Part 13 - Losing you (June)

1K 42 6
                                    

"Five, six, seven, eight," June berteriak-teriak dengan toa miliknya. Ia yang mempunyai ide seperti ini, jadi dia juga yang harus mengaturnya.

"David! Kau ke arah kanan, bukan kiri," protes June. Mengatur b-boy itu tidak gampang. "Nih," kata seseorang di balik punggung June. June menoleh ke belakang. Kebahagiaan datang secara tiba-tiba, mengubah moodnya yang sedang jelek itu.

"Kau?" tanyanya lalu memeluk pria itu. "Aku datang, sayang. Aku juga kan yang menciptakan lagunya? Aku harus melihatnya," kata Jayden. "Tapi kau tidak apa-apa? Kau kan beberapa hari lagi akan melakukan operasi?" tanya June bingung. Jayden sudah mendapat transplantasi tulang sum sum, jadi operasinya bisa di mulai beberapa hari lagi.

"Tidak apa-apa. Malah dokter yang menyuruhku untuk refreshing sebelum melakukan operasi. Aku bisa mati kebosanan di rumah sakit," katanya sambil menunjukkan wajah sedihnya. June langsung tertawa terbahak-bahak.

"Oke, guys. Take 10 minutes break," kata June lalu ia mematikan toanya. June dan Jayden (Kak April, Zach, dan Dennis) duduk di deretan sebuah kursi. "Aku butuh bantuanmu, June," kata Jayden tiba-tiba. "Aku butuh semangatmu," lanjutnya.

June menarik nafasnya dan membuangnya. "Kau harus kuat, Jayden," kata June. "Kau sudah tau tanggal pastinya kau akan operasi?" tanyanya. Jayden mengangguk. "lusa, 16 Juni, June," katanya. "Mungkin aku tidak bisa menontonmu secara live, tapi aku bisa menontonmu lewat video. Aku sudah menyuruh Zach merekamnya," kata Jayden sambil melirik ke arah Zach yang di balas dengan senyuman.

"Tapi kalau terjadi kegagalan saat operasiku," lanjutnya. "Aku akan..."

"Shhttt. Kau tidak boleh bicara seperti itu. Kau harus berani. Jayden yang aku kenal bukan orang yang pesimis, tapi orang yang optimis. Kau optimis akan mendapatkanku, dan sekarang kau mendapatkanku. Kalau kau optimis operasi itu akan berhasil, itu akan berhasil. Semua berasal dari sini," kata June sambil menepuk dada Jayden.

"Tapi kalau yang diatas berkehendak lain?" tanyanya lagi. June hanya terdiam. "Dia sayang sama anak-anakNya. Kalau memang kehendakNya kau tetap hidup, berarti dia masih punya sesuatu yang kau laksanakan," katanya. "Aku tahu," jawab Jayden. "Aku lebih baik pulang ya," kata Jayden. "Tidak. Kau harus di sini, menemaniku sampai akhir latihan," katanya. "Ini permohonanku yang terakhir," sambungnya saat Jayden hendak protes. Akhirnya Jayden menurut dan tetap pada tempatnya.

"Ayo kita lanjutkan," kata June dengan toanya. Melihatnya menari, itulah yang menenangkan jiwaku, batin Jayden dalam hati. Kalau Kau memang berkehendak, biarlah ini menjadi tarian terakhir yang bisa aku lihat.

''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

Jayden POV

"Kau siap, Jayden?" tanya mama. Aku mengangguk. Hari ini hari dimana aku operasi. June masih sibuk dengan latihannya karena hari ini adalah gladi resik terakhir. Ia akan di sana sampai aku selesai.

"Ma," panggilku sebelum aku keluar dari ruangan. "Titip ini ya. Tolong jaga June baik-baik. Mama harus make sure June melakukan apa yang aku minta," kata Jayden lalu ia keluar ruangan.

Perjalanan dari kamar ke ruang operasi hanya memakan waktu 5 menit, tapi itu merupakan waktu terlama yang pernah aku alami. Segala sesuatu seperti di set menjadi slow motion. Aku dipindahkan dari kasur kamar ke kasur operasi yang higienis. Aku dibius total.

"Cobalah pejamkan matamu dan coba tidur. Itu akan lebih baik," kata Dr. Gerald yang akan mengoperasiku setelah badanku di miringkan. Obat bius itu memejamkan mataku. Aku seperti dibawa ke dunia alam sadar.

Yang pertama kali kulihat adalah Zach. "Kau harus kuat, Jade. Ingat June. Dialah yang menjadi alasanmu untuk kuat selama ini. Aku janji. Apabila kau berhasil, aku akan mengadakan pesta 7 hari 7 malam tanpa berhenti," katanya lalu ia tertawa. "Aku tidak tahu apakah aku kuat atau tidak, Zach," kataku lirih. "Kau pasti bisa," setelah itu, Zach menghilang di telan kegelapan.

Months of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang