3.

738 56 0
                                    

Pulang sekolah, Fauzi sekarang sudah berada di taman belakang sekolah menunggu Siska. Menunggu dengan malas. Dia paling malas menunggu, apalagi nungguin cewek. Kenapa sih, nggak Siska duluan yang dateng.

Sambil menunggu, Fauzi duduk di salah satu bangku yang ada di taman ini dan memainkan hp nya, chatan dengan kembarannya.

Fauzan : Gimana? Udah blom? Lu ngapain aja?.

Fauzi : Dia nya blom dateng nih. Males bet gua, lama. Palingan gua ntar cuman minta nomor hp apa nggak sosmed nya.

Fauzan : Biasa, cewek kan gitu, lama.

Pesan Fauzan hanya di baca oleh Fauzi, dan Siska sudah berada di depannya.

"Kenapa?" Tanyanya langsung. Hampir aja, Fauzi mendengus jengel. Kalo nggak inget hari ini dia lagi ngedeketin cewek yang ada di depannya sekarang.

"Gapapa si, gua.. minta id line lu dong."

Siska mengangkat sebelah alisnya, "Buat apa?" Sumpah, kalo bukan karna tantangan, Fauzi males banget.

"Buat... apa ya? Ya, biar lebih deket aja gitu. Bagi dong."

Siska tampak lagi mikir, ah! Gaya-gayaan mikir. Paling juga bakalan ngasih. Batin Fauzi. Sekuat tenaga, Fauzi nahan-nahan untuk mendengus jengkel di depan Siska. Bukannya jaim di depan Siska, tapi, apa ya? Ya, gitu lah.

"Oke deh, boleh. Nih." Ucap Siska sambil ngasih hp nya ke Fauzi. Dalam hati, Fauzi tersenyum miring. Tuh kan, pasti dikasih lah. Batinnya.

"Yap, makasih." Setelahnya, Fauzi pulang, ninggalin Siska sendirian di taman belakang sekolah.

"Cuman minta id line doang? Apaan tau." Gerutu Siska saat Fauzi sudah menjauh.

-----------Kembar Playboy----------

"Woi, gimana? Lo ngobrol apaan aja sama dia?" Tanya Fauzan saat kembarannya itu sudah sampai rumah.

Fauzi, melempar tas nya ke sofa, melepas dasinya, dan menghempaskan diri ke sofa. "Ga ngobrol apa-apa. Gua cuman minta id line doang." Jawabnya.

"Lah? Gitu doang? Gak ngapa-ngapain? Modus gitu?"

"Nggak. Males. Besok aja lah gua ngedeketin dia." Jawab Fauzi yang di balas anggukan oleh Fauzan.

"Yaudah ya, gua ke atas. Ngantuk. Mau tidur."

"Yaudah sono. EH, tapi ntar malem ke rumah pohon yok."

"Iya.." Jawab Fauzan yang sudah berada di tangga.

----------Kembar Playboy----------

Sehabis makan malam, Fauzan Fauzi menuju ke rumah pohon yang ada disamping rumahnya itu.

"Huhh..." Desah Fauzi saat sudah sampai di atas. Duduk di dekat pintu, melihat ke langit. Banyak bintang, tumben.

"Gimana nih?" Tanya Fauzi tanpa melihat Fauzan.

Fauzan menyerngitkat alis. "Gimana apanya?" Tanya nya balik. Bingung.

"Gimana? Pake waktu kan?"

"Eum, ya, sebulan aja, gimana?"

Fauzi tampak mikir, "Boleh deh. Sebulan kan?"

Fauzan mengangguk.

----------Kembar Playboy----------
.


.
.
.
.
.
.

1 Bulan. Waktu yang Fauzan berikan kepada kembarannya itu untuk mendekatkan diri ke Siska. Bagi Fauzi, 1 Bulan adalah waktu yang lebih dari cukup. Buktinya sekarang. Fauzi hanya dalam seminggu, sudah berhasil menjadi pacar Siska. Gatau deh, Siska beneran sayang sama Fauzi atau nggak. Fauzi nggak pentingin itu. Yang penting, ia harus bisa buat Siska nangis karenanya. Jahat emang, tapi Fauzi nggak peduli akan hal itu. Parah.

Fauzi udah bikin rencana. Simple. Dia punya waktu tiga minggu lagi. 1 minggu (sok) romantis, sayang, baik, 1 minggu agak cuek, 1 minggu lagi Fauzi bener-bener cuek sama Siska. Abis itu putusin deh, semoga aja dia nangis, nangis kejer deh kalo bisa. Batin Fauzi tersenyum miring.

----------Kembar Playboy----------

"Hai, ke kantin bareng?" Ajak Siska saat bel istirahat sudah berbunyi. Siska selalu ada di depan kelas Fauzi setiap Fauzi keluar kelas. Rajin banget gila, gua aja ogah, ogah banget malahan. Pikir Fauzi.

"Gimana? Ke kantin bareng gak?" Ulang Siska saat Fauzi nggak ngejawab dia.

Fauzi mengangguk dan beejalan beriringan sama Siska. Fauzan? Ke kantin bareng temen yang laen.

Ini sudah minggu ke-tiga Fauzi pacaran sama Siska. Dan nanti, tepat saat akhir bulan, Fauzi bakalan mutusin si Siska. Ia nggak sabar akan hal itu. Dia sudah bosan sama Siska. Semenjak Siska pacaran sama dia, Siska jadi manja. Dan, jangan lupakan sifatnya yang sombongnya minta ampun itu. Sifat sombong Siska nggak berubah sedikitpun.

"Nanti tanggal 30, aku mau ajak kamu ke suatu tempat. Mau ngomong sesuatu." Ucap Fauzi setelah memesan makanan. Duduk berdua bersama Siska di tengah-tengh, jadi pusat perhatian, Fauzi paling kesel kayak gini nih. Gabisa nolak, sebenernya bisa sih Fauzi nolak. Tapi, ntar kalo dia cuek banget di awal, takutnya pas di putusin, Siska nggak nangis lagi. Dan Fauzi kalah taruhan.

"Ngomong apa? Kenapa harus tanggal 30? Kenapa nggak sekarang aja? Disini?" Tanya Siska beruntun. Bacot banget najis. Batin Fauzi.

Fauzi mengangkat kedua bahunya, "Gatau, liat aja entar." Ucapnya cuek. Sementara Siska hanya mengangguk-anggukkan kepala saja.

-----------------

WOHOOOOOOO...... HAI{}.

VOMMENT YAW.....

Acaa13

Kembar PlayboyWhere stories live. Discover now