran.

Fauzan terkekeh kecil, "Sabar dong, gua udah nemu nih." Ucap Fauzan yang membuat kembarannya itu makin penasaran.

"Siapa? Siapa?"

"Si itu, lo tau nggak? Cewek popular itu. Siska." Jawab Fauzan setengah berbisik. Bisa berabe kalo orangnya tau.

Fauzi mengelus dagunya, berfikir. "Emm, boleh deh. Bisa di coba. Mungkin agak sulit, mengingat dia sombongnya pake banget. Najis, sok-sokan banget. Gregetan gua. Kapan di mulai?"

"Terserah lo, hari ini juga bisa."

"Okelah, pulang sekolah." Fauzi menyeringai, ia penasaran sama kedepannya. Apa Siska sama aja kayak yang lainnya? Apa beda?.

"Yaudahlah, ayok, ke kelas." Ajak Fauzi.

"Udah dibayar blom ini?"

"Udahlah." Jawab Fauzi, melirik sinis kembarannya itu yang dibalas cengiran tak berdosa oleh Fauzan.

Berjalan di koridor, tak sedikit murid-murid yang menyapanya. Misalkan,

"Hai, Fauzan, Fauzi.", "Eh, si kembar lewat.", atau "Eh, minggir-minggir, si kembar mau lewat."

Yang dibalas sapaan balik, cengiran, atau lambaian tangan, atau, atau, atau, ya semacamnya lah. Kan udah di bilang, mereka berdua itu orangnya asik, nggak sombong kayak kebanyakan anak-anak popular.

"Eh, itu tuh si Siska nya." Kata Fauzan nyenggol lengan Fauzi. Fauzi yang celingukan nyari-nyari keberadaan siska, malah di ketawain sama kembarannya.

"O'on! Makanya, kalo gua nunjuk tuh liatin! Ono noh, di depan kelas lagi duduk."

Fauzi hanya cengengesan, dan langsung nyamperin Siska. Sementara Fauzan balik ke kelas.

"Em, hai, Siska." Sapa Fauzi saat udah di depan Siska. Siska memasang muka bertanya, "Kenapa?" Tanyanya.

"Enggak, pulang sekolah, temuin gua di taman belakang sekolah ya," Pinta Fauzi, harap-harap cemas. Takutnya, Siska nolak. Ya, inget kan kalo Siska itu sombongnya minta ampun? Semoga aja deh, si Fauzi nggak ditolak. Kan galucu.-.

"Gimana ya? Penting gak?" Tanya Siska, dari nada ngomongnya gimana ya? Eum, angkuh gitu lah. Kalo bukan karena taruhan, mana mau Fauzi minta Siska nemuin dia, ih, males banget.

"E... Penting sih, gimana? Lo bisa gak?"

"Okedeh, taman belakang sekolah kan?" Tanya Siska. Fauzi cuman manggut-manggut aja, setelahnya pergi ke kelas.

----------Kembar Playboy----------

"Lo udah omong? ngomong apaan aja sama dia?" Tanya Fauzan saat Fauzi sudah duduk di sebelahnya.

Fauzi ngangguk. "Udah, tadi gua ngajak dia ketemuan nanti pulang sekolah di taman belakang."

"Ouh, good luck yaww." Ucap Fauzan dengan nada mengejek. Fauzi hanya mendengus kesal.

----------------------

Selalu bingung pengen bikin author note apaan. Jadi, nggak nulis gitu-gitu. Gapengen ada yang disampein, bukannya sombong loh ya! Cuman bingung mau bilang apa. Ya, intinya sih, gua bakal selalu bilang, JANGAN LUPA VOTE. OKEEEEE!!

Acaa13

Kembar PlayboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang