Part 8 - January Proposal

1K 46 0
                                    

Ledakan kembang api mulai mengisi langit biru tanpa bintang itu. Biru, pink, kuning, hijau, ungu, merah, dan warna-warna lain menghiasi langit. "Gak nyesel lo ngajak gue ke sini, Jade!" puji June. Kepalanya masih memandang langit itu.

"June," panggil Jayden. June menoleh dengan senyumnya yang lebar. Pandangan mata June berubah saat melihat mata Jayden. Jayden mendekat dan terus mendekat. June bisa merasakan nafas Jayden yang berhembus mengenai wajahnya.

June hanya menutup mata. Ia ingin menikmati semuanya, tanpa penolakan. "Happy new year, June," kata Jayden lalu bibir mereka bertemu.

June membalas ciuman Jayden. "Happy new year too, Jade," kata June di sela-sela ciuman panas mereka. Mereka berhenti karena kehabisan nafas. "New year kiss," kata Jayden lalu mereka tertawa gembira...

**

"Jade? Lo udah tidur belom?" panggil June dari luar kamar. "Belom. Masuk aja," balas Jayden. Jayden sedang sibuk dengan PSPnya. "Gue gak bisa tidur," kata June sambil duduk di samping Jayden.

"Lo tidur di sini aja. Nanti gue tidur di kursi," kata Jayden sambil memberhentikan permainannya. "Gue gak keberatan kok kalo lo mau tidur seranjang sama gue," kata June sambil memandang wajah Jayden. Seranjang? Gue gak salah denger? GUE MAU!

"Oke," jawab Jayden lalu ia masuk ke dalam selimutnya. "Good night, Jade," bisik June lalu menaruh kepalanya di bahu Jayden. "Good night too, June," kata Jayden lalu mengecup puncak kepala June lembut.

***

"Ayo semuanya!" kata Jayden dengan pengeras suaranya. "Ayo June! Yang semangat!" kata Jayden sambil menyemangati June yang sedang menari. June hanya tersenyum tipis 

Hari ini hari pertama gladi resik sebelum konser itu di mulai. June harus menempuh 1 jam perjalanan hanya untuk sampai di Gedung Kesenian Jakarta. Menciptakan 4 tarian yang berbeda itu tidak mudah. Apalagi kostum berwarna-warni yang harus dipinjam June hanya untuk mendukung penampilannya. Sungguh susah!

"Aww!" pekik June pelan. Tali sepatu June terbuka dan ia terinjak dengan talinya sendiri. June langsung segera mengikat tali sepatunya. Tiba-tiba, seseorang memberi tangannya untuk membantu June berdiri. June membalasnya lalu ia berdiri. 

"Lo pacarnya Jayden ya?" tanya orang itu. June hanya memandangnya bingung. "Oh berarti bukan. Gue Hosea," kata orang itu lalu berjabat tangan dengan June. "Junera," kata June sambil tersenyum. "Lo jadi apa?" tanya June bingung. "Gue bagian multimedia. Lo?" tanyanya balik. "As you can see, I'm a dancer," balas June. "Okay. Good luck for today!" kata Hosea lalu ia pergi meninggalkan June.

Itu si Hosea ngapain ngedektin calon cewe gue? Wah. Harus cepet, pikir Jayden yang sudah melihat daritadi.

**

"Jayden! Makan yuk!" ajak June saat sedang istirahat. "Gue lagi sibuk," kata Jayden singkat. Jujur, dia masih cemburu. "Ayolah Jayden," kata June sambil memeluk Jayden dari belakang. "Lo makan sama Hosea aja sana," kata Jayden ketus.

"Lo kenapa sih?" tanya June bingung lalu ia melepaskan pelukannya. Jayden yang sedang fokus dengan tabletnya langsung menengok ke arah June. Bukan ketakutan, tapi malah amarah yang dilihat June dari mata Jayden.

"Harusnya gue yang tanya. Lo kenapa? Kenapa lo deketin Hosea? Kenapa lo dengan senang hati mau pegangan sama Hosea? Sedangkan sama gue? Gue harus nunggu berapa lama baru bisa pegang tangan lo?" tanya Jayden sambil berdiri.

"Dia cuman bantuin gue! Tadi gue jatuh dan lo sama sekali gak perhatiin gue. Hosea doang yang perhatiin gue! Lagian gue pegang tangan dia cuma buat salaman! Dia ngajak kenalan! Gue gak akan pernah ngebuka hati gue buat orang lain kecuali lo, Jade! Gue cuman buka hati gue buat lo! Itu alasan gue kenapa gue gak mau deket sama cowo. Karena gue pernah disakitin. Tapi sejak ketemu lo, gue mau berubah! Gue gak mau jadi June yang sama kayak dulu. Gue hiks.. Mau belajar.. hiks.. buat buka hati gue sama orang yang hiks.. gue sayangin... Tapi orang itu hikss.. gak pernah peka hiks.." June kali ini sudah menangis.

Jayden kaget mendengar perkataan June. Jadi June selama ini punya perasaan ke gue? "June, maafin gue ya. Gue gak tau kalau lo pernah disakitin. Gue ambil kesimpulan secara sepihak doang. Maafin gue ya.. Udah. Lo jangan nangis lagi," kata Jayden sambi memeluk June.

Tangisan June makin menjadi-jadi. "June. Berhenti dong nangisnya! Tadi gue bentak lo gara-gara gue cemburu sama Hosea. Udah dong! Gue mau deh makan bareng sama lo," kata Jayden sambil menatap mata June. June perahan-lahan berhenti menangis lalu mereka makan bersama...

'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

"Ini dia! Persembahan terakhir dari Jayden. Mari beri tepuk tangan yang meriah!" kata pembawa acara yang bernama Garry itu. Jayden yang sudah siap dengan pakaian lengkap (jas, kemeja, dasi, dan celana) itu. Jayden duduk di depan piano berwarna putih, dan memposisikan mic-nya.

"Kepada Junera, boleh naik ke atas panggung?" tanya Jayden dengan mic-nya. June naik masih dengan pakaian balet yang terakhir digunakannya.

"Lagu ini saya persembahkan untuk Junera," kata Jayden sambil tersenyum. Wajah Junera sudah seperti tomat! Tapi ia tetap tidak beranjak dari tempatnya.

Mataku melihat dirimu

Tersenyum dari kejauhan

Apakah dirimu memperhatikanku?

Ku ingin berkenalan denganmu

Rasanya telah sekian lama

Sejak pertama kita jumpa

Kini ku denganmu, akan bersama

Menjaga dirimu selamanya

Bersamamu kurasa bahagia

Bersamamu slalu kukan setia

Bersamamu kan ku rengguh

Dirimu dalam pelukku

Selamanya.. Ku kan setia..

Bersamamu

Lagu itu dinyanyikan oleh Jayden. Lagu ciptaannya sendiri, yang telah ia pikirkan selama lebih dari satu bulan itu, berhasil memikat hati penonton dan June. June hanya memasang wajah kaget saat Jayden mendekatinya.

"Junera, kau ingat kan? Kertas yang ada di botol itu ada berapa. Kau boleh menyebutkannya?" tanya Jayden lalu memberikan mic kepadanya. June mengangguk. "Ada 9 dan kau bilang seharusnya ada 10," kata June. Jayden memberikan gulungan kertas yang terakhir. "Bacalah dengan kencang," kata Jayden. "I Love You," kata June.

June kaget saat Jayden berlutut di hadapannya, memegang sekotak cincin di tangannya. "Junera, kau mau kan menjadi pacarku?" tanya Jayden. June yang tidak tau harus berkata apa, hanya mengangguk sambil menahan tangisannya. Tangis bahagia!

Jayden mengambil tangan kanan June dan menaruh cincin itu di jari tengah gadis itu. Tepuk tangan meriah langsung memenuhi seluruh GKJ. "Oke! Terima kasih untuk semua orang yang sudah hadir dan menikmati acara kali ini. Saya sebagai MC mohon maaf apabila ada kesalahan kata yang kurang berkenan. Saya mohon maaf sebesar-besarnya. Terima kasih!" kata Garry.

"Kamu gak bilang kalau mau nembak aku hari ini?" tanya June bingung sekaligus bahagia di dalam pelukan Jayden. "Kalo aku bilang, gak seru dong!" katanya sambil mencubit hidung June pelan. "Iih! By the way, itu lagu kamu bikin sendiri?" tanya June yang langsung di jawab dengan anggukan kepala Jayden. "Gimana? Bagus gak?" tanya Jayden sambil menepuk-nepuk dadanya.

"Bagus deh!" kata June sambil mengecup pipi Jayden. "Pulang yuk! Aku ngantuk nih!" kata Jayden lalu ia menarik tangan June.

'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

"Kenapa lo, June? Tiba-tiba senyum-senyum gitu. Lo mabok ya?" tanya April pada adiknya yang baru pulang itu. "Iya nih, kak! Mabuk cinta!" kata June sambil duduk di samping kakaknya. "Kenapa? Pasti lo baru di tembak," tebak April. "Tuh tau. Jayden nembak gue!" kata June. "Terus?" tanya April makin penasaran. "Ya gue terima. Gak enak kan kalo nolak di depan 1000 orang?"

"Tapi lo beneran suka gak sama dia?" tanya April. "Lo gak bisa terima gara-gara terpaksa loh."

"Gue beneran suka kok! Kalo engga, kenapa gue bahagia kayak gini?" tanya June.

___________________________________________________________

Untuk lagu yang terakhir, itu gak akan ada di Youtube atau semacamnya karena itu murni buatan teman saya. Jadi, gak usah di cari XD Thanks for reader and vote! God bless you!

Months of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang