Part 1 - June Memories

8.1K 96 10
                                    

Annyeonghaseo! Gagal bikin cerita romance yang kedua kalinya, ini cerita saya yang ketiga. D'X Kalo lama, maafkan saya ya! Lagi sibuk dengan UAS dan class meeting. Enjoy!

 **************************************************************************************************

Author POV

18 Juni.....

"Happy birthday to you. Happy birthday to you. Happy birthday, happy birthday. Happy birthday to you!" 

Sorakkan gembira spontan memenuhi aula hotel mahal itu setelah lagu tersebut berakhir. 

"Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga! Sekarang juga, sekarang juga.." lagu tersebut dinyanyikan. 

"Make a wish!" teriakkan itu terdengar di hampir seluruh isi ruangan, tak menentu. Gadis itu menutup matanya, make a wish, dan meniup 17 batang lilin yang ada dihadapannya.

Gadis itu bernama June. Ia sudah genap berusia 17 tahun hari ini. Berbalut gaun berwarna biru langit membuatnya terlihat mencolok. Teman-temannya memberi ucapan selamat, bahkan kakak perempuannya, April, datang jauh-jauh dari Amerika untuk merayakan ulang tahun adiknya itu.

"Happy birthday, my sister!" ucap April sambil menampilkan senyumnya yang indah. 

"Thanyou so much! I thought you were not going to come today! I miss you!" pekik June. 

"Me too, sweetheart," balas kakaknya. 

June dan April hanya berselang 3 tahun. Kakaknya itu sudah kuliah di Amerika tahun lalu. Banyak orang yang bilang kalau wajah mereka mirip. June dan April memang keturunan Amerika. Ibunya yang berasal dari negeri seberang itu menurunkan kecantikannya pada kedua buah hatinya itu.

"So, kamu masih sama b-boy itu?" tanya April tanpa basa basi. June hanya bisa menghela nafas. 

"He is a playboy," jawab June singkat. June kenal penari b-boy itu di tempat les tari. Walaupun umurnya masih 16 tahun, June sudah menjadi guru balet di tempat tari itu. Swan Dance Course atau SDC merupakan salah satu sanggar tari ternama di Jakarta.

"Makan ice cream yuk!" ajak June. "Dasar kamu. Tetap aja sama. Masih kayak anak kecil," goda kakaknya itu. June memasang puppy eyesnya. Gotcha! "Oke. Gak usah sok memelas. Ayo," ajak April.

"Maaf, mba. Tapi ice creamnya sudah habis," kata pelayan itu sambi membereskan tong-tong ice cream. "Itu apa?" tanya June sambil menunjuk semangkuk ice cream mint chocolate chip yang tidak tersentuh. "Oh itu. Itu sudah ada yang pesan tadi. Orangnya pergi ke toilet sebentar," jawab pelayan itu. "Kasih aja pak. Mumpung dia lagi ulang tahun," kata laki-laki itu dari belakang June. Suaranya tidak asing, pikir June. Ia memutar badannya. Terpampanglah sebuah dada bidang yang dibalut dengan kemeja hijau toska. Wow. June hendak melihat siapa pemilik suara tersebut, sampai matanya terkunci pada mata hijau laki-laki itu.

"Tamy!" pekik June kegirangan. "Juju," jawab orang yang bernama Tamy itu. Aslinya sih Thomas. "Where have you been? Gue kangen sama lo!" kata June sambil memeluk Thomas kangen. "I miss you too, Juju," balasnya.

"Kenapa lo gak bilang kalo mau datang?" tanya June kesal. "Gue kan mau bikin surprise, sweetie," jawab Thomas.

Dirrrrrrrrtttttttt.......... Diirrrrtttttttt...

"Sorry, Ju. I have to take this," kata Thomas sambil pergi meninggalkan June.

''''''''''''''''''''''''''''''''''''''

Di lain tempat..............

"Bangun, Jade. Sudah pukul 8 malam. Dasar pemalas. Ini kan hari ulang tahunmu. Masa kau mau terus-terusan menatapi nasibmu seperti itu? Adikmu saja sudah bangun dari jam 6 tadi!" tanya Susan, ibu Jayden. "Mom. I'm tired," jawab Jayden sambil bermalas-malasan. "Okey. Mobil sport barumu Mom jual saja, ya," goda mamanya. Jayden langsung bangkit, berlari kearah kaca besar yang berada disamping ranjangnya, lalu melompat kegirangan. Mobil idamannya itu sekarang berada di hadapannya. Mobil sport hitam. "Thank you mom! I love you so much!" teriak Jayden sambil mencium pipi ibunya kilat. Susan hanya bisa memutar bola matanya.

Months of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang