Part 2 - Miss July

1.6K 57 0
                                    

Back! maaf kalo dikit :D

'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

Author POV

*Flashback*

2 tahun yang lalu...

"Ma! Ada konser balet. Nana mau nonton," ucap gadis itu sambil merengek-rengek. "Iya, sayang. Sabar sebentar," kata mamanya. "Jade, urusi adikmu dulu," suruh ibunya itu. "Okay, mom," kata Jade sambil membawa adiknya jalan-jalan.

Mereka sekarang berada di suatu aula sekolah yang cukup besar. Duduk manis sambil menunggu kursi-kursi lain terisi. Aula ini keren. Semua dihiasi hanya dengan lampu neon kecil, tidak ada lagi. Lampu-lampu itu menggambarkan seorang penari balet yang sedang menari. Posisi Jade saat itu memang pas. Di tengah. Tapi ia tidak bisa melihat penari-penari itu dengan jelas.

"Selamat malam, hadirin-hadirin sekalian. Selamat datang di Konser Ballet tahunan kali ini. Ya! Selamat menikmati penampilan Nutcracker kami!" lalu tirai itu terbuka. Duduk seorang gadis, remaja tepatnya, di sebuah kursi besar. Di sampingnya, adik laki-lakinya itu sedang bermain. Gadis itu menjadi daya tarik sendiri. Namanya Clara. Gadis dengan dress berwarna broken white, serta sepatu balet berwarna pink muda. Wajahnya yang cantik sangat cocok dengan warna pakaiannya. Ia terlihat menari-menari dengan bonekanya, berputar, dan lain-lain. Pandangan Jade tidak bisa lepas dari gadis itu.

Dari awal sampai akhir lagu, Jade terus memperhatikan keindahan gadis itu. Tariannya yang halus, tapi indah, sudah memukau pandangan Jade. Saat acara selesai, Jade memberanikan diri kebelakang panggung. Gadis itu gampang di cari karena bajunya yang sangat unik. Entah kenapa, Jade tidak bisa bergerak saat sudah di depan pintu penari-penari lain. Mengurungkan niatnya, lalu ia pulang.

Semenjak itu........ Jade selalu datang apabila ada konser menari.

*Flashback End*

"Kakak! Aku bakal ikut konser tari! 2 bulan lagi kok! Kakak datang ya!" teriak Natal dari dalam kamarnya. "Iya, Natal. Kakak pasti datang kok!" kata Jade sambil mengelus rambut adiknya itu. "Oh iya. Guru baruku cantik loh! Kayak pemain nutcracker yang waktu itu. Tapi sekarang dia lebih tinggi, kak! Wajahnya juga sedikit berbeda," kata Natal polos. "Nanti pas konser, kenalin kakak ya," kata Jade tersenyum. "Oke kakak!" jawab adiknya sambil meninggalkan Jayden.

''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

Author POV

"Anak-anak, bapak punya kejutan!" kata pak Marko sambi menunjukkan muka bahagianya. "Apaan, pak? Ulangan mendadak lagi? Atau undangan pernikahan bapak?" tanya Gunawan yang spontan langsung menimbulkan tawa sekelas. "Tidak. Hari ini akan ada anak baru. Ayo, nak!" panggil pak Marko dari dalam.

Dari sana, muncul seorang gadis cantik. Roknya yang jauh di atas lutut, lengan baju yang di gulung asal, serta kancing baju sekolah yang dikenakannya dibuka sedikit karena dadanya yang besar, langsung menggoda iman laki-laki. "June, lo bakal ada saingan," bisik Gunawan yang duduk di samping June. "Kalo kayak gini, gue ngalah Gun," kata June.

"Nama saya Amy. Amy Amelia Tratsono. Saya pindahan dari Jepang. Salam kenal," katanya sambil menunduk membuat "belanda"nya terlihat jelas. "Kamu bisa duduk di depan June, Amy," kata pak Marko sambil menunjuk ke arah kursi di depan June. Great, pikir June kesal.

'''''''''''''''''''''''''''''''''''''

Selesai mengajar, June berlatih sendiri sebelum les dimulai. Mumpung ruangan kosong, pikirnya. June memutar lagu Nutcraker itu. Ia mendapat peran jadi Clara lagi. Clara tidak sepenuhnya berlatih. Ia hanya membiarkan kakinya menari sesuai iringan lagu. Setelah lagu selesai, seseorang bertepuk tangan. Clara kaget. Di lihatnya seorang pria berbadan tinggi itu, Thomas. "Tamy! Sejak kapan berdiri di situ?" tanya Clara sambil mematikan lagu.

"Dari awal lagu, Clara. Tarianmu tetap indah seperti dulu," kata Tamy sambil tersenyum. Wajah June memerah. "Thank you," kata June. "Makan yuk! Hari ini kelas diundur. Aku punya waktu satu jam sebelum kelas di mulai," ajak June. "Boleh saja," kata Tamy. June mengganti sepatunya dengan flat shoes yang dibawanya lalu pergi makan.

"Ju, gue punya temen. Baru datang dari Jepang sih," kata Thomas saat mereka sedang makan Pizza. "Oh ya? Tadi temen gue juga ada yang datang dari Jepang. Murid baru," kata June. "Siapa? Siapa tahu gue kenal," kata Thomas sambil mengunyah makanannya. "Amy Amelia. Lucu ya?" tanya June. Kali ini ia mata mereka bertemu.

"Lo kenapa, Tam? Kok kayak takut gitu?" tanya June saat melihat pupil mata Thomas membesar. "Gak apa-apa. Udah. Ayo makan. Nanti lo telat ngajar," kata Thomas lalu mereka melanjutkan makan malamnya.

-----------

"Kak Ju!" panggil Natal. "Nanti kakakku akan datang ke konser kita!" teriak Natal bahagia. "Oh ya? Bagus dong! Bisa lihat princess ciliknya nari," kata June sambil tersenyum. "Iya kak. Katanya, dia mau kenalan sama kakak. Boleh ya?" tanya Natal memelas. "Iya, Natal. Tenang saja," ucap June sambil mengelus rambut Natal halus. "Nanti aku dapat peran apa, kak?" tanya Hanny. "Semua akan dapat peran peri permen. Makanya, kalian belajar yang pintar ya!" kata June kepada semua muridnya. "Baik, kak!" lalu mereka berlatih.

'''''''''''''''

"Lo gak capek, June?" tanya Pamela sehabis June mengajar. "Capek sih, tapi kalau sudah nari, kaki gue gak bisa berhenti!" kata June. "Habis ini lo ada latihan lagi kan sama miss Lita? Lo jadi apa?" tanya Pamela sambil terus mengetik. "Gue jadi Clara lagi, Pam," kata June sedih. "Lo kenapa? Bosen jadi Clara? Atau lo mau jadi nutcrackernya?" goda Pamela. June hanya bisa tersenyum. "Bukannya gue bosen jadi Clara. Gue pengen coba tarian lagi. Bosen kan kalo mainin Nutcracker versi clasic terus? Gue mau bikin sesuatu yang baru. Biar diminati banyak orang," kata June sambil senyum-senyum. "Mungkin ada sedikit jazz, modern dance, atau kontemporer?" kata June sambi senyum-senyum.

"Ide yang bagus, June. Mungkin tahun depan akan kita adakan seperti itu," kata miss Lita. June langsung kaget. Ia tidak menyadari kedatangan miss Lita yang ternyata sudah mendengarkan ocehannya. Pipi June langsung merona. "Ayo, masuk kelas. Fokus pada Clasic Nutcracker kita," kata miss Lita sambil mengajak June masuk. Pamela mengedipkan sebelah matanya, tanda ucapan selamat.

"June?" panggil miss Lita. "Ya?" jawab June sambil duduk di samping miss Lita saat kelas selesai. "Aku memikirkan perkataanmu tadi. Mungkin kita bisa mencobanya walau terlalu berisiko," kata miss Lita. "Benarkah?" tanya June dengan wajah berseri-seri dan langsung di jawab dengan anggukan kepala miss Lita. "Thank you, miss!" kata June sambil memeluk gurunya itu. "Tapi ada syaratnya..."

'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

"Please, Tam! Kali ini aja!" pinta June di telepon. "Gak. Gue udah berhenti, Ju," kata Thomas dari seberang sana. "Lo mau hancurin karir gue yang udah gue bangun selama 10 tahun? Ayolah!" kata June memelas. "Gue udah gak bisa, June. Hargain gue juga," kata Thomas. "Tapi gue punya kenalan yang mungkin bisa bantuin lo," kata Thomas. Wajah June langsung berseri-seri. "Benarkah?" tanya June bahagia. "Iya, sweetie. Nanti pas konser, gue bawa deh!" kata Thomas. "Oke!"

Months of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang