Chapter: 16A (Naruto in the chaos)

11.7K 653 229
                                    

WARN: Aooo, ketemu lagi sama Taz. Huff, lagi-lagi chapter ini dibuat jadi dua tahap. Kenapa? Soalnya kebanyakan dan Taz harus pangkas jd dua bagian. Terus lagi, chapter 16 ini bisa diibaratin chapter 16A nya kayak soal, terus 16B itu jawabannya. Jadi, kemungkinan bakal banyak pertanyaan di chapter 16A dan selama yang reader tanya akan dijawab di chapter 16B. Terutama pertanyaan: KENAPA NARUTO BISA MELEPAS KACAMATANYA DAN TERLIHAT SANTAI TIDAK MEMAKAI KACAMATA?! Itu sudah masuk ke dalam alur cerita ini. Yaaaaaaa, untuk kisi2nya, mungkin harus ingat kata seseorang di chapter awal #plak.

Okelah, daripada banyak bicara lagi. Kita langsung aja masuk ke dalam ceritanya! Cekidot!

Bunyi ketikan keyboard dan halaman buku yang dibuka terdengar dari dalam perpustakaan tersebut. Di ujung salah satu loker buku terdapat seorang pemuda yang sedang duduk di hadapan meja segi empat—panjang. Ia bukanlah pemuda kutu buku, atau petugas perpustakaan. Ia berada di tempat ini karena tuntutan tugas yang memintanya untuk datang ke tempat ini dan mencari sumber referensi.

Sang pemuda baru saja menghela nafas lelah, ketika sosok pemuda lainnya menghampiri dirinya dengan membawa buku dengan halaman yang tebal.

BRUK!

Fugaku yang sedang membaca buku mengadahkan kepalanya. Ia menatap sahabatnya—Minato—yang baru saja memasuki perputakaan, berdiri di hadapannya, melempar buku tebal ke hadapan Fugaku dengan raut wajah kesal. Dari cara Minato bersikap, sepertinya tidak ada kata 'baik-baik saja' di dalam kehidupan Minato sekarang ini. Namun, apa yang membuat sahabatnya ini kesal? Tidak biasanya sang sahabat berwajah kesal, dan uring-uringan seperti ini.

"Ada apa, Sobat?" tanya Fugaku, penasaran dengan sikap Minato.

"Apa kau melihat si bodoh itu?" tanya Minato, dengan wajah memerah karena menahan emosi.

"Bodoh? Siapa yang bodoh?" tanya Fugaku, tidak mengerti dengan pertanyaan Minato.

"Si Kushina. Teman baikmu itu," ujarnya, ketus sekali.

Fugaku berpikir sejenak. Sebenarnya Kushina bukanlah teman baiknya saja, melainkan teman baik Minato juga. Lalu, kenapa Minato berkata seketus ini mengenai salah satu sahabatnya? Fugaku menatap Minato dari atas hingga bawah, kemudian kembali menatap wajah Minato. Dari gerak-gerik Minato, terlihat sekali Minato sedang sangat emosi dan siap meledakan emosinya kapanpun itu.

"Hei, Kushina tidaklah bodoh. Kenapa kau mengatainya seperti itu? Apa masalahmu dengannya?" tanya Fugaku. Tidak bermaksud menyulut emosi Minato, tetapi dia tidak suka saja Kushina dihina seperti itu, walaupun oleh sahabatnya sendiri.

Minato menarik kursi, dan mendudukan bokongnya pada kursi tersebut. "Pada pembagian nama kelompok di mading praktikum, dia tidak menuliskan namanya di kelompok kita," lapor Minato yang bertugas sebagai salah satu ketua kelompok di semester praktikum sekarang. "Dia menuliskan namanya di kelompok orang lain."

Fugaku mendengus geli, ketika mendengar laporan Minato. "Lalu, apa masalahnya? Mungkin saja Kushina ingin meganti suasana atau memperbanyak temannya," ujar Fugaku, tidak mengerti dengan ucapan Minato.

"Tidak ada masalah. Hanya saja, dia seperti menjauh dari kita, dan itu sangat menyebalkan. Memangnya siapa dia bisa bergonta-ganti kelompok seperti itu," Minato semakin ketus. Ia membuka buku di hadapannya dengan kasar.

Fugaku menggeleng. "Kau takut, sekaligus cemburu?" gumamnya.

"Apa maksudmu?" suara Minato menajam. Ia menatap Fugaku dengan sinis.

Fugaku membalas tatapan Minato. Sebagai seorang Uchiha, ia tidaklah pernah terusik dengan aura intimidasi orang lain, apalagi sahabatnya sendiri. "Kau tidak suka bukan jika Kushina tidak memperhatikan dirimu?"

Wow, because You are Naughty-Naughty! [WIP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang